H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Kamis, 19 Desember 2024

Sarapan Rohani Pagi

 _Sarapan Rohani Pagi_

Renungan Harian Suara Kebenaran 

Rabu, 18/12/2024 


         ✝️ *PENGALAMAN HIDUP* ✝️


_Saudaraku,_.... +

Ketika kita berada di satu tempat terbuka dan bisa melihat langit di mana bintang-bintang seperti pasir bertaburan, hal itu sangat menakjubkan. Betapa besar Allah kita, betapa besar Pencipta langit dan bumi ini, betapa dahsyat. Apalagi kalau kita menghayati bahwa Dia tidak diciptakan, Dia ada bukan karena dilahirkan, Dia sudah ada dari kekekalan. Dan Allah yang dahsyat itu, Allah yang berkenan berurusan dengan kita. Ini adalah anugerah yang luar biasa, kesempatan yang tidak ternilai. Hal ini nyaris tidak dapat kita percayai ketika kita menghayati kedahsyatan Allah. Kehidupan bernilai kalau seseorang bisa berinteraksi dengan Allah secara benar dan proporsional. Mestinya, gereja dan hamba Tuhan membimbing umat Tuhan untuk dapat mengerti bagaimana berinteraksi dengan Allah. Khususnya, para pembicara harus sudah memiliki pengalaman berurusan dengan Allah atau berinteraksi dengan Allah. Ini supaya pengalaman tersebut dapat ditularkan, diimpartasikan. Tidak cukup belajar di Sekolah Tinggi Teologi.


Sebab dalam berinteraksi dengan Allah harus melalui pengalaman hidup dari waktu ke waktu. Mungkin sekarang hal ini sukar dimengerti, “Asal ada makanan dan pakaian cukup;” “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya;” “…. bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” Dan hampir-hampir kita tidak pernah mendengar orang mengajarkan hal itu. Lalu, apakah berarti kemudian kita tidak boleh menikah, tidak boleh bekerja, tidak boleh mencari nafkah? Tentu bukan begitu maksudnya. Justru kita harus hidup bertanggung jawab dengan menjadi dokter, ibu rumah tangga, pelajar, dll. Di situ baru kita bisa menyelenggarakan hidup atau menggelar hidup yang prinsipnya: “Baik kamu makan, minum, atau melakukan segala sesuatu, lakukanlah itu untuk kemuliaan Allah.”


Jadi, kita mestinya hanya punya satu dunia, dan itu adalah Tuhan. Kalimat lain yang senada adalah: 24 jam di hadapan Tuhan; holiness movement (gerakan hidup suci). Namun menjadi pertanyaan besar, apakah ada orang yang bersedia hidup dengan prinsip seperti itu? Padahal kalau ada yang tidak bersedia, pertanyaannya: “Seberapa mampu kamu mengurus hidupmu? Seberapa mampu kamu menskenario hidupmu ke depan, dan menjamin semua baik-baik saja?” Seperti yang dikatakan di Mazmur 73, “Kau tempatkan mereka di tempat licin dan dalam sekejap binasa,” sekali jatuh hancur dan binasa, mengerikan. Saat ini kalau kita berperkara dengan sesama dan kita perlakukan semena-mena, itu mengerikan! Kita boleh berjaya sesaat, tapi suatu hari kita akan berhadapan dengan Allah yang dahsyat itu. 


Sejatinya, kita juga tidak bisa mengerti mengapa mereka tidak takut sama sekali kepada Tuhan. Kita belajar dari situasi hidup manusia di sekitar kita, dan kita tidak mau mengikuti jejak mereka. Kita ikuti jejak Tuhan Yesus. Tuhan tahu apa yang ada di dalam hati kita. Lihat di Lukas 9 ketika orang muda kaya itu berkata, “Tuhan, aku akan ikut ke mana pun Tuhan pergi.” Tuhan tidak menjawab dengan jawaban boleh atau tidak, namun, “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang. Anak Manusia tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Dengan kalimat lain, Tuhan mau katakan, “Makanan-Ku adalah melakukan kehendak Bapa yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Kamu mau ikut Aku, kalau kau ikut Aku, urusan-Ku hanya dengan Bapa di surga. Tidak ada kenyamanan yang Kujanjikan kepadamu” (Yoh. 4:34). 


Tapi hari ini, kita melihat banyak orang Kristen yang masih jauh dari standar itu, jangan-jangan termasuk kita. Kita berkhianat kepada Tuhan, sebab jelas kita menyimpang dari jalan yang mestinya kita jalani, yaitu hidup Yesus. Kalau Yesus berkata, “Seperti Bapa mengutus Aku, maka sekarang Aku mengutus kamu,” itu berarti cara hidup, gaya hidup Yesus yang harus dikenakan. Kita mau belajar percaya kepada Tuhan yang tidak kelihatan. Dan menjadi orang yang bisa dipercayai. Itu tergantung tekad dan komitmen kita. Tapi kalau kita bicara bagaimana kita harus hidup seturut kehendak Allah, apa yang Allah kehendaki untuk kita lakukan, mari kita lakukan. Yang penting, jalani tugas kita hari demi hari dan sementara kita melakukan kegiatan kita, kita memiliki hubungan dengan Tuhan yang tidak terganggu. 


Menyenangkan Dia lewat segala sesuatu yang kita lakukan itu, tidak harus dimulai dari hal-hal besar.  Namun dari hal sederhana yang kita lakukan, bekerja dengan baik, ramah terhadap lingkungan, mengalah kalau disakiti, mengurus anak, lindungi keluarga kita dengan kesucian hidup dan kita lindungi mereka dengan teladan hidup kita. Jadi, jika kita berurusan dengan Tuhan, jangan punya urusan sendiri. Semua untuk Tuhan.


Kiranya Tuhan Yesus Kristus memberkati dan merachmati hidup kita pada hari ini.... Amin


*SolaGracia*







2 komentar:

  1. Jadi, jika kita berurusan dengan Tuhan, jangan punya urusan sendiri. Semua untuk Tuhan.

    BalasHapus
  2. Tidak ada jalan pintas menuju kesuksesan, hanya ada kerja keras yang konsisten. Amin

    BalasHapus