H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Rabu, 03 Juni 2020

Mengorbankan Diri

MENGORBANKAN DIRI

Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!
Roma 12:21 (TB)
 
Kasih harus tulus, melakukan kebaikan. Mengasihi sesama manusia dan saling mendahului memberi hormat. Memelihara kerajinan dan roh yang tetap menyala-nyala melayani Tuhan.

Bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam kesesakan, bertekun dalam doa. Membantu orang-orang kudus yang berkekurangan dan selalu memberi tumpangan.

Memberkati orang yang menganiaya kita dan tidak mengutuk. Bersukacita dengan yang bersukacita, menangis dengan orang yang menangis.

Dalam komunitas/kehidupan bersama-sama memiliki kesehatian. Satu dengan yang lain saling merendahkan hati, tidak menganggap diri sendiri lebih pandai dari yang lain.

Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, melakukan yang baik bagi semua orang. Apabila berkenaan dengan kita, sedapat mungkin mengusahakan perdamaian dengan semua orang.

Tidak menuntut pembalasan terhadap kejahatan yang dilakukan orang lain terhadap kita, menyerahkan pada Allah yang berhak atas pembalasan.

Memberi makan dan minum pada musuh yang sedang lapar dan haus. Tidak kalah terhadap kejahatan, namun mengalahkan kejahatan dengan kebaikan.

Rasul Paulus begitu jelas menggambarkan bagaimana anak-anak Tuhan harus hidup dalam kasih. Satu prinsip utama dari hidup dalam kasih adalah mengorbankan diri bagi kepentingan orang lain. Hal ini lah yang membedakan anak-anak Allah dengan anak-anak dunia ini. Yang telah diajar Tuhan untuk memberi lebih kepada sesama kita bahkan memberi yang terbaik bagi musuh kita.

Banyak kita yang masih sulit melakukan kasih 'ala' Allah ini.  Kita tahu dengan jelas bagaimana Yesus Kristus mengasihi kita, bahkan merendahkan diriNya sampai mati di kayu salib hanya untuk menyelamatkan kita yang hina. Tetapi untuk meneladani hal itu, nanti dulu. Sering kita memakai alasan untuk tidak berkorban bagi musuh kita dengan kalimat: "Yesus kan Tuhan, aku kan manusia, tentu berbeda bukan?"
Sungguh suatu alasan yang dicari-cari di dalam kenajisan kedagingan kita, yang sulit untuk bertobat.

Justru karena kita bukan Tuhan, siapakah kita sehingga harus selalu membenarkan diri dan mencari alasan untuk tidak lebih dulu mengampuni dan mengasihi? Kita sering lupa, kalimat dalam Doa Bapa Kami, Allah akan mengampuni kita sebagaimana kita mengampuni yang bersalah kepada kita. Dan demikian juga sebaliknya, pengampunan dari Allah tidak akan turun, jika kita tidak mengampuni sesama kita. Sekali lagi, kita harus belajar berkorban bukan?

Lalu bagaimana kita memandang orang lain? Sering tanpa sadar, tanpa terucapkan kita menganggap diri kita lebih daripada yang lain. Atau kita membeda-bedakan orang dalam pemikiran kita berdasarkan penilaian kita sendiri, bukan dengan bagaimana cara Allah memandang dan mengasihi kita sebagai manusia. Pandanglah, perlakukanlah semua orang dengan penuh kasih, jangan bedakan mereka karena apa yang mereka miliki di dunia, namun mari mengasihi setiap orang sebagai saudara, sesama manusia ciptaan dan yang dikasihi Allah.

Kiranya Allah mau berbelas kasihan bagi kita, memampukan kita menghidupi kasih dimana pun kita berada. Memampukan kita berkorban bagi orang-orang yang dalam pemikiran kita tidak pantas untuk kita kasihi. Menganugerahkan bagi kita penglihatan, pikiran dan hati Allah untuk memberi diri menjadi alatNya melakukan yang terbaik bagi dunia pengasihanNya ini.

#erbs020620

Tidak ada komentar:

Posting Komentar