H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Kamis, 04 Juni 2015

DAERAH ALIRAN SUNGAI



Hujan yang jatuh ke bumi sebagian menguap ke atmosfer dan sebagian lainnya lagi mencari jalan menuju ke sungai yang pada akhirnya akan bermuara ke laut dan selanjutnya akan diuapkan kembali ke atmosfer. Ada 2 (dua) macam proses penguapan yaitu penguapan yang terjadi dari permukaan tanah atau permukaan air yang terbuka (evaporasi) dan penguapan sebagai hasil pernafasan tumbuh-tumbuhan (transpirasi). Kedua macam proses penguapan yang terjadi pada suatu Daerah Aliran Sungai diistilahkan dengan evapotranspirasi. Penguapan dari air menjadi uap membutuhkan energi panas yang berasal dari matahari. Oleh sebab itu semakin  ke atas akan semakin dingin sampai uap mengembun menjadi air dan karena pengaruh gaya tarik (gravitasi) bumi  maka uap air tersebut jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan.
Sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah /daerah tertentu yang bentuk dan sifat alamnya sedemikian rupa, sehingga merupakan suatu kesatuan dengan sungai dan anak sungainya yang melalui daerah tersebut dalam fungsinya untuk menampung air yang berasal dari curah hujan dan sumber air lainnya, penyimpanannya dan pengalirannya dihimpun dan ditata berdasarkan hukum alam demi kesinambungan alam hayati dan nabati di daerah tersebut.
Sedangkan pengelolaan Daerah Aliran Sungai merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh manusia didalam mengendalikan hubungan timbal balik antara Sumber Daya Alam (SDA) dengan manusia  dan segala aktivitasnya dengan tujuan membina kelestarian dan keserasian ekosistem yang pada akhirnya akan berdampak terhadap peningkatan manfaat Sumber Daya Alam (SDA) bagi kesejahteraan manusia.
Dari pengertian tersebut diatas, dapat diketahui bahwa erat kaitannya antara pengelolaan suatu DAS disatu pihak dengan hasil air akibat pengelolaan (aktivitas manusia) dilain pihak. Tanpa memperhatikan terjadinya kebocoran aliran yang tidak teramati, DAS dapat dianggap sebagai suatu sistem tata air yang tertutup dimana hujan yang jatuh ke permukaan (input) diperlakukan sedemikian rupa dalam sistem tersebut sehingga menghasilkan keluaran air pada titik pelepasannya (outlet).


Korelasi antara besarnya masukan hujan (input) dan keluaran hasil air (output) sangat tergantung dari karakteristik DAS bersangkutan yang dapat bersifat alami maupun buatan. Pengelolaan DAS dapat dianggap sebagai usaha manusia yang membentuk karakteristik DAS yang tertentu secara buatan dalam rangka mengubah hubungan besarnya hujan dan hasil air pada sistem DAS tersebut.
Dengan menempatkan stasiun hujan  baik manual atau otomatis pada tempat-tempat tertentu maka tinggi hujan maupun intensitas hujan yang mewakili suatu Daerah Aliran Sungai dapat diketahui. Sedangkan untuk mengamati keluaran hasil airnya, dititik pelepasan (outlet) Daerah Aliran Sungai dibangun sebuah Stasiun Pengamat Arus Sungai (stream gauging station). Hasil  air yang dimaksud meliputi besarnya aliran (kuantitas) serta  sedimen yang terbawa aliran sebagai akibat terjadinya pengikisan bahan tanah (erosi) pada Daerah Aliran Sungai.
Oleh sebab itu dengan memonitor masukan hujan dan hasil air pada suatu Daerah Aliran Sungai yang diselaraskan dengan pola pengelolaan tertentu dapat digunakan sebagai bahan kontribusi dalam penyelenggaraan pengelolaan Daerah Aliran Sungai yang disesuaikan dengan perkembangan dan pergerseran paradigma dalam upaya mewujudkan kondisi yang optimal dari sumber daya alam Daerah Aliran Sungai (DAS) tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar