*BIJAKSANA BERKATA KATA & PERTANGGUNG JAWABKAN DIRI*
*Roma 14:1,12*
_Terimalah orang yang lemah imannya *tanpa mempercakapkan* pendapatnya. 1)_
_Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi *pertanggungan jawab* tentang dirinya sendiri kepada Allah. 12)_
Firman ini sungguh berbicara tentang *akuntabilitas diri* kita masing masing.
*Roma 14: 1* dg jelas memberi nasehat bahwa mulut dan lidah kita harus " *full controlable*" yakni kita harus tahu & mampu mengendalikan lidah, kapan harus berucap kapan tidak perlu berucap. Dan kali ini terhadap pendapat sdr sdr kita yg lemah imannya ,kepada kita disarankan agar *menerima saja pendapatanya* tanpa perlu mempercakapkannya.
Mengapa ? Sebab orang yg lemah imannya sangat membutuhkan dukungan agar dapat tegak. Maka bila kita mengoreksi kelemahan pendapatnya, -walau secara substansi memang kita benar-, tapi apalah gunanya hal itu jika sdr kita tsb menjadi jatuh iman nya karena perkataan kita ?
Disinilah perbedaan orientasi orang percaya dg orang yg tidak percaya. Orang percaya sllu melihat dan bersikap bagaimana membangun sesama sdr dan bukan mempertahankan kebenaran pendapat diri .
Menyatakan pendapat utk meluruskan pendapat yg kurang tepat atau yg keliru, itu perlu dilakukan jika orang yg menerima perkataan kita dinilai mampu menerimanya .
Maka semangat yg harus ditunjukkan oleh kita msg2 ialah semangat saling membangun dg perkataan2 kita. Benar sekali nasihat firman ini agar kita lebih care dg perkataan2 kita, jangan sempat menjatuhkan sesama sdr, apalagi yg lemah imannya.
*Roma 14 :12* sungguh2 memperjelas betapa kita masing2 harus mempertanggungjawabkan diri kita sendiri2 kepada Allah. Oleh karena itu kita tidak boleh menghakimi sesama sdr kita , biarkanlah mereka dgn sikap dan perbuatannya mrk masing2 bertanggung jawab kepada Tuhan, jangan kita hakimi. Karena hanya Tuhan saja yg menjadi hakim kita sebagai satu2nya hakim yg agung dan mulia.
*Yang penting ialah mari kita bersiap mempertanggung jawabkan diri kita sendiri2 dihadapan Allah* , karena Dia yg adil akan menghakimi kita semua menurut perbuatan2 kita, entah itu buruk atau baik.
Pertanggung jawaban kita bukanlah bersifat partial tetapi menyangkut *_pemanfaatan seluruh hidup kita._*
Sebab kita harus mempertanggung jawabkan seluruh pemberian Nya kepada kita , entah itu waktu dan kesempatan, entah itu potensi dan kapasitas diri atau apapun yg Tuhan telah berikan kpd kita, kelak semua itu harus kita pertanggung jawabkan.
Mungkin juga kita merasa bhw kemampuan kita sungguh2 amat terbatas . Dan sama sekali tidak ada artinya bila dibandingkan dgn besarnya kebutuhan pekerjaan Tuhan.
Tapi kita melihat bahwa Tuhan tahu kemampuan kita yg memang kecil. Yang penting asalkan kita sungguh2 dan dgn tulus mempersembahkan kapasitas kita itu ,betapapun kecilnya , itu akan lebih menyenangkan hati Tuhan.
Apalah artinya memiliki kapasitas yg besar tapi jika tidak dipakai dg ketulusan dan kesungguh2an, itu tidak dibutuhkan bagi pekerjaan Tuhan .
Yang Tuhan minta kepada kita adalah apa yg ada pada kita dan bukan apa yg tidak ada pada kita.
Mari kita lihat apa yg ada pada kita, dan jangan kita lalai memakainya sebab semua itu bisa dicabut kembali dari diri kita.
Apakah kita benar2 tidak punya waktu utk Tuhan ? Apakah kita tidak punya kemampuan berkata ttg firman Tuhan walau dg cara sederhana sekalipun ?
Sungguhkah kita tidak mempunyai sst yang bisa dibagi utk mendukung pekerjaan Tuhan ?
Pasti setiap kita punya jawaban atas pertanyaan2 tsb.
Dan saya yakin kita pasti memiliki sst yg dapat dipersembahkan utk pekerjaan Tuhan, setidaknya pasti kita punya waktu dan tenaga yg bisa dipersembahkan untuk Tuhan.
Mari kita persembahan apa yg ada dan bukan apa yg tidak ada. Jangan sempat Tuhan mencabut apa apa yg telah ada itu jika kita lalai memakainya bagi Dia yg telah memberinya bagi kita.
*_Sebab bagaimanapun juga, kelak semua pemberian tsb harus kita pertanggung jawabkan dihadapan Allah yg maha tahu._*
Amin.
*_Soli Deo Gloria & Shalom_*
_Daniel Purba_
ππΎπΌπ»πΌπͺπΌπΈπΌπΊπΌπ·πΌπ₯πΌπΉπ§πΌπ€
Tidak ada komentar:
Posting Komentar