BERDOA
Matius 6:8; 2 Tawarikh 20:1-12 (Tgl
20 Agustus 2022, Sabtu)
Jika
berdoa adalah untuk meminta petunjuk, apakah kita tidak boleh memberitahu Bapa
tentang apa yang sedang kita hadapi ? tentu saja boleh. Bukankah berdoa itu
berbicara dengan Bapa ? jadi pastilah dalam perbincangan itu kebutuhan dan
persoalan hidup juga dibahas, tetapi yang penting untuk dipahami yaitu
pembertahuan itu tidak boleh lahir dari pemahaman bahwa Bapa tidak tahu tentang
kebutuhan kita.
Jadi
berdoa itu bisa dikatakan adalah perbincangan antara anak dan Bapa yang mana
dalam perbincangan itu salah satu topik yang dibicarakan oleh sang anak adalah
perihal kebutuhan dan persoalan yang sedang dihadapinya. Ia menyampaikan
informasi itu karena dia tahu hidupnya dipelihara oleh Bapa sehingga hal itu
lebih ditujukan untuk memohon pertolongan.
Ilustrasinya
begini. Hal itu seperti seorang ayah dan anak yang pergi ke sebuah toko.
Setelah mengambil beberapa coklat dan permen yang diinginkannya, sang anak
menunjukkan ke ayahnya agar dibayarkan. Coklat dan permen diperlihatkan bukan
supaya ayahnya tahu karena ayahnya juga sudah melihatnya, tetapi supaya kelihatan
berapa banyak yang dia perlukan lalu dibayarkan.
Begitu
juga dengan berdoa, kita menceritakan kebutuhan supaya Bapa memenuhi yang kita
katakana padaNya. Hal inilah yang dilakukan oleh Raja Yosafat. Dia menceritakan
kedatangan laskar bani Amon, Moab, dan orang meunim supaya Bapa yang sudah tahu
persoalan tersebut dapat menolong untuk mengalahkan musuh mereka tersebut.
Pendek kata, bisa dikatakan bahwa dia berdoa karena dia bergantung hidup kepada
Bapa. (F)
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga,
tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur (Filipi 4:6)”
Berdoa itu wujud
ketergantungan kita kepada Bapa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar