TIDAK BISA LEPAS DARI TANGGUNG JAWAB DI HADAPAN TUHAN
Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang.
Kolose 3:25 (TB)
Tuhan tidak membeda-bedakan orang, dan tidak ada yang bisa bebas akan pertanggungjawaban dari padaNya. Apapun yang kita perbuat di hadapan manusia maupun di belakangnya, Tuhan tetap ada menilai dan mencatat segala sesuatunya.
Apakah yang dimaksud dengan kesalahan disini? Segala sesuatu yang berada di luar standar Tuhan. Dia menetapkan standar bagi manusia cipataanNya untuk hidup di dunia ini. Dari mana kita dapat mengetahui standar itu? Dari firmanNya. Dari Alkitab. Semakin kita rindu mengenalNya, semakin kita rindu mencari Dia, kita semakin mengerti dan semakin diberikan kekuatan menghidupi standar itu.
Hanya ada dua hukum yang mencakup seluruh hukum Tuhan, standar Allah. Matius 22:37-40 (TB) Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Berdasarkan dua hukum ini, Tuhan mau kita menjalani hidup kita, lewat pikiran, perkataan dan sikap perbuatan kita.
Mengasihi Allah dengan segenap hati dan segenap jiwa dan segenap akal budi menjadi hukum yang terutama dan pertama, kita harus mengutamakan Dia di atas segala sesuatunya. Meletakkan Dia di tahta tertinggi hati kita. Dia ada di atas segala sesuatunya. Dan menjadi motivasi kita melakukan segala sesuatunya pula. Apapun yang kita kerjakan mari kita persembahkan bagi Dia, apakah ketika kita bermalas-malasan mengerjakan segala sesuatu, atau masih mengukur segala sesuatu dengan uang kita bisa tetap menjadikan Allah yang terutama dalam hidup kita?
Hukum yang kedua yang sama dengan itu adalah mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri. Disebutkan hukum ini walaupun menjadi urutan kedua adalah sama pentingnya juga dengan hukum yang pertama. Bagaimana kita mencintai diri kita, menginginkan yang terbaik bagi diri kita, demikianlah Allah mau kita memperlakukan orang lain juga. Apakah kita selalu berprasangka buruk tentang diri kita? Kenapa kita selalu berprasangka buruk tentang orang lain? Mencurigai orang lain? Ketika ada pikiran jelek singgah di pikiran kita tentang orang lain, takutlah akan Allah, Dia menilai segala sesuatunya, kesalahan dalam pikiran pun Allah akan menghukum kita. Maka berhati-hatilah kita.
Tuhan, tolonglah kami yang sering merasa diri kami yang paling benar, diri kami yang paling penting, diri kami yang paling bisa ini untuk selalu belajar merendahkan diri di hadapanMu. Siapakah kami yang dari debu ini, hanya karena kasihMu kami bisa ada seperti kami ada sekarang ini. Sama sekali bukan kekuatan kami sendiri. Tolong kami untuk takut dan menghormati Tuhan meskipun di dalam pikiran kami saja. Tolong kami untuk selalu berprasangka baik dan mengasihi orang lain seperti diri kami sendiri. Berikan kami hikmatMu dimana kamu harus berbicara dan berbuat, dimana kami harus diam dan mendengarkan. Terpujilah nama Tuhan selamanya. Amin.
#erbs290820
Tidak ada komentar:
Posting Komentar