*Going Through the Storm*
[Melewati Angin Sakal]
*Markus 6:48,* _"Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka"._
Pada umumnya tubuh kita akan bereaksi terhadap suatu perasaan ngeri dan takut. Bisa jadi, perut kita merasa mual, jantung berdegup kencang, serta nafas bisa tersengal-sengal. Kesemuanya itu menandakan kecemasan seseorang, dimana tubuh kita secara alami memberikan reaksi yang membuat seseorang tidak bisa mengabaikan perasaan yang tidak nyaman tersebut. Pada suatu malam, para murid diguncang rasa takut pasca Yesus mengadakan mujizat dengan memberi makan lebih dari lima ribu orang. Lalu Tuhan meminta para murid berangkat terlebih dahulu ke Betsaida supaya Dia dapat berdoa sendirian. Namun rupanya sepanjang malam tersebut, ketika para murid sedang bersusah payah mendayung melawan angin sakal, tiba-tiba mereka melihat Yesus berjalan di atas air. Lalu para murid menjadi sangat ketakutan karena mengira Yesus adalah hantu (Markus 6:49-50).
Dalam situasi demikian, Yesus meyakinkan para murid untuk tidak takut dan tetap tenang adanya. Dan setelah Dia naik ke perahu, angin kencang tiba-tiba berhenti dan mereka dapat melanjutkan perjalanan hingga tiba di pantai. Jadi kita dapat membayangkan bahwa kengerian para murid ditenangkan ketika mereka dilingkupi oleh damai sejahtera yang diberikan Tuhan. Maka ketika kita merasa kewalahan serta dihimpit kecemasan, kita dapat dengan yakin mengandalkan kuasa Yesus. Oleh sebab Yesus sanggup meredakan gelombang pergumulan kita, atau sebaliknya, Dia memberi kita kekuatan untuk menghadapi pergumulan tersebut. Jadi apapun yang dikerjakan-Nya, Dia akan memberi kita damai sejahtera-Nya yang _“melampaui segala akal”_ (Filipi 4:7). Sehingga ketika Yesus melepaskan kita dari segala ketakutan, jiwa dan tubuh kita akan kembali merasakan ketenangan adanya.
Sekali lagi, ayat tersebut ada dalam konteks ketika murid-murid Tuhan Yesus sedang menyeberang di danau Galilea. Lalu perahu mereka berada di tengah-tengah danau, secara tiba-tiba berhadapan dengan badai besar, angin sakal yang akan dapat menenggelamkan perahu mereka. Jadi tentu ketakutan terjadi atas para murid, dan mereka berusaha agar perahu itu tidak tenggelam agar supaya mereka semua selamat dan tidak ada yang jadi korban. Dalam peristiwa tersebut, para murid sangat gelisah, kalut, takut, bercampur aduk perasaan mereka ! Sehingga pada saat terkondisi seperti demikian serta tidak mampu mengatasi persoalan yang mereka hadapi, haleluya, Tuhan Yesus datang tepat waktunya kepada mereka. Dia berjalan di atas air untuk menolong serta menyelamatkan mereka. Jelas peristiwa tersebut sungguh luar biasa, mujijatpun terjadi, dan ada pertolongan. Jadi dalam problema atau persoalan hidup yang sangat berat, bahkan mereka akan dapat mengalami kehancuran, namun Tuhan Yesus datang untuk menolong ! Lalu adakah saat ini badai dan angin sakal tersebut menyerang kita ? Adakah beban berat dan persoalan-persoalan hidup itu menindih kita ? Adakah duka yang menyedihkan itu terjadi dan dialami kita ? Adakah kekuatiran dan ketakutan melanda hari-hari hidup kita sekarang ini ? Adakah ketakutan dalam menghadapi berbagai ragam penyakit yang merongrong kita ? Adakah iman kita tergoncang ? Atau apakah iman kita semakin teguh, sebab melihat Tuhan Yesus serta berpegang teguh kepada Dia saja ? Dalam memasuki bulan nopember hari keempat ini, mari mengarahkan pandangan kita hanya kepada Tuhan Yesus saja. Dia menyatakan, anugerah-Nya, Dia datang berjalan menghampiri untuk menolong kita, dan percayalah ! Dalam suatu pernyataan dinyatakan, _"Tantangan alami akan selalu hadir selama kita hidup di dunia ini, apakah kita orang beriman atau bukan, yang penting dan dibutuhkan adalah persepsi atau cara memandang dan respon yang benar dalam menghadapi kesulitan atau tantangan hidup"._
*SEMANGAT PAGI & TETAP SEMANGAT*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar