H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Kamis, 01 Desember 2022

Renungan Tentang Kuk

 



KUK

Matius 11:25-30 (Tgl 1 Desember 2022, Kamis)

  “Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKupun ringan (Mat 11:30)”. Apakah Anda pernah melihat benda bernama kuk ? Saat ini, keberadaan kuk bisa jadi memang kurang familiar, apalagi bagi kita yang tinggal di kota. Gambar kuk adalah contoh kuk yang biasa dipasang diantara dua hewan (biasanya sapi, kerbau, atau juga kuda). Berbicara tentang kuk dalam Alkitab, banyak orang Kristen suka dengan ayat 30 di atas. Beban ringan dan enak ? Sepertinya ini tak akan membuat kita sengsara atau menderita, kita lalu mungkin membayangkan sesuatu yang nyaman yang diberikan Tuhan. Tapi, mungkin ada juga yang berpikir, mengapa Yesus harus memberikan beban bahkan kuk, sekalipun Ia berkata bahwa itu enak atau nyaman ? Mengapa Ia tidak meniadakan beban itu saja ? Untuk itulah, kita perlu memahami apa sebenarnya kuk ini.

 Kuk adalah alat yang diletakkan diatas kedua bahu hewan ternak. Bagi manusianya, kuk ini berguna untuk mengarahkan hewan-hewan itu dengan lebih mudah agar mereka tidak berjalan seenaknya sendiri. Ya, itu juga alasan kenapa Tuhan harus menaruh kuk itu kepada kita. Secara rohani, kuk adalah aturan Tuhan yang ada di dalam Firman-Nya. 2 Timotius 3:16 berkata bahwa salah satu fungsi Alkitab adalah untuk menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik orang dalam kebenaran. Apakah kita mau berjalan dalam panduanNya ? Pikullah kuk itu.

 Nah, kabar baiknya, ternyata, bagi si hewan pun, kuk ini juga sangat bermanfaat. Ya, keberadaan kuk justru bisa meringankan beban yang harus mereka seret/bawa. Dengan kuk, kedua hewan akan lebih nyaman dalam menarik beban itu selain mereka juga bisa berbagi beban. Demikian juga hakikat dari aturan Tuhan. Aturan itu ada bukan untuk membebani kita, tapi untuk membawa kita kepada keselamatan. Bahkan lebih dari itu, Yesus sendiri telah mati bagi kita, yang artinya Ia telah turut memikul (bagian terberat) dari beban yang harus kita pikul itu. Nah, pantaskah kita mengeluh karena harus “dibebani” kewajiban untuk taat padaNya ? Masihkah kita ingin menawar aturan dan kehendakNya ? Bukankah seharusnya yang kita lakukan adalah minta bahu yang lebih kuat ? *Arie

 

 

“Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan (Matius 11:29)”

 

Aturan Tuhan ada untuk mengarahkan dan menyelamatkan kita





Tidak ada komentar:

Posting Komentar