Hujan
yang jatuh ke bumi sebagian menguap ke atmosfer dan sebagian lainnya lagi
mencari jalan menuju ke sungai yang pada akhirnya akan bermuara ke laut dan
selanjutnya akan diuapkan kembali ke atmosfer. Ada 2 (dua) macam proses
penguapan yaitu penguapan yang terjadi dari permukaan tanah atau permukaan air
yang terbuka (evaporasi) dan penguapan sebagai hasil pernafasan
tumbuh-tumbuhan (transpirasi). Kedua macam proses penguapan yang terjadi
pada suatu Daerah Aliran Sungai diistilahkan dengan evapotranspirasi. Penguapan
dari air menjadi uap membutuhkan energi panas yang berasal dari matahari. Oleh
sebab itu semakin ke atas akan semakin
dingin sampai uap mengembun menjadi air dan karena pengaruh gaya tarik (gravitasi)
bumi maka uap air tersebut jatuh ke
permukaan bumi sebagai hujan.
Sebuah
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah /daerah tertentu yang bentuk
dan sifat alamnya sedemikian rupa, sehingga merupakan suatu kesatuan dengan
sungai dan anak sungainya yang melalui daerah tersebut dalam fungsinya untuk
menampung air yang berasal dari curah hujan dan sumber air lainnya,
penyimpanannya dan pengalirannya dihimpun dan ditata berdasarkan hukum alam
demi kesinambungan alam hayati dan nabati di daerah tersebut.
Sedangkan
pengelolaan Daerah Aliran Sungai merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh
manusia didalam mengendalikan hubungan timbal balik antara Sumber Daya Alam
(SDA) dengan manusia dan segala
aktivitasnya dengan tujuan membina kelestarian dan keserasian ekosistem yang
pada akhirnya akan berdampak terhadap peningkatan manfaat Sumber Daya Alam
(SDA) bagi kesejahteraan manusia.
Dari pengertian tersebut diatas,
dapat diketahui bahwa erat kaitannya antara pengelolaan suatu DAS disatu pihak
dengan hasil air akibat pengelolaan (aktivitas manusia) dilain pihak. Tanpa
memperhatikan terjadinya kebocoran aliran yang tidak teramati, DAS dapat
dianggap sebagai suatu sistem tata air yang tertutup dimana hujan yang jatuh ke
permukaan (input) diperlakukan sedemikian rupa dalam sistem tersebut
sehingga menghasilkan keluaran air pada titik pelepasannya (outlet).
Korelasi
antara besarnya masukan hujan (input) dan keluaran hasil air (output)
sangat tergantung dari karakteristik DAS bersangkutan yang dapat bersifat alami
maupun buatan. Pengelolaan DAS dapat dianggap sebagai usaha manusia yang
membentuk karakteristik DAS yang tertentu secara buatan dalam rangka mengubah
hubungan besarnya hujan dan hasil air pada sistem DAS tersebut.
Dengan
menempatkan stasiun hujan baik manual
atau otomatis pada tempat-tempat tertentu maka tinggi hujan maupun intensitas
hujan yang mewakili suatu Daerah Aliran Sungai dapat diketahui. Sedangkan untuk
mengamati keluaran hasil airnya, dititik pelepasan (outlet) Daerah
Aliran Sungai dibangun sebuah Stasiun Pengamat Arus Sungai (stream gauging
station). Hasil air yang dimaksud
meliputi besarnya aliran (kuantitas) serta sedimen yang terbawa aliran sebagai akibat
terjadinya pengikisan bahan tanah (erosi) pada Daerah Aliran Sungai.
Oleh sebab itu dengan memonitor
masukan hujan dan hasil air pada suatu Daerah Aliran Sungai yang diselaraskan
dengan pola pengelolaan tertentu dapat digunakan sebagai bahan kontribusi dalam
penyelenggaraan pengelolaan Daerah Aliran Sungai yang disesuaikan dengan
perkembangan dan pergerseran paradigma dalam upaya mewujudkan kondisi yang
optimal dari sumber daya alam Daerah Aliran Sungai (DAS) tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar