MENANTIKAN ALLAH
Mazmur 27:1-4 , 18 Mei 2023
Di gedung kesenian dimana aku bekerja sebagai satpam, aku perhatikan bahwa beberapa pengunjung melihat karya seni dengan terburu-buru, seolah-olah memperhatikan dengan lebih teliti hanya buang waktu saja. Mereka melihat lukisan di dinding galeri secepat melihat jam tangan. Misalnya, lukisan favoritku adalah pemandangan alam yang dilukis oleh Thomas Moran. Jika dilihat sepintas, yang tampak hanya hutan dengan pohon-pohon hijau yang tumbuh di samping kolam yang tenang di saat hari yang indah.
Inti lukisan itu terletak pada kekontrasan warna dari bayang-bayang pohon. Rumput dan daun mempunyai warna yang berbeda, mulai dari hijau terang karena terkena sinar matahari sampai daun-daun berwarna hijau gelap. Warna langitpun berbeda, mulai dari biru lembut sampai cerah. Ditengah lukisan tampak matahari bersinar cerah, awan lembut bersisian dengan awan kelabu, menandakan akan datangnya badai. Dengan meluangkan waktu, kita mendapat kesempatan untuk melihat kekayaan artistiknya.
Demikian juga, memberi waktu untuk mendengar suara Allah merupakan kekayaan yang tak ternilai. Persekutuan yang mengubah hidup terjadi saat kita menantikan Allah melalui pembacaan firman dan doa. Saat itulah, kita menerima kekayaan rohani yang diberikan hanya bagi mereka yang menantikanNya.
Doa : Allah pencipta, tolong kami untuk menenangkan diri dan menantikan Engkau, ketika kami membaca firmanMu dan berdoa. Amin
Pokok Pikiran : Berikan waktu kepada Allah untuk berbicara kepadamu setiap hari.
Doa Syafaat : Para Pelukis
“Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firmanNya. Jiwaku mengharapkan TUHAN lebih daripada pengawal mengharapkan pagi (Mzm 130 : 5-6)”
terima kasih buat postingan renungannya
BalasHapus