H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Minggu, 12 Maret 2023

Tulisan Risang Rimbatmaja

 *Rancangan Edukasi TTD bagi Remaja*

Ditulis oleh Risang Rimbatmaja


Upaya mencegah stunting dimulai jauh sebelum anak lahir. Dimulai saat ibunya masih remaja. Makanya, di sekolah remaja putri (rematri) diberi TTD (Tablet Tambah Darah) dan edukasi pola makan gizi seimbang.


Terkait edukasi, penyuluh/ pendidik kesehatan paham kebanyakan remaja paling tidak menginginkan penyuluhan satu arah. Dikumpulkan bersama, disuruh duduk manis, dan mendengarkan. Apalagi dengan konten pesan yang ilmiah, teoritis, atau berbasis riset.


Perlu pendekatan lain, yang lebih melibatkan, menghibur, berkelompok, dan bernuansa kompetisi dalam edukasi remaja. Di modul KAP pencegahan stunting, ada satu permainan edukasi TTD bagi rematri dengan permainan Memindahkan Pulpen. Namun, jangan hanya terpaku pada 1 itu saja. Pembelajaran metode KAP sebetulnya dapat dimanfaatkan maksimal. Berikut panduan singkat.


1. Pendekatan yang digunakan adalah _low cognition intervention_. Yang mengarah pada emosi (senang, gembira, tegang berkompetisi dll.). Materi Kesehatan (TTD, anemia dll.) atau yang _high cognition_ menyusul setelah itu. Jangan mulai dengan sesi _mikir berat_.


2. Mulai dengan pengantar pendek. Maksimal 5 menit, termasuk 1 permainan menyenangkan (model lagu dan gerak).


3. Mainkan 1 permainan untuk _entry pont_ ke materi TTD.  Yang tersedia dalam panduan adalah model kebugaran fisik (Memindahkan Pulpen) tapi bisa juga gunakan yang berbasis konsentrasi dan kompetisi kelompok (Regu Tembak, Bola Voli – Nama, Main Bola, 7 up – modifikasi kelompok, dan lainnya). Yang mengandung elemen konsentrasi dapat digunakan karena relevan dengan isu anemia.


4. Nikmati kegembiraan para remaja. Poin ini perlu diketengahkan karena seringkali kita terburu-buru memasukkan konten kesehatan.


5. Lemparkan pertanyaan sebagai _entry point_ konten kesehatan (TTD/ Anemi/ Gizi seimbang) lalu dengarkan baik-baik tanggapan remaja (paraphrase, mirroring, dll.). Semisal, _agar bisa menang, bagaimana baiknya kondisi kita? Agar bisa selalu konsen apa yang mesti kita perhatikan?_ Untuk bagian ini, kita perlu menyiapkan _rute pertanyaan_ sederhana yang mengarakkan percakapan pada topik gizi.


6. Lengkapi atau bila perlu, luruskan tanggapan para remaja dengan konten yang sudah dipersiapkan


7. Arahkan ke aksi bersama dengan kerja/ diskusi kelompok singkat. Untuk jalan pintas, bisa dimulai dengan pertanyaan retoris normatif, (semisal, _apakah kita boleh membiarkan teman kita  anemia sehingga sulit berkonsentrasi di kelas?_). Setelah itu, bisa berlanjut dengan pertanyaan yang mengundang aksi (semisal, _lantas apa yang bisa kita lakukan agar teman-teman kita mau minum TTD?_). Di tahap ini, penyuluh/ pendidik mesti mejadi fasilitator yang lihai menerapkan teknik-teknik membangun partisipasi, dialog, dan akhirnya mengerucut pada poin-poin aksi yang disepakati bersama.


8. Tutup dengan aksi bersama yang disepakati, dan satu permainan menyenangkan atau doa.


Langkah-langkah di atas cukup dijalankan dalam 30-45 menit. Biasanya, yang memakan waktu lebih banyak adalah langkah 7. Karenanya langkah itu perlu dilangsungkan efisien (misalnya, dengan dibantu alat bantu sepertu kartu metaplan atau metode fasilitasi tertentu). 


Singkat dan menyenangkan termasuk _core value_ dalam KAP, yang membuat partisipan berharap fasilitatornya datang kembali menyelenggarakan sesi belajar bersama.


Haji Nawi, 27 Februari 2023 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar