H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Kamis, 05 Juli 2012

BAUT DALAM BANGUNAN


BAUT DALAM BANGUNAN

Penggunaan kayu sebagai konstruksi bangunan,terdapat penggunaan alat-alat sambung mekanis yang digunakan sehingga sangat membantu dalam kontruksi perumahan . Berikut meru[akan data table gaya tarik baut yakni :
Cincin penutup (washer) digunakan agar kepala baut atau mur tidak masuk  ke dalam kayu ketika baut dikencangkan.  Penentuan nilai rancangan yang  diizinkan tidak memperhitungkan washer.  Semua mur harus dipasang dengan kencang kemudian dikencangkan lagi setelah kayu mencapai kadar air  keseimbangannya.   Kualitas sambungan dengan baut dipengaruhi oleh kualitas kayu dan baut  yang digunakan (Soltis, 1999).  Sementara itu Faherty (1997) menyatakan  beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam sambungan kayu dengan baut ini  adalah beban pada baut, kualitas lubang baut, beban yang diizinkan, penempatan,  bidang bersih dan penyesuaian untuk nilai yang diizinkan.

1.      Beban yang diizinkan : Nilai rancangan yang diizinkan untuk beban lateral  telah disusun dalam suatu bentuk tabel baik untuk sejajar maupun tegak lurus  serat dalam sambungan geser tunggal.  Nilai yang terpisah diberikan untuk  pembebanan elemen utama atau penunjang tegak lurus serat termasuk nilai Z2-  yang diaplikasikan ketika kedua elemen dibebani tegak lurus serat.  Nilai yang diizinkan untuk sudut beban antara 0o (sejajar serat) dan 90o  (tegak lurus serat) dapat diperoleh dari nilai sejajar dan tegak lurus dengan  menggunakan rumus Hankinson atau nomograf Scholten. 
Plot nilai yang  diizinkan (sejajar dan tegak lurus serat) untuk dua ukuran baut dalam sambungan  tiga elemen (geser ganda), menunjukkan nilai yang meningkat secara proporsional  dengan ketebalan elemen utama dan penunjang sampai  mencapai nilai  maksimum.  Jika elemen kayu yang disambung berbeda jenisnya, nilai rancangan  yang diizinkan dipilih berdasarkan jenis dengan kekuatan sangga yang terkecil.  

2.      Penempatan : Dalam menempatkan baut, perlu mempertimbangkan jarak  ujung, jarak tepi/pinggir, spasi dalam baris dan spasi antar baris.  Perlu juga  menentukan penempatan baut pada arah sejajar dan tegak lurus serat dan  mempertimbangkan beban pada suatu sudut terhadap serat.  NDS memberikan  nilai untuk spasi ketika beban yang diberikan sejajar maupun tegak lurus serat.   Kebanyakan nilai jarak berdasarkan diameter baut (D) dan diberikan dari tengah  ke tengah lubang baut.

3.      Bidang bersih :  Elemen harus diperiksa untuk kapasitas pembawa beban pada bidang bersih kritis dari sambungan.  Bidang kotor dari elemen harus  dikurangi untuk lubang.  Pada elemen tegangan dan tekanan, area bersih yang  diperlukan (in2) ditentukan dengan membagi beban total yang diteruskan melalui  bidang bersih kritis dengan tegangan rancangan yang diizinkan untuk jenis dan  mutu bahan yang digunakan.  


4. Penyesuaian untuk nilai yang diizinkan : Penyesuaian harus mempertimbangkan:
-  Lama atau durasi beban 
-  Kondisi kadar air dalam pemakaian 
-  Suhu kayu dalam pemakaian 
-  Faktor aksi grup 
-  Perlakuan bahan penghambat api 
-  Geometri penempatan baut 

PENUTUP
            Rumah konstruksi kayu adalah bangunan rumah dengan menggunakan sistem struktur rangka pemikul dari bahan kayu. Biasa disebut sebagai rumah kayu, ciri-cirinya yaitu seluruh komponen balok dan kolom serta dinding yang digunakan adalah kayu. Rumah dengan struktur rangka kayu harus menggunakan sambungan-sambungan takik yang dikencangkan dengan menggunakan paku minimal 4 buah. Panjang paku yang digunakan minimal 2,5 kali tebal kayu yang terkecil. Apabila struktur kayu ini memikul beban berat (seperti struktur kayu untuk bangunan gudang atau garasi kendaraan), maka sambungan kayu harus dikencangkan dengan menggunakan baut berdiameter minimum 10 mm. Semua kayu yang digunakan harus kering dan bila perlu diawetkan sesuai dengan persyaratan pengawetan kayu.

