KASTA & PENGAKUAN/RECOGNITION
Kasta hanya ada dalam ajaran Hindu (sudah dijelaskan B'Tj) dan tidak dikenal dalam Kekristenan.
Pengakuan (Recognation) akan diri sendiri menjadi akar persoalan yang melebihi "pengkastaan" (Egosentris), jika pengakuan itu menempatkan diri atau memaksakan ego melebihi dari suatu standard/tatanan/kaidah yang objektif/normal. Pengakuan ini bersumber dari keinginan dari diri sendiri dan menempat/memaksakan keinginan tersebut menjadi standard/tatanan/kaidah yang objektif/normal yang diakui pihak lain
Alkitab mencatat mengenai pengakuan atau butuh pengakuan melebihi standard/tatanan/kaidah yang objektif/normal yang mengakibatkan kekacauan standard/tatanan/kaidah yang objektif/normal.
Beberapa hal dapat Saya kemukakan sbb:
1. Keinginan sama bahkan melebihi dari Allah membuat manusia pertama jatuh ke dalam dosa. Hawa butuh "pengakuan" dari Ular.
2. Pembangunan Menara Babel dikacaukan karena keinginan manusia pada saat itu tetap berkumpul pada suatu tempat/tdk berserak, menyatakan bahwa keingininan mereka menempatkan "pengakuan" melebihi kehendak Allah
3.Kain membunuh Habel karena persembahannya tdk "diakui" Allah jadi persembahan yg kudus dan berkenan
4. Harun & Miryam dikutuk Allah karena mengatai Musa, bahwa bukan hanya Musa bisa menerima Firman, tetapi mereka juga (pengakuan sama dengan Musa)
5. Pengakuan ada raja baru lahir yang kuasanya melebihi kuasa Raja Herodes membuat ia menjadi seorang "pembunuh sadis" anak bayi dibawah umur 2 tahun.
6. Orang Farisi butuh pengakuan dari orang banyak bahwa hidup keagamaannya lebih "saleh", sehingga mereka jadi munafik.
7. Ada lagi "tokoh tokoh" yg lain yg bisa ditemukan di Alkitab.
8. Para "pemimpin/leader/gembala/pendeta/majelis/sintua" Gereja telah menempatkan atau memberi pengakuan bagi seseorang yg mempunyai "jabatan/pangkat/harta/persembahan lebih banyak" mendapatkan perlakuan "previlage special level bintang".
9. Lembaga/Yayasan Kristen sering juga lebih menempatkan/mengakui orang yang "lebih" dalam memberikan "dana/waktu" menjadi orang yg "istimewa" dalam institusi tsb
9. Beberapa Teolog menempatkan "pengajaran"nya utk diakui yg "benar" membuat potensi dan terjadi "penyesatan"
10. Para Fulltime yg memberi waktu untuk " "Penginjilan, Pengajaran, Pengutus Misi, dll' telah membuat standard untuk "diakui" bahwa pekerjaan mereka "lebih rohani" dari profesi lain bahkan menempatkan orang orang yg bekerja diprofesi lain adalah orang orang yg "berdosa".
11. Bahkan orang orang yang "haus/butuh/tanpa sadar butuh" "pengakuan" dari pihak lain bahwa ia adalah "orang sukses" dalam pelayanan, pekabar injil yg "benar dan berhasil", pengajar teologi yg "benar", dan lain-lain telah menghasilkan orang orang "psikopat rohani" yang butuh belas kasihan dari Tuhan Yesus utk dipulihkan dan dukungan orang orang percaya lainnya dalam menumbuhkan "percaya diri" utk bertumbuh secara sehat.
12. Pemungut Cukai yang mengakui dirinya orang berdosa/lebih rendah dari orang lain, menghasilkan "pengakuan" dari Yesus bahwa ia adalah orang yang dibenarkan Allah..
Lukas 18:13-14:
Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Kiranya "kualitas" hidup kita" tidak berdasarkan "pengakuan" dari orang lain, tetapi biarlah kita mengerjakan mana yang jadi "bagian" kita.
Praise The Lord
🙏
Apri Sianturi
Alumni FT USU - Angkatan 1989
Kasta hanya ada dalam ajaran Hindu (sudah dijelaskan B'Tj) dan tidak dikenal dalam Kekristenan.
Pengakuan (Recognation) akan diri sendiri menjadi akar persoalan yang melebihi "pengkastaan" (Egosentris), jika pengakuan itu menempatkan diri atau memaksakan ego melebihi dari suatu standard/tatanan/kaidah yang objektif/normal. Pengakuan ini bersumber dari keinginan dari diri sendiri dan menempat/memaksakan keinginan tersebut menjadi standard/tatanan/kaidah yang objektif/normal yang diakui pihak lain
Alkitab mencatat mengenai pengakuan atau butuh pengakuan melebihi standard/tatanan/kaidah yang objektif/normal yang mengakibatkan kekacauan standard/tatanan/kaidah yang objektif/normal.
Beberapa hal dapat Saya kemukakan sbb:
1. Keinginan sama bahkan melebihi dari Allah membuat manusia pertama jatuh ke dalam dosa. Hawa butuh "pengakuan" dari Ular.
2. Pembangunan Menara Babel dikacaukan karena keinginan manusia pada saat itu tetap berkumpul pada suatu tempat/tdk berserak, menyatakan bahwa keingininan mereka menempatkan "pengakuan" melebihi kehendak Allah
3.Kain membunuh Habel karena persembahannya tdk "diakui" Allah jadi persembahan yg kudus dan berkenan
4. Harun & Miryam dikutuk Allah karena mengatai Musa, bahwa bukan hanya Musa bisa menerima Firman, tetapi mereka juga (pengakuan sama dengan Musa)
5. Pengakuan ada raja baru lahir yang kuasanya melebihi kuasa Raja Herodes membuat ia menjadi seorang "pembunuh sadis" anak bayi dibawah umur 2 tahun.
6. Orang Farisi butuh pengakuan dari orang banyak bahwa hidup keagamaannya lebih "saleh", sehingga mereka jadi munafik.
7. Ada lagi "tokoh tokoh" yg lain yg bisa ditemukan di Alkitab.
8. Para "pemimpin/leader/gembala/pendeta/majelis/sintua" Gereja telah menempatkan atau memberi pengakuan bagi seseorang yg mempunyai "jabatan/pangkat/harta/persembahan lebih banyak" mendapatkan perlakuan "previlage special level bintang".
9. Lembaga/Yayasan Kristen sering juga lebih menempatkan/mengakui orang yang "lebih" dalam memberikan "dana/waktu" menjadi orang yg "istimewa" dalam institusi tsb
9. Beberapa Teolog menempatkan "pengajaran"nya utk diakui yg "benar" membuat potensi dan terjadi "penyesatan"
10. Para Fulltime yg memberi waktu untuk " "Penginjilan, Pengajaran, Pengutus Misi, dll' telah membuat standard untuk "diakui" bahwa pekerjaan mereka "lebih rohani" dari profesi lain bahkan menempatkan orang orang yg bekerja diprofesi lain adalah orang orang yg "berdosa".
11. Bahkan orang orang yang "haus/butuh/tanpa sadar butuh" "pengakuan" dari pihak lain bahwa ia adalah "orang sukses" dalam pelayanan, pekabar injil yg "benar dan berhasil", pengajar teologi yg "benar", dan lain-lain telah menghasilkan orang orang "psikopat rohani" yang butuh belas kasihan dari Tuhan Yesus utk dipulihkan dan dukungan orang orang percaya lainnya dalam menumbuhkan "percaya diri" utk bertumbuh secara sehat.
12. Pemungut Cukai yang mengakui dirinya orang berdosa/lebih rendah dari orang lain, menghasilkan "pengakuan" dari Yesus bahwa ia adalah orang yang dibenarkan Allah..
Lukas 18:13-14:
Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Kiranya "kualitas" hidup kita" tidak berdasarkan "pengakuan" dari orang lain, tetapi biarlah kita mengerjakan mana yang jadi "bagian" kita.
Praise The Lord
🙏
Apri Sianturi
Alumni FT USU - Angkatan 1989
Tidak ada komentar:
Posting Komentar