PLUS-MINUS BAHAN TERALI
Ada banyak cara
untuk membuat rumah terhindar dari aksi pencurian. Semisal memasang CCTV,
memagari dengan kawat berduri, memlihara anjing penjaga, dan memasang terali di
setiap jendela. Cara terakhir bisa jadi yang jamak dilakukan orang.
Di samping itu, terali dengan segala
rupa desainnya bisa menjadi penambah nilai estetika rumah. Meski telah dipasang
dengan perhitungan tepat, masih saja ada pencuri yang mampu membongkar terali.
Tamu tak diundang itu umumnya merusak terali dengan gergaji besi atau membuka
satu per satu sekrupnya.
Agar terali dapat menahan pencuri
masuk atau setidaknya menghambat aksinya, kita bisa memilih terali dengan bahan
yang baik. Para pandai besi biasanya menyediakan empat pilihan bahan terali,
yakni kayu, besi, aluminium, dan baja yang desain serta harganya bervariasi
Dari sisi keindahan, terali kayu
menjadi yang paling baik. Bahan kayu membuat rumah tidak seperti penjara.
Namun, bahan kayu paling berisiko dibobol maling karena amat mudah dipotong
Sementara itu, terali aluminium
harganya relatif lebih murah dibanding kayu dan baja. Aluminium juga tahan
karat dan ringan. Namun, aluminium bersifat lunak, membuat bahan ini mudah
dirusak bahkan menjadi salah satu obyek yang diincar pencuri
Terali besi atau besi tempa adalah
yang paling banyak digunakan. Bahan ini cukup kuat sehingga menyulitkan pencuri
untuk membongkarnya. Namun, terali besi lebih mudah berkarat jika tak dirawat
atau dilapisi cat antikarat. Bila sudah berkarat, besi pun mudah patah dan tak
lagi sulit digergaji
Adapun terali yang paling tangguh adalah
terali baja. Terali ini harganya paling mahal dibanding bahan lainnya. Selain
itu, bobotnya cukup berat sehingga pemasangannya lebih sulit. Memasang terali
sebaiknya dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Sebab, jika terjadi
keadaan darurat, kebakaran misalnya, terali malah bisa menjadi penghalang untuk
menyelamatkan diri.
Dalam konteks yang lebih luas,
keamanan tempat tinggal sebaiknya bukan hanya menjadi urusan individual. Jika
warga suatu permukiman memiliki kesadaran kolektif untuk menjaga keamanan
lingkungan, , niscaya maling pun enggan mampir.
Sumber : koran
Kompas edisi Juni (ORNAMEN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar