Selamat Hari Reformasi Gereja.
Ada teman yg berkata " Dengan kita terus merayakan hari reformasi berarti kita terus membuka dan mengingat luka2 lama gereja". Jika penekanannya ego sentris protestantisme, bisa jadi ya. Tetapi jika kita melihat dengan kacamata 3 dimensi, kita akan melihat dengan lebih hidup makna reformasi bagi gereja Tuhan yg kudus dan am ( katolik/ umum).
1. Reformasi menjadi bagian dari sejarah tangan Allah di sepanjang perjalanan gereja. Reformasi Luther sendiri bukanlah satu-satunya dan bukanlah yg pertama. John Hus, John Wycliffe dn bbrp yg lain sudah memulainya sebelumnya. Hanya saja baru pada masa Luther lah menjadi suatu gelombang besar gerakan yg mempengaruhi daratan Eropa dn menjalar kemana2. Luther agaknya tanpa ia rencanakan terhisap dalam suatu waktu khusus, semacam "momentum prima" yg melahirkan suatu gerakan dengan materi yg lebih lugas ( 95 dalil yg dipakukan di gereja kecil Wittenberg )
2. Reformasi Luther tidak boleh bias sejarah. Reformasi Luther yg dilanjutkan Calvin bukanlah dimaksudkan sebagai suatu skisma ( perpecahan ). Luther pada awalnya hanya menjadikan kritiknya sebagai auto kritik bagi gereja dimana ia sendiri ada di dalamnya. Skisma adalah dampak gerakan yg tak terhindarkan karena penolakan dari dalam tubuh gereja sendiri. Maka Luther pun diamputasi.
Seharusnya reformasi Luther menjadi refleksi bagi gereja apapun, yg meski tak jadi persoalan mempertahankan jubah masing2, tapi spiritnya mampu membaharui dan memulihkan secara teologis maupun relasi antara anggota2 tubuhNya yg berbeda, karena centernya adalah Kristus dan firmanNya.
3. Reformasi tidak boleh berhenti pada romantisme masa lalu. Bahkan "hanya" bangga dengan slogan2 nya " SOLA...... ".
Reformasi selalu punya spirit
" Ecclesia reformata semper reformanda secundum verbum Dei "
( Gereja yg telah tereformasi harus terus bereformasi sesuai dengan firman Tuhan ).
Ini diartikan gereja tetap bs menjadi jawaban di setiap zaman yg berubah dgn prinsip kebenaran yg tak pernah berubah.
Persoalannya, gereja2 sejak lama mulai kebablasan dalam memaknai perubahan, sehingga liberalisme dn humanisme dengan segala isyunya ( Non biblical theology, pluralisme agama, LGBTQ, pernikahan beda agama dll ) sudah dan mulai menggerogoti gereja.... bak rayap..... merayap setahap demi setahap. Semua terjadi d dalam gereja yg tadinya bangga menghafal semboyan2 " Sola " dan juga pd gereja di seberang jalan.
Semoga gereja Tuhan tak pernah redup dengan menjaga api reformasi menyala di setiap zaman dan terus memberitakan kabar baik ( Injil ) sampai ke ujung bumi.
Slmt hari Reformasi Gereja
31 Okt 2020. ( p.a.g )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar