SATE dari SH: Bilangan 20:22-29.
Setelah permintaan bangsa Israel untuk melewati negeri Edom ditolak, mereka mengambil jalur lain. Mereka berangkat dari Kadesh dan tiba di gunung Hor, di perbatasan tanah Edom.
Setelah permintaan bangsa Israel untuk melewati negeri Edom ditolak, mereka mengambil jalur lain. Mereka berangkat dari Kadesh dan tiba di gunung Hor, di perbatasan tanah Edom. Di tempat inilah Tuhan menyatakan bahwa tugas Harun di dunia sudah selesai dan ia akan dikumpulkan bersama leluhurnya (24, 26) dan jabatan imam akan digantikan oleh anaknya, Eleazar (25-28).
" Harun akan dikumpulkan kpd kaum leluhurnya, sebab Ia tidak akan masuk ke negri yang akan Kuberikan kepada orang Israel, karna kamu berdua telah mendurhaka kepada titahku dekat air mata Meriba". Kita ingat apa yg terjadi di Meriba, ketika Musa memukul bukit batu dengan tongkatnya 2 kali padahal Tuhan perintahkan supaya Musa hanya memerintahkan kepada batu itu untuk mengeluarkan airnya.
Sekilas terlihat sepele. Tapi bagi Tuhan itu adalah tanda ketidaktaatan mrk kepada Tuhan.
Saya coba membayangkan bgm perasaan Musa dan Harun pada waktu mendengar itu. Sudah begitu panjang perjalanan yg mrk lalui. Sangat melelahkan dan menguras fisik dan mental mrk. Apakah mungkin hati mrk sedih atau kecewa pada Tuhan waktu itu? Alkitab tidak mencatatnya.
Dengan taat mereka naik ke gunung Hor. "Musa menanggalkan pakaian Harun dan mengenakannya kepada Eleazar anaknya. Lalu matilah Harun di puncak bukit itu, kemudian Musa dengan Eleazar turun dari gunung itu".
Kembali saya coba membayangkan perasaan Musa ketika berjalan turun dari gunung itu. Pasti sedih, tapi saya seperti merasakan keikhalasan untuk menerima hukuman dari Tuhan saat itu.
Merenungkan bagian Firman Tuhan ini, saya melihat bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang Maha Kudus. Ketidaktaan manusia dianggap kedurhakaan terhadap Dia.
Belajar melakukan apa yang TUHAN mau bukan apa yang menurutku baik atau yang seturut dengan perasaanku... seperti yang dilakukan Musa waktu itu.
Dalam hidup dan pelayanan sering sekali kita merasa bahwa semua yang kita lakukan itu sudah sesuai dengan yg Tuhan mau, apakah itu segala keputusan2 di keluarga kita, rencana2 program/kegiatan dalam plyanan kita, dll.
Mari kita selalu datang kepada Tuhan...diam di hadirat Tuhan....bertanya apa yang sesungguhnya yg Dia mau untuk kita lakukan.
"Tuhan ajarlah aku untuk tunduk dan taat kepada apa yang Engkau mau bukan apa yang kumau". Amin
Setelah permintaan bangsa Israel untuk melewati negeri Edom ditolak, mereka mengambil jalur lain. Mereka berangkat dari Kadesh dan tiba di gunung Hor, di perbatasan tanah Edom.
Setelah permintaan bangsa Israel untuk melewati negeri Edom ditolak, mereka mengambil jalur lain. Mereka berangkat dari Kadesh dan tiba di gunung Hor, di perbatasan tanah Edom. Di tempat inilah Tuhan menyatakan bahwa tugas Harun di dunia sudah selesai dan ia akan dikumpulkan bersama leluhurnya (24, 26) dan jabatan imam akan digantikan oleh anaknya, Eleazar (25-28).
" Harun akan dikumpulkan kpd kaum leluhurnya, sebab Ia tidak akan masuk ke negri yang akan Kuberikan kepada orang Israel, karna kamu berdua telah mendurhaka kepada titahku dekat air mata Meriba". Kita ingat apa yg terjadi di Meriba, ketika Musa memukul bukit batu dengan tongkatnya 2 kali padahal Tuhan perintahkan supaya Musa hanya memerintahkan kepada batu itu untuk mengeluarkan airnya.
Sekilas terlihat sepele. Tapi bagi Tuhan itu adalah tanda ketidaktaatan mrk kepada Tuhan.
Saya coba membayangkan bgm perasaan Musa dan Harun pada waktu mendengar itu. Sudah begitu panjang perjalanan yg mrk lalui. Sangat melelahkan dan menguras fisik dan mental mrk. Apakah mungkin hati mrk sedih atau kecewa pada Tuhan waktu itu? Alkitab tidak mencatatnya.
Dengan taat mereka naik ke gunung Hor. "Musa menanggalkan pakaian Harun dan mengenakannya kepada Eleazar anaknya. Lalu matilah Harun di puncak bukit itu, kemudian Musa dengan Eleazar turun dari gunung itu".
Kembali saya coba membayangkan perasaan Musa ketika berjalan turun dari gunung itu. Pasti sedih, tapi saya seperti merasakan keikhalasan untuk menerima hukuman dari Tuhan saat itu.
Merenungkan bagian Firman Tuhan ini, saya melihat bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang Maha Kudus. Ketidaktaan manusia dianggap kedurhakaan terhadap Dia.
Belajar melakukan apa yang TUHAN mau bukan apa yang menurutku baik atau yang seturut dengan perasaanku... seperti yang dilakukan Musa waktu itu.
Dalam hidup dan pelayanan sering sekali kita merasa bahwa semua yang kita lakukan itu sudah sesuai dengan yg Tuhan mau, apakah itu segala keputusan2 di keluarga kita, rencana2 program/kegiatan dalam plyanan kita, dll.
Mari kita selalu datang kepada Tuhan...diam di hadirat Tuhan....bertanya apa yang sesungguhnya yg Dia mau untuk kita lakukan.
"Tuhan ajarlah aku untuk tunduk dan taat kepada apa yang Engkau mau bukan apa yang kumau". Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar