IKUT
TUHAN ATAU TIDAK SAMA SEKALI
Matius 10:34-42 (Tgl 3 November
2022, Kamis)
Ayat
ini sering dipakai orang untuk menyerang kekristenan dengan berkata bahwa Yesus
datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sekali lagi, untuk memahami
Alkitab dengan benar, kita harus melihat konteksnya, bukan asal comot sana sini
dan dihubung-hubungkan untuk mendukung gagasan kita. Istilah kekiniannya “utak
utik gathuk”.
Pesan
Yesus, sebagaimana tercermin dalam Khotbah di Bukit memang merupakan pesan
perdamaian. Yesus tidak mengajarkan radikalisme buta, tetapi Dia memanggil kita
untuk sebuah komitmen yang radikal kepadaNya. Konsekuensinya adalah
keterpisahan antara pengikutNya dan mereka yang menolak Dia. Keterpisahan ini
diistilahkan oleh Yesus sebagai pedang yang memisahkan. Suka tidak suka, Anda
dan saya diperhadapkan pada pilihan untuk mengikut Dia atau tidak sama sekali. Kita
tidak bisa mengikut Yesus dengan benar sementara kita juga tetap “mencintai”
yang lainnya.
Seperti
yang sudah tertulis di renungan ini : mengikut Yesus adalah membayar harga,
menyangkal diri dan memikul salib setiap hari. “Memikul salib” itu berat, kalau
ringan namanya bukan memikul salib, tetapi “memikul kalung salib”. Pilihan ada
di tangan kita. (V)
“Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa
damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang
(Matius 10:34)”
Tuhan memanggil kita untuk
sebuah komitmen yang radikal kepadaNya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar