Tugas
Praktikum Teknologi Papan Partikel dan Serat Medan, 20 Desember 2011
PEMBUATAN PAPAN SERAT DENGAN MENGGUNAKAN KERTAS KORAN METODE BASAH
Dosen Pembimbing:
Luthfi Hakim, S.Hut, M. Si
Disusun oleh:
KELOMPOK
VI/ THH
Lensi Mian Sinaga 081203024
Friska Evalina Ginting 081203043
Ery F Tarigan 081203030
Ridho Anggara Kusuma 081203039
Pardamean Tampubolon 081203045
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Sebagai bahan
konstruksi bangunan, kayu sudah dikenal dan banyak dipakai sebelum orang
mengenal beton dan baja. Dalam pemakaiannya kayu tersebut harus memenuhi syarat
: mampu menahan bermacam-macam beban yang bekerja dengan aman dalam jangka
waktu yang direncanakan; mempunyai ketahanan dan keawetan yang memadai melebihi
umur pakainya; serta mempunyai ukuran penampang dan panjang yang sesuai dengan
pemakainnya dalam konstruksi.( Abdurachman,dkk.2001).
Papan partikel dapat
dibuat dari jenis-jenis kayu hutan rakyat antara lain, mangium dan sengon bahkan bambu dalam bentuk chip
atau berupa serbuk. Papan partikel juga dapat dibuat secara komposit dari
serbuk gergaji kayu sengon untuk penggunaan di luar ruangan dan dalam ruangan
yang berkelembaban tinggi dengan menggunakan perekat berbasis tanin maupun
isocianat. Ditinjau dari emisi formaldehida maupun kestabilan dimensi terhadap
pengaruh kelembaban tinggi dan keteguhan rekat internalnya, papan partikel
komposit sengon aman digunakan sebagai komponen rumah baik di dalam ruangan
khususnya plafon, penyekat ataupun sebagai dinding yang tidak terlalu menahan
beban. (PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 :130-148)
Papan partikel adalah papan yang dibuat dari
partikel kayu atau bahan berlignoselulosa lainnya yang diikat dengan perekat
organik dan dengan bantuan satu atau lebih unsur panas, tekanan, kelembaban,
katalis dan lain-lain.Papan wol kayu ( wood wool board )
Papan Partikel pada
prinsipnya semua jenis kayu dapat dibuat menjadi papan partikel. Salah satu
faktor penting yang perlu diperhatikan adalah berat jenisnya. Papan partikel
berkerapatan sedang mempunyai berat jenis antara 0.59-0.80. Apabila berat
jenisnya kurang dari 0.59 termasuk berkerapatan rendah, dan di atas 0.80
termasuk berkerapatan tinggi. Penggunaan papan partikel dari kayu karet lebih
sesuai untuk bahan mebel daripada untuk bahan bangunan karena keawetannya
relatif rendah. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keawetannya biasanya
ditambahkan bahan pengawet yang
jumlahnya sekitar 0.5 persen dari berat papan partikel (Hidayati, T.
1989).
TINJAUAN
PUSTAKA
Papan wol kayu adalah papan buatan yang terdiri dari
campuran wol kayu sebagai bahan utama, semen sebagai pengisi atau perekat, air
dan bahan kimia sebagai bahan pembantu. Pembuatan papan wol menggunakan
kalalisator CaCl2 dan suspensi Ca(OH)2 sebanyak 2% dan
semen sebanyak 175% dari berat wol kayu. Wol kayu mangium yang kayunya berasal
dari hutan alam tidak dapat langsung dibuat papan wol kayu karena hasilnya
lembek (semen tidak mengeras). Hal ini dapat diatasi dengan cara merendam wol
kayu dalam air dingin selama 24 jam. Ukuran dan sifat wol kayu mangium yang
berasal dari hutan alam dan hutan tanaman disajikan dalam Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel
1. Ukuran wol kayu
Asal
kayu
|
Panjang
dolok
(cm)
|
Tebal
wol
(mm)
|
Panjang
wol
(mm)
|
Lebar
wol
(mm)
|
Hutan
alam
|
40
|
0,35
|
39,96
|
0,43
|
Hutan
tanaman
|
40
|
0,37
|
39,05
|
0,43
|
Sumber:
Sulatinigsih et al (1988)
|
Tabel
2. Sifat fisis dan mekanis papan wol kayu mangium
Asal
kayu
|
Katalisator
|
Tebal
(cm)
|
Kadar
air (%)
|
Kerapatan
(g/cm2)
|
Pengurangan
tebal akibat tekanan (mm)*
|
Keteguhan
lentur (kg/cm2)
|
Alam
|
Ca(OH)2
|
2,38
|
9,55
|
0,49
|
2,90
|
20,51
|
Tanaman
|
Ca(OH)2
|
2,48
|
10,17
|
0.46
|
6,64
|
39,81
|
Standar
Jerman
|
2,50+3
|
-0,2
|
0,46
|
maks.
15
|
min.
10
|
|
Sumber:
Sulastiningsih et al (1988)
Keterangan: * tekanan 3 kg/cm2 |
Papan wol kayu adalah
papan buatan yang di buat dari campuran wol kayu dan bahan ikat hidrolis.
Sifat papan gipsum dari kayu sengon mengemukakan
bahwa : Kadar air papan gipsum ada di sekitar 12 – 13% dan tidak dipengaruhi
oleh perlakuan. Macam partikel mempengaruhi kerapatan papan gipsum yaitu yang
terbuat dari wol kayu kerapatannya (1,23 g/cm3) lebih tinggi daripada yang
terbuat dari tatal (1,09 g/cm3). Walaupun dalam pembuatannya diusahakan seragam
mungkin. Hal ini disebabkan oleh tebal papan gipsum yang berbeda, yaitu 1,405
cm untuk yang terbuat dari wol kayu dan 1,43 cm yang terbuat dari tatal, sedang
berat bahannya sama ( Memed, Santoso dan Sutigno,1992)
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Praktikum yang berjudul Simulasi Pembuatan Papan Partikel dan Pengujian Kualitas
Papan Partikel dilakukan pada
hari Kamis tanggal 29 September 2011 – 6 Oktober 2011. Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil
Hutan Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
dalam praktikum papan partikel dan serat ini adalah Alat tulis untuk menulis data-data pengujian terhadap
papan partikel, Kalkulator
untuk menghitung data, Timbangan elektrik berfungsi untuk massa kayu,
Pisau atau gergaji tangan berfungsi untuk memotong contoh
uji,
Oven berfungsi untuk mengeringkan kayu,
Mangkuk sebagai wadah untuk merendam papan partikel.
Bahan yang digunakan dalam praktikum papan partikel dan serat ini adalah
Papan Partikel Bambu betung berukuran 5 cm x 5 cm dan 10 cm x 10 cm sebagai
objek percobaan, Air untuk merendam papan partikel ukuran
5 cm x 5 cm.
Prosedur Kerja
Adapun prosedur dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut, yaitu :
1. Diambil papan partikel yang berukuran 10 cm x 10 cm untuk ditentukan
kerapatan dan KA
2. Direndam selama 2 dan 24 jam papan partikel yang berukuran 5 cm x 5 cm dan
dilihat pengembangan tebal dan daya serap air.
3. Ditimbang sampel sebagai berat awal (BA) lalu dioven sampel kayu yang
berukuran panjang 10 cm x 10 cm. Ini dioven sampai mencapai berat yang konstan
(BKO).
4. Dihitung kadar air. daya serap air, dan pengembangan tebal dengan rumus :
KA =
BA – BKT x 100 %
BKT
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Papan partikel
juga dapat juga di buat dari excelsior. Excelsior dibuat dari pemisahan
serat-serat kayu hingga antar serat terpisah satu dengan yang lainnya(dalam
bentuk pita-pita tipis). Panjang serat < 25 cm (10 inch). Papan partikel
yang dibuat dari excelsior biasanya menggunakan perekat mineral(gypsum dan
semen). Luas bidang partikel dalam bentuk excelsior merupakan faktor penting
yang mempengaruhi sifat-sifat papan tersebut. Produk papan ini memilki sifat
akustik, sifat menahan panas (thermal) serta ketahanan terhadap serangan
biologis khususnya jamur dan api yang baik. Produk papan ini memiliki berat
yang lebih ringan dibanding produk papan partikel lain. Tetapi produk ini akan
mengalami penambahan berat jika perekat yang digunakan adalah perekat sintetik.
Produk ini digunakan untuk konstruksi bangunan ( eksterior, interior,dinding
penyekat, langit-langit dll) serta untuk tujuan dekoratif lain. Tidak semua
jenis kayu dapat digunakan sebagai bahan baku produk ini.
Serat-serat wol kayu dapat ditekan dan ketika tekanan
dilepas, mereka kembali volume awal mereka. Ini adalah properti yang berguna
untuk meminimalkan volume saat pengiriman. Karena volume suara tinggi dan area
permukaan besar, wol kayu dapat digunakan untuk aplikasi di mana air /
kelembaban retensi yang diperlukan. Lebar serat ini bervariasi 1,5-20 mm,
sedangkan panjangnya biasanya sekitar 500 mm (tergantung pada proses produksi).
Di Inggris terdapat spesifikasi untuk dimensi, persyaratan pada pH, kadar air
dan kebebasan dari debu dan potongan-potongan kecil, yang diatur oleh BS 2548 untuk wol kayu kemasan untuk tujuan umum. standar
ini diterbitkan pada tahun 1954 dan kemudian kembali dikeluarkan pada tahun
1986. Ketika serat ini terikat dengan semen atau magnesite, terikat papan wol
kayu yang dihasilkan Terbuat dari wol kayu terikat dianggap ramah lingkungan
konstruksi dan bahan-bahan isolasi karena mereka tidak mengandung pengikat
organik.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
- Excelsior diperoleh dari pemisahan serat-serat kayu sehingga terbentuk serat-serat tipis.
