H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Jumat, 03 Agustus 2012

Penggunaan Kayu sebagai Bahan Bangunan


PENDAHULUAN

Kayu untuk komponen bangunan dari hutan alam pasokannya semakin menurun sejalan dengan degradasi hutan dan kenaikan kebutuhan akan kayu. Beberapa jenis kayu rakyat yang berasal dari hutan rakyat maupun tanaman kebun, dapat dikembangkan untuk komponen bangunan baik struktural maupun bukan struktural. Kayu rakyat pada umumnya berdiameter kecil, dari jenis cepat tumbuh dan tidak mendapatkan perlakuan silvikultur seperti kayu dari hutan tanaman, sehingga sifat kayunya umumnya kurang baik dibandingkan kayu dari hutan alam bahkan dari hutan tanaman sendiri. Kayu rakyat dapat dimanfaatkan untuk komponen bangunan rumah, jembatan, kapal dan tiang listrik. Sortimen kayu rakyat yang ada di pasaran umumnya tidak sesuai dengan persyaratan SNI. Peningkatan mutu dapat dilakukan dengan meningkatkan efisiensi penggergajian, pengeringan, pengawetan dan membuat produk perekatan (Abdurachman, 2006).

Pembangunan perumahan, perkantoran dan sebagainya menunjukkan perkembangan yang pesat. Komponen bangunan terutama perumahan masih sangat tergantung dari kayu, terutama dari bentuk kayu gergajian spesifikasi khusus, baik berfungsi sebagai komponen struktural (memerlukan perhitungan beban) maupun non struktural (tidak memerlukan perhitungan beban). Beberapa komponen konstruksi bangunan perumahan yang dapat menggunakan kayu gergajian sebagai bahan, antara lainadalah sebagai berikut :
1.      Tiang pancang pada tanah di bawah muka air atau tanah terkena pengaruh air asin.
2.      Tiang pancang pada tanah di atas muka air dan kayu harus diawetkan secara khusus.
3.      Rangka, gording, usuk (kaso), tiang, balok, papan, kuda-kuda, balok plafon atau reng.
4.      Papan cucuran, papan lis atau papan atap lainnya.
5.      Kusen pintu dan jendela, daun pintu dan jendela, ambang atau bentuk sambungan lainnya.
6.      Konstruksi tangga (pegangan dan injakan tangga).
7.      Lantai biasa
8.      Lantai keras
9.      Papan dinding
10.  Kayu profil (moulding)
Kebutuhan kayu sebagai bahan baku untuk berbagai keperluan terus meningkat. Demikian pula untuk keperluan bahan bangunan. Kayu-kayu yang beredar di pasaran sebagian besar berasal dari hutan alam yang dikelompokkan atas jenis-jensi komersial seperti kamper, bangkirai, keruing, kayu campuran (borneo). Karena kecepatan antara pemanenan dan penanaman tidak seimbang, menyebabkan pasokan kayu dari hutan alam kian menurun baik volume maupun mutunya yang mengakibatkan harga kayu menjadi relatif mahal.  Sebagai bahan konstruksi bangunan, kayu sudah dikenal dan banyak dipakai sebelum orang mengenal beton dan baja. Dalam pemakaiannya kayu tersebut harus memenuhi syarat : mampu menahan bermacam-macam beban yang bekerja dengan aman dalam jangka waktu yang direncanakan; mempunyai ketahanan dan keawetan yang memadai melebihi umur pakainya; serta mempunyai ukuran penampang dan panjang
yang sesuai dengan pemakainnya dalam konstruksi (Abdurachman, 2006).

METODOLOGI

            Survei ini dilakukan pada hari selasa, 15 Maret 2011 di rumah Bpk.Simarmata jln.Jamin Ginting,P.Bulan pada pukul 13.00-13.30 WIB.
            Survei ini dilakukan dengan metode pengamatan langsung (visual) terhadap objek yang diamati.
Alat yang digunakan adalah kamera digital yang digunakan untuk mendokumentasikan setiap penggunaan kayu pada bangunan dan alat tulis.








HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
Rumah yang kami amati adalah rumah yang terbuat dari kayu yang menyerupai rumah adat tradisional Manado atau yang biasa disebut dengan rumah Panggung. Rumah ini terdapat di jalan Djamin Ginting, Sumber, Padang Bulan, Medan. Rumah ini didirikan pada tahun 1997. Bahan-bahan pembuatan rumah ini sebagian besar terbuat dari kayu. Kayu-kayu yang digunakan berasal dari daerah Manado.  Walaupun rumah ini merupakan rumah tradisional manado namun pemilik rumah ini adalah suku Batak yang bermarga Simarmata. Rumah ini terdiri dari dua lantai, lantai yang pertama terbuat dari semen dan lantai yang kedua terbuat dari kayu. Lantai pertama biasanya digunakan sebagai tempat parkiran mobil dan lantai dua biasanya tempat bersantai dan ruangan tamu.
Sejarah Rumah Ttradisional Manado
Jika dilihat dari sejarah pembuatan rumah Manado, rumah adat tradisional Minahasa yang dikenal dengan sebutan Wale atau Bale, yang artinya tempat melakukan aktivitas dalam kehidupan berkeluarga. Ciri utama rumah tradisional ini berupa Rumah Panggung dengan 16 sampai 18 tiang penyangga. Beberapa abad lalu terdapat rumah tradisional keluarga besar yang dihuni oleh enam sampai sembilan keluarga. Masing-masing keluarga merupakan rumah tangga tersendiri dan mempunyai dapur atau mengurus ekonomi rumah tangga sendiri. Kini, jarang ditemui rumah adat besar seperti ini. Pada umumnya susunan rumah terdiri atas emperan (setup), ruang tamu (leloangan), ruang tengah (pores) dan kamar-kamar. Ruang paling depan (setup) berfungsi untuk menerima tamu terutama bila diadakan upacara keluarga, juga tempat makan tamu.
Sementara itu, di bagian belakang rumah terdapat balai-balai yang berfungsi sebagai tempat menyimpan alat dapur dan alat makan, serta tempat mencuci. Bagian atas rumah atau loteng (soldor) berfungsi sebagai tempat menyimpan hasil panen seperti jagung, padi dan hasil lainnya. Bagian bawah rumah (kolong) biasanya digunakan untuk gudang tempat menyimpan papan, balok, kayu, alat pertanian, gerobak dan hewan peliharaan.
Uniknya, rumah warga di Minahasa tak beratapkan genteng. Karena folosofi yang dianut adalah tak baik jika hidup di bawah tanah (genteng terbuat dari tanah). Rata-rata rumah mereka beratapkan seng, daun, atau elemen besi lainnya. Mereka beranggapan hanya orang meninggal saja yang bertempat tinggal di bawah tanah. Sekali pun ada yang beratapkan genteng, umumnya rumah tersebut milik kaum pendatang. Meskipun demikian, banyak juga rumah orang Minahasa yang beratapkan seng namun didesain seperti genteng.
Saat ini pesanan rumah kayu panggung Manado datang dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara. Rumah Panggung kayu Manado dewasa ini bisa berfungsi sebagai tempat tinggal, sebagai villa, cottage, gazebo, restaurant. Anda juga bisa memberikan rumah ini sebagai hadiah kepada orang yang anda cintai, apakah itu dalam bentuk Gazebo, Rumah Panggung, Cottage, Bungalow atau Rumah Villa melalui paket peti kemas yang dikirimkan dari desa Woloan, Kabupaten Minahasa sebagai daerah asal rumah adat Rumah Panggung Manado.

Konstruksi Bangunan
            Bangunan yang didirikan pada tahun 1997 ini sebagian besar terbuat dari kayu walaupun ada juga yang terbuat dari bahan lain seperti keramik dan besi. Bagian-bagian bangunan yang menggunakan kayu diantaranya adalah :
  1. Pintu
            Pintu utama pada rumah ini merupakan pintu yang berdaun dua sehingga bisa dibuka ke kiri atau ke kanan, sementara pintu kamarnya menggunakan pintu berdaun satu. Pintu ini terbuat dari kayu solid yang disambung sehingga dapat berbentuk daun pintu yang lebar.
  1. Jendela
Jendela pada rumah ini terbuat dari kayu dan kaca  dan engselnya terletak dei bagian atas sehingga dibuka kea rah atas.  Penggabungan kaca dengan kayu dapat memperindah jendela yang digunakan.
  1. Plafon
Penggunaan kayu pada plafon rumah ini terlihat sangat menarik karena kayu-kayunya tersusun dengan rapi. Ada sedikit perbedaan plafon pada lantai satu dan lantai dua. Pada lantai satu warnanya terlihat lebih terang dibandingakan pada lantai dua.
  1. Pembatas
Pada lantai dua di rumah ini ada pembatas pada teras yang tingginya sekitar 1 meter. Bentuk kayu yang digunakan berbeda pada masing-masing sisi. Ada yang berbentuk petak berongga dan ada juga yang berbentuk bulat dengan ukiran yang menarik.


  1. Tiang
Rumah ini disangga oleh beberapa tiang yang terbuat dari kayu. Susunan tiang ini cukup banyak sehingga mampu menyangga beban yang ada di atasnya. Jenis kayu  yang digunakan adalah kayu manado atau sering dikenal dengan kayu Besi.
  1. Lantai
Pada lantai tampak penggunaan kayu yang tersusun dengan sangat rapat dan hampir tidak ada celah. Hal ini disebabkan oleh penggunaan kayu yang berkualitas tinggi yang kembang susutnya relatif kecil.


  1. Dinding
Penggunaan kayu pada bagian dinding tersusun dengan sangat rapi. Kayu-kayu yang menyusun dinding terlihat sangat rapat dan tidak ada celah.
  1. Gelagar
Kayu digunakan untuk gelagar pada plafon pada lantai satu untuk menahan beban pada lantai dua dan pada atap rumah.


PENUTUP
Rumah Bapak Simarmata didirikan di kota Medan pada tahun 1997 oleh orang Manado. Rumah ini bersifat dapat dibongkar pasang atau dipindahkan. Kayu –kayu yang digunakan sebagai komponen penyusun rumah ini didapatkan oleh pemiliknya dari Manado. Jenis kayu yang digunakan adalah jenis kayu Manado yang sering digunakan untuk pembuatan rumah panggung, yaitu kayu besi. Bangunan ini sudah pernah dipindahkan pada tahun 2007 yaitu sekitar 4 tahun yang lalu. Perawatan yang diberikan kepada rumah ini tidak ada perawatan yang khusus. Rumah ini hanya diurus oleh pembantu dan pada tiang-tiang rumah diberi perlakuan mekanis berupa pembuatan beton untuk menghindari serangan rayap.
Yang pertama kali mempoluperkan rumah panggung Minahasa yang memakai sistem bongkar pasang (knock down system) adalah Paulus Tiow, warga Woloan, tahun 1942 silam. Ide membuat rumah ini terurai setelah rumah adat Minahasa miliknya dibeli oleh seorang serdadu Jepang.  Sejak saat itu Paulus mulai memproduksi rumah adat Minahasa untuk dijual. Jejak Paulus kemudian diikuti oleh Beting Motulo.
Pemasaran rumah adat ini berkembang antara tahun 1960 sampai dengan 1980, tapi masih sebatas daerah Minahasa saja. Baru setelah di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta berdiri rumah adat Minahasa pada tahun 1980an, pesanan dari beberapa orang dari pulau Jawa dan luar negeri mulai berdatangan.  Bahan baku utama dari Rumah Adat ini terdiri atas, kayu besi untuk rangka, kayu nyantoh untuk lantai, plafon dan kayu cempaka untuk dinding.


DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman dan N. Hadjib. 2006. Pemanfaatan Kayu Hutan Rakyat Untuk        Komponen Bangunan. PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan    
            2006 :        130-148

RKPM. 2010. Sejarah Rumah Kayu Panggung Manado. www.rumahkayumanado.com.    (Diakses tanggal 16 Maret 2011)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar