APAKAH RASA TAKUT ANDA PADA TEMPATNYA ?
Yesaya 17-21 , 17 Desember 2024
Sadarkah Anda bahwa akhir-akhir ini begitu banyak berita buruk yang sampai ke telinga kita ? Mengapa kok begitu banyak clickbait yang menggunakan berita negatif dan menyebabkan ketakutan tak terkendali ? Sebagai spesies yang paling berkuasa, yang membuat manusia unggul adalah insting kita untuk melindungi diri. Kita dilahirkan dengan insting yang memperingatkan kita akan bahaya, sehingga kita bisa memilih untuk melawan atau melarikan diri (fight or flight). Oleh karena itu, berita buruk lebih cepat menarik perhatian dan respons kita. Inilah yang dipilih oleh para pembuat berita untuk mendapatkan respons terbanyak.
Meskipun benar bahwa dunia memang sudah demikian jatuh dalam dosa, bahkan seolah-olah kita sudah berada di ambang kepunahan, kita harus menyadari bahwa semuanya sebenarnya berjalan sesuai rencana, karena Tuhan kita menguasai segalanya. Segala sesuatu telah ditulis sejak ribuan tahun yang lalu dan semua yang seharusnya terjadi sudah terjadi. Yang belum terjadi, pasti akan terjadi dengan caraNya dan waktuNya. Ketika kita menyadari fakta ini, kita tidak akan kehilangan damai sejahtera, tidur nyenyak, dan kesehatan kita karena kekhawatiran dan ketakutan.
Yang harus kita waspadai adalah apa yang dilakukan musuh yang terus berusaha menunda, bahkan menghambat terjadinya kehendak Tuhan di dalam diri kita. Kita harus takut jika kita tidak melakukan kehendak Tuhan dan hidup sembrono sehingga ia bisa membangkitkan murka Tuhan. Tuhan itu baik, dan Dia tidak bisa menjadi apapun selain merencanakan segala yang baik. Tuhan adalah kasih dan Dia tidak bisa yang lain selain mengasihi. Namun, yang juga benar adalah Tuhan itu adil, dan Dia tidak bisa menjadi tidak adil. Sebagai anak-anakNya, yang ditebus oleh darah Kristus, kita diampuni. Namun, konsekuensi bukanlah sesuatu yang bisa kita hindari. Seperti Daud dan Batsyeba. Meskipun Tuhan mengampuninya, bencana yang mengikutinya bisa kita baca dalam kitab Samuel. Dia adalah seorang yang berkenan di hati Tuhan. Semua itu terjadi hanya karena SATU kesalahan di SATU hari ketika seharusnya dia berada di medan perang dengan para jenderalnya. Dan penghiburan yang diberikan Tuhan adalah bahwa Daud tidak akan melihat Israel jatuh selama hidupnya (hanya akan terjadi setelah Daud mangkat). Jadi diampuni bukan berarti bebas konsekuensi.
Saudara-saudara, saya mengajak Anda untuk merenungkan kembali fakta tentang Tuhan yang kita sembah. Kita harus menyeimbangkan rasa syukur kita dengan rasa takut. Kita tidak bisa hanya bersukacita dalam kasih dan pengampunanNya tetapi melupakan bahwa ; karena Dia adalah satu-satunya Tuhan yang benar di langit dan bumi, kita juga harus takut dan hormat kepadaNya. (SO)
Questions :
1. Lebih sering mana Anda memulai hari dengan doa dan Firman atau membuka Hp dan membaca berita terbaru (yang sering buruk) ?
2. Apakah yang paling Anda khawatirkan hari-hari ini dan apa yang Anda lakukan untuk mengatasinya ?
Values :
Hidup takut akan Tuhan didasari dengan rasa syukur karena salib Kristus yang meluputkan kita dari maut.
“Akhir kata dari segala yang didengar ialah : takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintahNya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat (Pengkhotbah 12:13-14 - TB)”
Yang luar biasa tentang Tuhan adalah ketika kita takut kepadaNya, kita tidak takut pada apapun yang lain. Namun, jika kita tidak takut kepada Tuhan, kita akan takut pada segalanya (Oswald Chambers)
Yang luar biasa tentang Tuhan adalah ketika kita takut kepadaNya, kita tidak takut pada apapun yang lain. Namun, jika kita tidak takut kepada Tuhan, kita akan takut pada segalanya (Oswald Chambers)
BalasHapus“Akhir kata dari segala yang didengar ialah : takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintahNya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat (Pengkhotbah 12:13-14 - TB)”
BalasHapus