Saat ini banyak material yang dikembangkan untuk menjadi alternatif pengganti kayu seperti aluminium, kusen beton, gypsum, kusen UPVC yang mendekati bentuk dan penampilan kayu untuk kusen pintu dan jendela luar. Sebetulnya kayu memiliki Keunggulan dibanding dengan material lainnya yaitu tampilan natural yang disukai dari kayu, material kayu banyak yang kuat menurut jenisnya seperti kayu jati, kaper, atau ulin, melalui proses pengovenan yang baik. Kayu memang fleksibel untuk dirubah bentuknya sesuai desain, seperti bentuk lurus atau melengkung, dan dapat menahan panas atau dingin dari luar ruangan. Sedangkan kerugian kayu antara lain mudah dimakan rayap, perawatan secara berkala dengan cat atau coating agar tetap awet, dan menyerap air sehingga menyebabkan volume kayu dapat berubah-ubah. Akibatnya pintu atau jendela sulit dibuka karena salah satu sudutnya memuai. 

Kerusakan yang menyebabkab putusnya baut dari Grane Drott Cruz pacta dasarnya disebabkab oleh kelelahan (fatique) dari material baut akibat beban dinamis. Jenis kelelahan (fatique) yang terjadi tersebut adalah jenis low cycle fatique yaitu jenis kelelahan yang diakibatkan kelelahan yang disebabkan oleh tegangan yang besar. Hal ini ditunjukkan oleh bentuk permukaan patahan baut yang menunjukkan kondisi patah overload yaitu suatu kondisi dimana perambatan retak terjadi dalam waktu yang singkat dan akhimya dengan cepat diikuti oleh patah getas.

Kerusakan akibat kelelahan (fatique) pada baut tersebut dapat diawali atau dipercepat oleh : cacat manufaktur pada baut. Cacat tersebut berupa lipatanlipatan (laps) pada perrnukaan ulir dati baut yang teljadi ketika proses pengerolan ulir (thread rolling). Lipatan tersebut merupakan bagian logam yang tidak menyatu sehingga merupakan pusat retak awal. Disamping itu pada lipatan tersebut telah teljadi proses oksidasi ketika baut tersebut diberi proses perlakuan panas. Proses tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kekerasan atau kekuatan baut. Akibat proses oksidasi tersebut maka pada bagian lipatan mengalami proses dekarburisasi sehingga menimbulkan perubahan struktur mikro dari martensit temper menjadi fecit yang kasar dengan kekuatan yang rendah. ini berarti proses dekarburisasi dapat menurunkan kekuatan baut lebih jauh terutama dibagian lipatan sehingga kerusakan karena kelelahan dapat dipercepat.


DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kehutanan. 2008. Pemanfaatan Kayu. Jakarta.

Haygreen, J. G. dan J. L. Bowyer. 1982. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu, Suatu Pengantar. UGM – Press. Yogyakarta.

Pandit dan Ramdan. 2002. Anatomi Kayu. ITB : Bandung

Setiadi, A dan Sofyan, K. 2010. Sifat Kimia Beberapa Jenis Kayu. Teknologi Hasil Hutan Fahutan. Fakultas Kehutanan IPB.

Sjostrom, E. 1981. Kimia Kayu Dasar-dasar dan Penggunaan Edisi 2 (Terjemahan). Yogyakarta. Gadjah Mada Universuty Press.

Tsoumis, G. 1976. Kayu Sebagai bahan Baku. Proyek Penterjemahan Literatur   Kehutanan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Yap KHF. 1984. Konstruksi Kayu. Binacipta. Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar