H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Minggu, 29 Januari 2023

Poster

 *Poster yang dilihat berkali-kali*

Ditulis oleh Risang Rimbatmaja


“Sakit apa, bu Ida?”

“Mau kontrol. Sebulan sekali periksa tensi. Saya darah tinggi.”

“Ibu Ida saat menunggu begini, apa suka perhatikan poster-poster itu?”

“Iya, mas. Saya perhatikan.”

“Boleh tanya-tanya, bu? Diare itu apa ya?”

“Mencret.”

“Berapa kali mencret disebut diare?”

“Hmm,  sering pokoknya.”

“Seringnya berapa kali sehari?”

“10x begitu.”

“Minimal?”

“5x!”


Poster besar di depan Bu Ida sebetulnya tertulis diare itu buang air besar cair 3 kali atau lebih. Tulisannya lebih kecil dari judul poster tapi masih terbaca.

Ibu Ida setiap bulan datang ke Puskesmas. Bukan sekali dua kali tapi sudah rutin bertahun-tahun. Dari tempat menunggunya terlihat jelas beberapa poster.

Ada dua interpretasi dari obrolan dengan Ibu Ida. 


Pertama, poster itu mesti simpel. Tidak boleh banyak-banyak informasinya. Fokus pada satu informasi memang mengorbankan informasi-informasi lain tapi sebetulnya itu membuat orang fokus ke informasi yang ingin kita sampaikan. Rumusan poster yang sederhana adalah ada satu judul besar yang menarik, visual, dan satu atau dua baris kalimat pendukung yang besar-besar sehingga mudah terlihat. Sudah cukup. Kalau kebanyakan, nanti orang malah tidak menangkap pesan utamanya.


Yang kedua, poster tidak bisa berdiri sendiri. Dia mesti didukung oleh kegiatan komunikasi lain. Ibu Ida yang sudah bertahun-tahun berada di depan poster saja tidak bisa menangkap pesan-pesan kunci. Mungkin kalau ada nakes yang mengajak ngobrol sebentar membahas poster (sambil menunggu), mungkin pesannya lebih sampai dan teringat. 


Memang ada orang-orang yang yakin betul dengan poster saja bisa mengatasi persoalan-persoalan perubahan perilaku. Pada orang-orang demikiam, saya suka bertanya, "Apa Anda punya anak?" ; "Bagaimana kalau Anda tidak usah menemui anak bila ingin memotivasinya belajar lebih rajin?" ; "Bagaimana kalau Anda sampaikan saja poster atau tempel poster di depan pintu kamarnya. Coba lihat saja, selesaikah persoalannya?"


Selong, 24 Januari 2023 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar