H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Senin, 20 Februari 2023

Renungan Mengubur Kepala

 



MENGUBUR KEPALA

2 Samuel 12:1-25 (Tgl 20 Februari 2023, Senin)

  Konon, seekor burung unta suka menguburkan kepalanya didalam pasir untuk mengabaikan bahaya yang datang kepadanya. Sebuah tindakan yang konyol dan bodoh, bukan ? Andai saja burung unta itu tahu siapa sejati dirinya, maka ia tidak perlu melakukan hal bodoh itu. Pikirkan saja, seekor burung unta dikaruniai kecepatan lari yang luar biasa cepat, mencapai 72 km/jam. Tak hanya itu, ia juga mempunyai sepasang kaki yang kuat dan sanggup menendang musuh-musuhnya. Ia pun mempunyai paruh yang sangat kuat sehingga bisa mematuk lawannya dengan ganas. Ya, sebagai jenis burung terbesar didunia dan pelari cepat, ia tidak perlu menguburkan kepalanya untuk menghindari bahaya yang datang kepadanya. Apa sesungguhnya arti ungkapan “mengubur kepala di dalam pasir ?” Ungkapan ini hendak menggambarkan perilaku seseorang yang ingin menyembunyikan kekurangan dirinya atau bisa saja merupakan sikap “tutup mata” terhadap kesalahan sesama.

 Untuk beberapa waktu lamanya Daud mungkin menganggap dosa perzinaannya dengan Bersyeba tidak berakibat buruk baginya. Daud mungkin juga berpikir bahwa ia berhasil menyembunyikan dosanya itu hingga tidak ada seorang pun yang tahu. Daud memilih sikap “menguburkan kepalanya” sehingga memilih tidak peduli dengan dosa Daud. Justsru dengan terang-terangan ia berani mendatangi raja Daud serta menegur dosa besarnya itu. Dibutuhkan keberanian besar untuk menegur kesalahan seorang raja, dan Natan taat kepada Tuhan untuk menegur dan mengingatkan dosa-dosa Daud.

 Ketika kita melihat saudara-saudara kita melakukan dosa dihadapan Tuhan, apa yang akan kita lakukan ? Tuhan mengingatkan kita melalui rasul Paulus agar kita berani menegur dan memimpin orang yang kedapatan bersalah kepada jalan yang benar dalam roh yang lemah lembut. Jadi jelaslah bahwa tindakan mengabaikan firman Tuhan dan ketidakpedulian kita kepada sesama menunjukkan bahwa kita telah “menguburkan kepala di dalam pasir”. (Sys)

 

 

“Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan (Galatia 6:1)”

 

 

Jangan menguburkan kepala dalam pasir, jangan sampai tidak peduli dengan sesama






HKBP Martoba Siantar


Tidak ada komentar:

Posting Komentar