PENGUSAHA DALAM TUHAN
Kisah Para Rasul 16:13-18 , 31 Oktober 2023
Dahulu saat saya masih disekolah Alkitab di Surabaya, ada seorang pengusaha yang membiayai sekolah saya sampai saya lulus. Saya menghitung, pengusaha itu bisa menghabiskan puluhan juta rupiah untuk membiayai kuliah saya tanpa syarat apapun. Sungguh hal yang luar biasa. Bukan hanya itu saja, beliau bahkan rela membagi-bagikan banyak berkat untuk beberapa persekutuan doa, beberapa pendeta, termasuk orang-orang yang ingin beliau bantu. Mengapa beliau bisa seperti itu ? Karena beliau memiliki prinsip bahwa apapun yang ditabur, pasti akan dituai.
Pembahasan hari ini bukan berbicara tentang tabur tuai, tetapi tentang panggilan hidup ! Apakah panggilan hidup atau lebih jelasnya tujuan hidup yang Tuhan rancangkan untuk orang percaya ? Darimana kita tahu panggilan hidup kita ? Pasti dari Tuhan yang telah menciptakan manusia. Hanya Tuhan yang tahu tentang panggilan hidup kita. Oleh karena itu, orang Kristen harus bergaul dengan Bapa sehingga bisa mengerti panggilan dalam hidupnya.
Ada orang yang terpanggil menjadi pengusaha, ada juga yang terpanggil menjadi penginjil atau gembala. Ada bermacam-macam panggilan dalam hidup ini. Kita perlu ketahui bahwa tidak semua orang terpanggil menjadi pendeta atau full timer di gereja. Ada orang yang terpanggil menjadi pengusaha dalam Tuhan, hal ini yang hari ini mau saya bahas dimana seorang pengusaha bisa tetap melayani, walaupun tidak menjadi pendeta atau full timer di gereja.
Seperti donatur yang membiayai sekolah saya, dia bisa disebut sebagai pengusaha dalam Tuhan. Bukan berarti pengusaha dalam Tuhan itu harus memberi bantuan dana atau fasilitas kepada gereja atau beberapa orang tertentu, tetapi artinya dia lebih mengarahkan hidupnya kepada Tuhan melalui gaya hidupnya. Ingat pengusaha memang harus belajar memberi karena itu adalah salah satu korban yang menyenangkan hati Tuhan. Meskipun demikian jika hidupnya tidak mencerminkan kasih Kristus, apa yang ditaburnya akan menjadi sia-sia karena dasar pemberian adalah kasih.
Ingatlah bahwa dalam usaha harus ada kejujuran, tidak boleh ada penipuan, bahkan saling menjegal antara sesama pengusaha. Oleh karena itu, belajarlah untuk hidup jujur, saling menolong antara sesama pengusaha, dan terlebih lagi jangan melupakan Tuhan. Sebelum bekerja, berdoalah terlebih dahulu untuk meminta pimpinan Tuhan supaya hikmat ada dalam usaha kita. Jadi pengusaha dalam Tuhan itu lebih ke panggilan dalam karakternya dan pengorbanan dalam Tuhan. (LG)
“Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah (Kisah Para Rasul 18:3)”
Usaha yang benar mencerminkan pengusaha dalam Tuhan