MENGENAL
KASIH KARUNIA
2 Korintus 8:1-15 (Tgl 11 April 2022,
Senin)
Ketika tidak ada
masalah dan pencobaan, banyak dari kita yang masih bisa bersemangat dan
berapi-api dalam mengiring Tuhan. Tetapi kondisinya akan berbeda saat ada
persoalan dan ujian yang datang menerpa hidup kita. Perubahan yang sangat drastis
terjadi di mana kita tidak lagi bersemangat dan bersikap acuh tak acuh terhadap
perkara-perkara rohani. Semula tampaknya segenap kehidupan kita berperisaikan
iman, tetapi ketika angin kecil bertiup, gugurlah perisai itu. Angin-angin
kecil yang melambangkan pencobaan memang sebagai alat penguji kesungguhan dan
iman kita. Kalau diterpa angina kecil saja , perisai iman kita sudah gugur. Bagaimana
jadinya apabila suatu saat badai dan gelombang besar menerpa ?
Ketika perisai
iman mulai gugur, pikiran manusia kita mulai bekerja secara aktif. Kita mulai
mencari-cari jalan keluar dengan kekuatan
dan akal kita sendiri. Kita pun jadi lupa bahwa kita mempunyai Tuhan
yang besar. Perhatikan kehidupan jemaat yang ada di Makedonia dalam kisah hari ini. Meskipun menghadapi banyak
persoalan, hati mereka tetap berlimpah dengan ucapan syukur. Dikatakan, “Selagi
dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun
mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa
mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka , bahkan melampaui kemampuan
mereka” (2 Korintus 8:2-3).
Mengapa bisa
seperti itu ? karena mereka telah mengenal kasih karunia Tuhan. Jadi setiap
orang yang mengaku telah mengenal kasih karunia Tuhan Yesus, tetapi sikap dan
perbuatannya tidak menunjukkan perubahan, orang itu sebenarnya belum mengenal
kasih karunia Tuhan. Orang yang telah mengenal kasih karunia Tuhan pasti
menghasilkan buah roh dalam hidupnya. (MI)
“Saudara-saudara, kami hendak
memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada
jemaat-jemaat di Makedonia.” (2 Korintus 8:1)
Orang yang telah mengenal
kasih karunia Tuhan pasti menghasilkan buah roh dalam hidupnya
Brothers Sinaga Family |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar