H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Minggu, 10 Mei 2020

Tinappul

Sinuan

Sinuan ma tandiang
Jonok ni hau sona
Tagogo martangiang
Asa unang hona virus corona.

Marluga-luga solu
Manahu aek tu tabu-tabu
Leleng hita mangolu
Sonang be majo di jabu

Tinappul bulung sukkit
Tongon dihos ni ari
Dao ma angka sahit
Taingot marsisulu ari

Sayur pitola sayur labu
Nirondam dibagas ember
Molo meret sian jabu
Unang lupa mamake masker.

Horas ma dihita sudena. Salam sehat 💪



*Alani Covid*

Alani kovid
Mata lam sipit
Pansarian gabe hapit
Sitaonon tamba hansit
Mangan pe mangirit
Pergerakan lam sompit
Ndang marduit
Hosa pe bau ngitngit
Perasaan songon na gait
Songon na hona guit
Masker ingkon komplit
Marboncengan hona pirrit
Ale kovid
Nunga lam menjerit
Sude bangso digoit

Sae ma olatni on ale kovid ho manggoit

_On ma puisi ito Napit_
😷😷😷😷😷😷😷😷😷😷😷😷😷😷😷😷

*Mengapa Engkau Tertekan, Hai Jiwaku?*

”Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!” Demikianlah refrein, kadang ada sedikit perbedaan redaksional, Mazmur 42–43.

Solilokui—bercakap-cakap dengan diri sendiri—sering kali merupakan salah satu cara terbaik dalam memikirkan sesuatu dengan lebih dalam, yang pada akhirnya akan memampukan seseorang dalam mengambil keputusan. Mungkin kita akan tersinggung jika orang lain yang bicara. Namun, beda halnya jika kita yang menegur diri kita sendiri.

Dan memang itulah yang dilakukan pemazmur. Dia bertanya dalam diri: mengapa dirinya tertekan dan gelisah. Apa yang dilakukan pemazmur sejatinya merupakan sikap terbuka. Dia tidak menyembunyikan ketertekanan dan kegelisahannya. Dia tidak mengabaikan perasaan-perasaan itu. Namun, dia bertanya lebih dalam.

Tentu banyak jawaban dari pertanyaan mengapa tadi. Namun, pemazmur segera menasihati dirinya: ”Berharaplah kepada Allah!” Tentu baik menjawab semua kata tanya itu, tetapi yang lebih baik adalah berharap kepada Allah. Terus menjawab pertanyaan tentu akan membuat manusia capek. Dan ketimbang capek, pemazmur mengajak dirinya untuk berharap kepada Allah. Berharap kepada Allah berarti juga menyerahkan semua jawaban hanya kepada Allah.

Dan salah satu tindakan konkret dari sikap berharap kepada Allah adalah bersyukur. Bersyukur akan menolong kita untuk tetap percaya bahwa Allah itu baik dan akan selalu baik. Itu jugalah agaknya yang perlu kita terapkan dalam keseharian kita di tengah pandemi ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar