Bapakku
Satu hari Bapak saya dipanggil Kakanwil, dia tawarkan jabatan, dengan syarat : pindah agama. Bapak saya meninggalkan ruangan dan dia di”buang”. Dia tidak mau menyangkal Tuhannya.
Dia bukan orang Kristen yang sangat hebat, dia adalah orang yang bergumul dengan imannya. Kalau ditanya : “kalau bapak mati apakah akan masuk surga?” Dia akan berkata : “itu tergantung kemurahan Tuhan”.
Dia terus membaca FT sampai tuanya, dia baca buku buku rohani, dia catat, dia stabilo dan dia bangun pagi pagi sampai jauh malam diiringi kopinya dan juga bbrp lama dengan rokoknya.
Masa tuanya, dia berhenti merokok, masih minum kopi, dengan bacaan buku rohani yang dikirim parumaennya. Dia terus bergumul, setiap kedatangan hamba Tuhan yang melayani KKR di dairi, dia temani dan dia akan bertanya banyak hal. Satu hari saya dengar dia berkata : “saya sangat tidak bisa mengerti bagaimana Tuhan mengasihi saya, saya orang penuh dosa yang harusnya dimurka.”.
Kami juga menyaksikan dia maju dalam calling pendeta Stephen Tong. Kami sungguh bersyukur.
Satu hari ketika dia sakit keras, saya dan abang saya dipanggil, dia ingatkan kami terus setia kepada Tuhan, melayani Dia. Anak cucunya Jangan sampai pernah meninggalkan Tuhan yang setia.
Akhir hidupnya diisi dengan baca Firman. Dan dia tetap sangat berharap akan kemurahan Tuhan yang menyelamatkan. Dia tetap marsihohot dalam Iman kepada Dia.
Sangkin kagumnya Dia pada kasih Tuhan yang ajaib, dan sangkin dia merasa tdk layaknya, sekaligus juga dia sangat mencintai Tuhannya, sangat berharap akan kemurahannya, saya yakin dia tidak akan berani untuk sembarang ngomong bahwa dia sudah pasti masuk sorga. Sekaligus kami sangat terkonfirmasi saat akhir hidupnya, dia adalah milikNya dan kami akan bertemu di sorga.
Satu hari Bapak saya dipanggil Kakanwil, dia tawarkan jabatan, dengan syarat : pindah agama. Bapak saya meninggalkan ruangan dan dia di”buang”. Dia tidak mau menyangkal Tuhannya.
Dia bukan orang Kristen yang sangat hebat, dia adalah orang yang bergumul dengan imannya. Kalau ditanya : “kalau bapak mati apakah akan masuk surga?” Dia akan berkata : “itu tergantung kemurahan Tuhan”.
Dia terus membaca FT sampai tuanya, dia baca buku buku rohani, dia catat, dia stabilo dan dia bangun pagi pagi sampai jauh malam diiringi kopinya dan juga bbrp lama dengan rokoknya.
Masa tuanya, dia berhenti merokok, masih minum kopi, dengan bacaan buku rohani yang dikirim parumaennya. Dia terus bergumul, setiap kedatangan hamba Tuhan yang melayani KKR di dairi, dia temani dan dia akan bertanya banyak hal. Satu hari saya dengar dia berkata : “saya sangat tidak bisa mengerti bagaimana Tuhan mengasihi saya, saya orang penuh dosa yang harusnya dimurka.”.
Kami juga menyaksikan dia maju dalam calling pendeta Stephen Tong. Kami sungguh bersyukur.
Satu hari ketika dia sakit keras, saya dan abang saya dipanggil, dia ingatkan kami terus setia kepada Tuhan, melayani Dia. Anak cucunya Jangan sampai pernah meninggalkan Tuhan yang setia.
Akhir hidupnya diisi dengan baca Firman. Dan dia tetap sangat berharap akan kemurahan Tuhan yang menyelamatkan. Dia tetap marsihohot dalam Iman kepada Dia.
Sangkin kagumnya Dia pada kasih Tuhan yang ajaib, dan sangkin dia merasa tdk layaknya, sekaligus juga dia sangat mencintai Tuhannya, sangat berharap akan kemurahannya, saya yakin dia tidak akan berani untuk sembarang ngomong bahwa dia sudah pasti masuk sorga. Sekaligus kami sangat terkonfirmasi saat akhir hidupnya, dia adalah milikNya dan kami akan bertemu di sorga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar