H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Rabu, 05 November 2025

Renungan Berdiam Diri dan Introspeksi

 Santapan Harian

Berdiam Diri dan Introspeksi 

Ulangan 1:41-46 


Perasaan bersalah kadang mendesak manusia mengambil tindakan yang salah. Oleh karena bersalah, seseorang merasa bahwa ia sanggup mengubah situasi. Itulah yang menjadi motivasi di balik serbuan nekat bangsa Israel.


Musa menceritakan bahwa, alih-alih mau menerima hukuman TUHAN dan melakukan introspeksi, mereka malah menyerbu ke arah pegunungan (43). Maka, turunlah pasukan Amori yang terlatih dan mengalahkan mereka (44). Situasi jadi tambah runyam karena TUHAN kemudian membiarkan Israel untuk waktu yang lama (45, 46).


Melalui perikop ini Musa memberikan sebuah pelajaran penting: Bila Allah menghukum kita, diamlah dan terimalah. Hukuman itu adalah cara Allah mendidik kita agar menjadi dewasa secara mental dan rohani. Musa sendiri menerima hukuman Allah dengan legawa (37). Faktanya, tidak ada yang dapat kita lakukan untuk menebus dosa-dosa kita. Prinsip ini jelas di dalam Alkitab. Di mata Allah, segala kesalehan manusia adalah "seperti kain haid" (Yes 64:6).


Sayang sekali, banyak orang Kristen merasa harus melakukan sesuatu bagi Allah untuk menunjukkan penyesalan dosanya. Beberapa orang memberi derma dalam jumlah besar, melakukan perjalanan ke tanah suci, dan hal-hal lain yang dilakukan menurut caranya sendiri. Orang-orang itu lupa bahwa Tuhan membenci setiap daya upaya yang tidak sesuai dengan cara dan waktu-Nya. Raja Salomo mengingatkan kita: "Untuk segala sesuatu ada masanya" (Pkh 3:1).


Mungkin saat ini Anda sedang menanggung akibat dari kesalahan di masa lalu. Mungkin Anda sedang memikirkan cara untuk membatalkan sanksi dari Tuhan. Berhentilah! Jangan berbuat nekat! Jangan coba coba memperbaiki situasi Anda dengan cara-cara dunia! Lebih baik kita berdiam diri dalam waktu yang lama daripada situasi menjadi makin runyam dalam sekejap.


Mari berharap kepada belas kasihan Tuhan, "... tidak untuk selama-lamanya Ia menyimpan amarah" (Mzm 103:9). Makin kita bergantung pada-Nya, makin Ia menyatakan kemurahan-Nya. [PHM]









2 komentar:

  1. Mari berharap kepada belas kasihan Tuhan, "... tidak untuk selama-lamanya Ia menyimpan amarah" (Mzm 103:9).

    BalasHapus
  2. Makin kita bergantung pada-Nya, makin Ia menyatakan kemurahan-Nya.

    BalasHapus