H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Kamis, 21 Maret 2024

Renungan Mengalah Itu Indah

 

 MENGALAH ITU INDAH

Bilangan 30, 21 Maret 2024


Salah satu karakter kuat yang dimiliki oleh Ishak adalah suka mengalah, tidak mau memperbesar masalah. Kalau kita baca kisahnya, perihal sumur yang notabene seharusnya menjadi hak Ishak, bagian Ishak, namun dijadikan bahan pertengkaran oleh para gembala Gerar. Dan peristiwa itu bukan hanya sekali, tetapi berulang. Kalau kita yang ada di posisi Ishak saat itu, mungkin kita akan mati-matian mempertahankan apa yang menjadi hak kita. Bagaimana tidak, sudah digali dan ada hasilnya, malah direbut orang lain, siapa yang tidak marah ?

Hari ini kita akan belajar dari karakter Ishak. Praktiknya tidak mudah untuk mengimplementasikan sikap suka mengalah. Di dalam diri manusia ada benih yang kita sebut “EGO”. Kedagingan kita menuntut ego kita harus dipuaskan, baru bisa dinamakan menang. Tetapi, ketika kita mau belajar mati dari kedagingan, maka ego bukan lagi sesuatu yang prioritas, karena manusia roh kita akan memunculkan karakter kerendahan hati yang terwujud melalui sikap suka mengalah. Ini yang dilakukan Ishak. Dunia menilai sikap suka mengalah mudah dibodohi orang, mudah dibohongi orang, mudah “dimakan” teman, ujung-ujungnya mengalami kerugian alias tidak mendapat keuntungan apa-apa. Betulkah itu yang dialami Ishak ? TIDAK ! Sebaliknya, Ishak membuktikan bahwa mengalah itu indah.

Tuhan menunjukkan betapa Ishak disertai Tuhan dan diberkati Tuhan dengan limpahnya. Tuhan membalikkan keadaan Ishak, yang tadinya orang selalu cari ribut dengan Ishak, malah mendatangi Ishak dan mengakui bahwa Ishak disertai Tuhan. Datanglah Abimelekh dari Gerar mendapatkannya, bersama-sama dengan Ahuzat, sahabatnya, dan Pikhol, kepala pasukannya. Tetapi kata Ishak kepada mereka : “Mengapa kamu datang mendapatkan aku ? Bukankah kamu benci kepadaku, dan telah menyuruh aku keluar dari tanahmu ? Jawab mereka : “Kami telah melihat sendiri, bahwa TUHAN menyertai engkau; (Kejadian 26:26-28a). Luar biasa bukan ?

Mengalah itu indah, kisah hidup Ishak sudah membuktikan. Untuk benar-benar bisa mengalami keindahannya, maka kita harus mau melewati prosesnya. Tentu yang utama yang harus dimatikan adalah kedagingan kita yang berwujud sifat ego. Jangann beri tempat untuk ego menguasai hati kita. Ego, tiga huruf saja, tetapi bisa menghancurkan semua aspek di dalam kehidupan kita. Bertindaklah seperti Ishak, ketika EGO bisa dia prioritaskan untuk memperoleh haknya, namun ia memilih LET IT GO ! Meninggalkan dan melupakan hal tersebut. Ia memilih hidup di dalam perkenanan Tuan, mengalah itu indah ! (LA)

 

Questions :

1. Bila Anda ada di posisi Ishak, bagaimana Anda seharusnya bersikap terhadap orang-orang atau lawan Anda yang berusaha mengambil hak Anda ?

2. Hal apa yang harus kita matikan untuk bisa memiliki karakter suka mengalah ?

 

Values :

Seorang warga Kerajaan yang dewasa di dalam kerohaniannya, tidak seharusnya memberi tempat bagi EGO bertahta di dalam hatinya.

 

“Ketika hamba-hamba Ishak menggali di lembah itu, mereka mendapati disitu mata air yang berbual-bual airnya. Lalu bertengkarlah para gembala Gerar dengan para gembala Ishak. Kata mereka :”Air ini kepunyaan kami.” Dan Ishak menamai sumur itu Esek, karena mereka bertengkar dengan dia disana. Kemudian mereka menggali sumur lain, dan mereka bertengkar juga tentang itu. Maka Ishak menamai sumur itu Sitna. Ia pindah dari situ dan menggali sumur yang lain lagi, tetapi tentang sumur ini mereka tidak bertengkar. Sumur ini dinamainya Rehobot, dan ia berkata : Sekarang Tuhan telah memberikan kelonggaran kepada kita, sehingga kita dapat beranak cucu di negeri ini (Kejadian 26:19-22)”

 

 

EGO menghancurkan hubungan, tetapi mengalah mengijinkan Tuhan merestorasi hati kita untuk mengalami kemenangan.









2 komentar:

  1. Mengalah itu indah, kisah hidup Ishak sudah membuktikan. Untuk benar-benar bisa mengalami keindahannya, maka kita harus mau melewati prosesnya.

    BalasHapus
  2. EGO menghancurkan hubungan, tetapi mengalah mengijinkan Tuhan merestorasi hati kita untuk mengalami kemenangan.

    BalasHapus