- Papan partikel yang terbuat dari excelsior menggunakan perekat mineral, khususnya semen dan gypsum.
- Biasanya produk papan partikel yang terbuat dari excelsior memiliki kerapatan sedang.
4. Kerapatan WPC sebesar 1,15 gr/cm3 lebih tinggi
dari kerapatan kayu solid damar sebesar 0,87 gr/cm3.
5. Kadar air WPC sebesar 0,34 % lebih rendah dari kayu solid
damar sebesar 12,31%,
6. Persen
pengembangan tebal pada WPC dengan direndam selama 2 jam dan setelah 24 jam sebesar 0%
7. Persen pengembangan tebal pada kayu solid damar yaitu selama 2 jam
sebesar 1,8%
sedangkan perendaman selama 24 jam yaitu sebesar 5,45%.
8. Persen
daya serap air pada WPC dengan
direndam selama 2 jam yaitu sebesar 0,08%
dan setelah 24 jam sebesar 0,50%
9. Persen daya serap air pada kayu solid damar yaitu selama
perendaman 2 jam sebesar 1,97%
sedangkan perendaman selama 24 jam yaitu sebesar 10,03%.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdurachman dan
N. Hadjib. 2001. Ukuran dan mutu kayu yang berasal dari hutan rakyat. Makalah
disampaikan pada Presentasi Hasil-Hasil Penelitian danPengembangan Hutan dan
Konservasi Alam. di Cianjur Jawa Barat tanggal 4Septembar 2001.
Memed, R.A. Santoso dan
P. Sutigno. 1992. Sifat Papan Gipsum dari Kayu Sengon.Jurnal Penelitian Hasil
Hutan. P3HH, Bogor
Hidayati, T. 1989. Sifat Fisis
Mekanis Papan Wol Kayu dari Kayu Tusam dengan
Perekat Gips. Skripsi Fahutan
IPB, Bogor.
Iswanto, A. H. 2008. Polimer Komposit. Diakses dari http://www.library.usu.ac.id/download/fp/hutan-apri.pdf [16 Maret 2010]
Marra, A.A. 1992. Technology of Wood Bonding Principles in
Practices.
Van Nostrand Reinhold. New York.
Massijaya, et, al. 2008. Pengembangan
Papan Komposit dari Limbah kayu dan Plastik. Diakses dari http://www.smk3ae.wordpress.com/pengembangan-papan-komposit-dari-limbah-kayu-dan-plastik.htm [16 Maret 2010].
Nuryawan,
A., Sucipto, T., Azhar, I. 2005. Biokomposit Massa Depan Industri Perkayuan. Proyek SP4
Jurusan Kehutanan USU Medan.
ISBN 979-97409-7-5.
Sutigno, P.
2006. Mutu Produk Papan Partikel. Diakses
dari http://www.dephut.go.id/halaman/standardisasi&lingkungan_kehutanan/
info_vi02/ivvi02.htm
Dumanauw, J.F. 1990. Mengenal Kayu.
Penerbit Kanisius. Jakarta.
Edhy, 2004. Sejarah Kelapa Sawit. Diakses dari http:ms.wikipedia.org/wiki/sawit#Sejarah-kelapa-sawit-di-Malaysia-dan-Indonesia [ 7
Mei 2010].
Hakim, A. 2007. Teknologi Material
Komposit. http://www.forumsains.com/Index.php?page=29 [ 7 Mei 2010]
Haygreen, J. G. dan Bowyer. 1990. Hasil
Hutan dan Ilmu Kayu. Suatu Pengantar Terjemahan Hadikusumo, S. A dan
Prawirohatmodjo, S. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Iswanto, A.H. 2002. Peningkatan Mutu Papan
partikel dengan Penggnaan Dicumyl
Peroxide (DCP) Sebagai Inisiator. Skripsi Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
Maloney, T.M. 1993. Modern
Particleboard and Dry Process Fiberboard Manufacturing. Miller
Freeman Publications. USA. Diakses dari http://www.pikiran-rakyat.com/
cetak /0904/ 02/cakrawala /lainnya 06.htm. [ 7 Mei 2010]
Martaningtyas, D. 2006. Potensi Plastik Biodegradable. Kimia ITB. Bandung [ 7 Mei 2010]
Massijaya et.al. 2008. Pengembangan papan Komposit dari Limbah
Kayu dan Plastik. Diakses dari http://smk3ae.wordpress.com/2008/10/09/-pengembangan-papan-komposit-dari-limbah-kayu-dan-plastik.html [ 7 Mei 2010]
Tsoumis, G. 1991. Science and Technology Wood of Structure, Properties,
Utilization. Van Vostrand Reinhold. USA.
Yusuf, A. 2000. Determinasi Suhu Kempa Optimum papan Komposit Dari Kayu dan
Limbah Plastik. Skripsi Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar