H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Senin, 05 Oktober 2020

Untuk siapa kita hidup?

 HIDUP KITA MENYUKAKAN SIAPA?


Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita.

1 Tesalonika 2:4 (TB)  


Untuk siapakah kita hidup selama ini? Menyukakan manusia atau menyukakan Allah? Untuk siapakah kita memperkatakan firman Tuhan selama ini? Menunjukkan kehebatan kita sendiri atau memuliakan nama Allah? Dia menghendaki segala sikap dan perkataan kita, kita lakukan untuk menyukakan hatiNya saja bukan orang lain apalagi diri kita sendiri. Sudahkah?


Mengapakah kita harus hidup, melayani, dan memberitakan Injil untuk menyukakan Allah? Karena Dia  sedang menguji hati setiap kita. Allah ingin lihat sejauh mana kita mengasihi Dia, sejauh mana hati kita tulus mensyukuri anugerah keselamatan yang Dia berikan pada kita, sejauh mana hati kita meneladani kasihNya yang begitu besar bagi setiap orang. Setiap waktu hidup kita dimurnikan motivasi kita untuk semakin tulus dan berani mengasihi Dia, yang semakin kelihatan pula perwujudannya dengan semakin tulus mengasihi sesama.


Semakin kita mengasihi Allah semakin kita tidak menyayangkan diri kita sendiri. Allah semakin besar, kita semakin kecil. Coba kita perhatikan cara kita hidup, adakah yang kita utamakan atau persoalkan bagaimana nama Tuhan dipermuliakan atau nama kita saja yang kita tonjol-tonjolkan? Kepentingan kita saja yang kita kemukakan? Seolah-olah hidup kita yang paling perlu sedunia dibandingkan orang lain, yang paling susah sedunia, yang paling perlu diurus dibandingkan yang lain. 


Di hadapan Allah,  kita semua adalah sama pentingnya. Semua permasalahan kita ada penyelesaiannya, gampang bagi Dia. Kita saja selalu merasa persoalan kita paling sulit, hati kita paling sedih atau sakit. Kalau kita memandang Dia yang besar semua masalah akan menjadi kecil.  Kita tidak sabar akan semua yang kita hadapi, harus sesuai keinginan kita sendiri. Tidak sabar akan proses yang Tuhan kerjakan dalam hidup kita. Turut saja pembentukan Tuhan, taat saja kemana Dia pimpin. Tidak usah banyak mengeluh dan protes apalagi merasa yang paling menderita. 


Bukan apa-apa yang kita alami dibandingkan penderitaan Tuhan Yesus Kristus, menjadi manusia, mati dengan cara yang paling hina, untuk menyelamatkan manusia berdosa pula. Mari kita sadar siapa kita yang tidak layak ini di hadapan Tuhan. Hanya debu yang dimuliakanNya. 


Jadi kita tidak perlu cengeng atau merengek-rengek seolah kita paling menderita di dunia ini karena hak atau kebahagiaan kita tidak kita dapatkan. Mari belajar terus hidup bagi kemuliaan nama Tuhan, menyenangkan hatiNya, sehingga kita tidak persoalkan lagi susah atau senang yang kita alami, kita yakini sepenuhnya Allah berdaulat di dalam hidup kita. Kiranya Allah memampukan kita, hidup seturut kehendakNya, tidak lagi memusingkan diri sendiri, hidup demi hal paling mulia di surga dan di dunia, yaitu untuk menyukakan Allah saja. Amin.


#erbs020920

Tidak ada komentar:

Posting Komentar