KLASIFIKASI LIMBAH DALAM INDUSTRI
GERGAJIAN (Studi Kasus Industri U. D. Bintang
Terang Kabupaten Deli Serdang)
Dosen Pembimbing Kuliah :
Irawati Azhar,
S.Hut, M.Si
Disusun Oleh :
Kel. III
THH
Ori Yani Yunilda Siregar 081203001
Marcelila
Medynda 081203006
Lensi Mian Sinaga 081203024
Joapri S Saragih 081203027
Hendra Putera Tambunan 081203033
Ditha Dwi Cahya 081203041
Friska Evalina Br Ginting 081203048
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk
dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat
yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu
untuk suatu tujuan pemakaian memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat kayu.
Sifat-sifat ini penting sekali dalam industri pengolahan kayu sebab dari
pengetahuan sifat tersebut dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam
penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan penggantian
oleh jenis kayu lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat
(Risnasari, 2008).
Penggergajian adalah suatu unit kegiatan yang merubah log menjadi kayu
penggergajian dengan menggunakan alat utama gergaji. Perbedaannya dengan
penggergajian kayu adalah alat yang digunakan. Gergaji adalah alat membelah dan
memotong kayu yang terbuat dari logam atau campuran logam yang bentuknya pipih
dan mempunyai gigi banyak (Harihastuti, 2007).
Selanjutnya
dapat diolah pada industri sekunder, di proses log yang bermutu rendah meskipun
hasilnya tidak banyak, bisa juga kualitasnya baik. Penggergajian merupakan
tahap pertama dalam urutan proses pengolahan kayu, kemajuan industri
penggergajian mendorong pertumbuhan industri kayu sekunder. Peningkatan
kapasitas rill salah satunya adalah kesempurnaan alat produksi dan keterampilan
pekerja. Alat produksi misalnya gergaji untuk itu diperlukan saw doctoring yang memadai (Ruhendi,
1986).
Tingkat kerusakan kayu yang dipungut
dan tegakan tinggal akibat kegiatan pemanenan cukup tinggi karena kurang
memperhatikan ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan. Sebagai contoh, dalam
kegiatan pemanenan masih meninggalkan kayu yang seharusnya masih dapat
dimanfaatkan (karena ukuran panjang dan diameter yang tidak sesuai permintaan)
dan juga kerusakan tegakan tinggal akibat tertimpa pohon yang ditebang. Hal ini
menyebabkan terjadimya limbah yang cukup besar dan merupakan indikasi
pemborosan sumberdaya hutan. Limbah yang terjadi dari pohon yang ditebang,
yaitu berupa kayu sampai dengan diameter 15 cm adalah sebesar 57%, sehingga
dolog yang dapat dimanfaatkan dari pohon yang ditebang tersebut hanya sebesar
43%. Bahri (2007) menyatakan bahwa
biomasa sisa pohon tebang yang berasal dari hutan alam yang
belum dimanfaatkan adalah sebesar 43,5% yang terdiri dari
tunggak, bagian atas bebas cabang, cabang dan ranting serta bontos kayu.
Limbah utama dari
industri kayu yang jelas adalah potongan - potongan kecil dan serpihan kayu
dari hasil penggergajian serta debu dan serbuk gergaji. Limbah tersebut sangat
sulit dikurangi, hanya bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin menjadi barang lain
yang memiliki nilai ekonomis. Limbah serbuk gergaji dan potongan kayu termasuk
dalam limbah organik yang mencakup lebih dari 50% dari total volume kayu yang
masuk ke pabrik furnitur (Nuryawan, 2008).
Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui klasifikasi
limbah yang dihasilkan oleh industri
penggergajian dan pengolahan
limbah tersebut.
ISI
Gambaran Industri U.D. Bintang Terang
Industri ini mulai berdiri sejak
tahun 2008 dan terletak di daerah Binjai Km 13,5. Nama industri
penggergajian ini adalah U.D. Bintang Terang. Industri ini sudah
bertahan selama 4 tahun dan berdasarkan besarnya industri ini dikategorikan industri sedang, memulai usahanya dengan
modal sendiri. Usaha ini lebih mengutamakan papan balok berbagai ukuran dan
sedikit membuat perabotan yang dibutuhkan masyarakat misalnya lemari, kursi,
dan lain-lain.
Bahan baku usaha ini dimulai dengan membeli
pohon-pohon buah yang dimiliki masyarakat sekitar yakni pohon Durian, Cempedak,
Lamtoro (petai cina). Apabila di sekitar Binjai tidak terdapat lagi pohon buah (hutan
rakyat) yang diinginkan ukurannya maka pemilik akan pergi ke daerah lainnya
untuk mencari bahan baku tersebut misalnya daerah sibolangit dan luar Sumatera
utara (Riau dan Pekanbaru).
Berdasarkan tipe gergaji utama
yang digunakan industri ini adalah band sawmill, pertimbangannya adalah
menggunakan alat ini lebih efisien, praktis , dan lebih mempersingkat waktu
dalam pembelahan atau proses produksi kayu. Berdasarkan cara produksi, industri
ini menggunakan service sawmill. Berdasarkan fungsi, industri ini tergolong
resawing, dan berdasarkan mobilitas industri UD Bintang Terang ini tergolong
permanen.
Proses
Produksi
Pada
proses pekerjaan kayu pada umumnya meninggalkan limbah kayu berupa serbuk kayu,
serutan kayu dan potongan-potongan kayu. Beberapa hasil studi tentang limbah
kayu, terdapat 8 – 13 % sebagai limbah kayu. Limbah kayu tersebut membutuhkan
tempat dan apabila semakin bertumpuk akan mengotori lingkungan. Untuk
penyelesaian kondisi tersebut pada umumnya dibuang atau dibakar dengan sia-sia.
Cara
pengelompokkan mesin ada 2 cara yaitu berdasarkan produk dan berdasarkan
proses. Berdasarkan produk, yaitu mengelompokkan mesin produksi dengan fungsi
yang sama, misalnya hasil produk berupa balok dihasilkan oleh satu mesin.
Sedangkan berdasarkan proses yaitu mengelompokkan mesin dilihat dari mesin
dengan fungsi yang sama, misalnya mesin yang berguna untuk mengamplas
dikelompokkan pada satu tempat (Daryanto, 1987).
Beberapa alat yang dipakai pada
industri kayu primer diantaranya gergaji belah dan potong dan mesin ketam/
serut (planner). Gergaji berfungsi membelah kayu atau log,
terdiri dari satu bilah gergaji lingkaran pada satu poros motor penggerak.
Sementara mesin ketam berfungsi untuk menghaluskan permukaan sisi kayu, poros
pisau terpasang horizontal dengan meja penghantar vertikal (Nuryawan, 2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar