Tahapan Tahapan Perekaan
Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat
terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan
maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup
suatu bangsa yang besar (Kejadian 50:20).
Ada sebuah
kisah yang luar biasa
Sepasang suami-istri yang sudah dikaruniai seorang
anak berumur 1 tahun hidup “bahagia”.
Mereka memelihara seekor anjing Rottweiler yang
begitu “setia”, sejak dari pacaran sampai sudah dikaruniai anak, anjing ini
telah menjadi “bagian dalam hidup mereka”. “Peliharaan”, “Teman bermain”, “Penjaga”,
sekaligus “pelindung keluarga”.
Merekapun sangat menyayangi dan mempercayai anjing
ini.
Suatu saat sepasang suami-istri ini keluar rumah
dan meninggalkan anak mereka bersama anjing peliharaannya. Namun mereka lupa
memberi makan anjing tersebut. Saat mereka pulang, mereka dikejutkan dengan
tetesan-tetesan darah yang berserakan di lantai. Kaget, takut, dan khawatir
bercampur aduk dalam benak mereka. Merekapun langsung berlari menuju kamar. Di depan
pintu kamar, duduk anjing peliharaan itu dengan mulut yang masih meneteskan
darah segar.
Histeris...
Sepasang suami-istri berteriak. Si istri duduk
lemas dengan isa tangis, sedangkan sang suami langsung mengambil kursi yang ada
di ruangan dan menghantamkannya bertubi-tubi ke kepala si anjing tersebut.
Dengan perasaan hancur dan tangis yang semakin
menjadi, sepasang suami istri itu pun berpelukan. Dalam hati mereka tidak
menyangka telah kehilangan sang buah hati dan anjing peliharaannya secara
bersamaan.
Dengan langkah lunglai, keduanya memasuki kamar. Dan
betapa kagetnya mereka saat melihat anak mereka tertidur pulas di atas ranjang.
Sedangkan di samping ranjang tergeletak seekor ular yang sudah mati berlumuran
darah.
Mereka baru sadar ternyata anjing peliharaannya
itu telah melindungi anak mereka dari ancaman si ular.
Ingatlah.. janganlah ceroboh dalam bertindak
karena penyesalan selalu datang terakhir. Tidak selamanya yang terlihat buruk
itu buruk, dan belum tentu yang nampak baik itu benar. Jangan tergesa-gesa
ambil suatu tindakan , sebelum tahu semua kejadian yang sebenarnya. Akhir suatu
hal lebih baik daripada awalnya. Panjang sabar lebih baik daripada tinggi hati.
Janganlah lekas-lekas marah dalam hati. Karena amarah menetap dalam dada orang
bodoh (Pengkotbah 7;8-9)
Kendalikan emosi
senang dengan pembelajaran alam, tidak ada yang bisa menghentikan dirimu belajar kecuali motivasimu sendiri.. yuk belajar
BalasHapusJanganlah lekas-lekas marah dalam hati.
BalasHapus“Sebab seorang hamba yang dipanggil oleh Tuhan dalam pelayananNya, adalah orang bebas, milik Tuhan… (1 Korintus 7:22)”
BalasHapuspagi
BalasHapus