*Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"*
📖 *Yosua 24:15*
Di sebuah kota kecil, hiduplah pasangan suami isteri, Mereka telah menikah selama sepuluh tahun dan dikaruniai dua anak.
Sang suami adalah seorang pria yang *tegas, sabar dan bertanggung jawab,* sementara Si Isteri adalah wanita yang cerdas tetapi memiliki sifat *keras kepala dan suka membantah suaminya.*
Setiap kali Suami memberikan pendapat atau keputusan dalam keluarga, Si Isteri selalu menentangnya.
Ia merasa bahwa dirinya lebih tahu segalanya, sehingga sering meremehkan suaminya di depan anak-anak mereka.
Suatu hari, Isteri menghadiri persekutuan doa di gereja. Firman yang dibagikan hari itu adalah :"Hai istri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan."
*Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan.*
✍️ *Efesus 5:22*
Ayat itu seperti menegur hatinya.
*Sepanjang ibadah, ia merasa Tuhan berbicara kepadanya.*
Setelah pulang, Isteri mulai memperhatikan sikapnya. Ia teringat bagaimana sering kali suaminya tetap sabar meskipun ia berbicara kasar.
Ia juga menyadari bahwa anak-anak mereka mulai meniru sikapnya—mereka mulai tidak menghormati ayah mereka.
Malam itu, Isteri menangis dalam doa. *Ia meminta ampun dan memohon agar Tuhan mengubah hatinya dan mengajarinya untuk menjadi isteri yang bijaksana.*
Keesokan harinya, ketika Suami memberikan pendapat, Isteri menahan diri untuk tidak membantah.
Ia mendengarkan dengan lembut dan menghargai suaminya.
Suami terkejut dengan perubahan sikap isterinya, ia merasa sangat dihargai dan ini *membuat suaminya lebih semangat dalam memimpin keluarga mereka.*
Hari demi hari, hubungan mereka semakin harmonis.
Anak-anak mereka pun melihat perubahan itu dan mulai lebih menghormati ayah mereka.
Suatu hari, Si Isteri berkata kepada Suaminya, *"Maafkan aku, selama ini aku terlalu keras kepala.* Aku ingin menjadi istri yang lebih baik dan mendukungmu sebagai kepala keluarga."
Suami tersenyum dan menjawab, "Aku selalu mencintaimu, dan aku bersyukur Tuhan mengubah hati kita."
*Dari hari itu, rumah tangga mereka dipenuhi dengan damai sejahtera* dan Isteri belajar bahwa tunduk kepada suami bukan berarti lemah, tetapi sebuah bentuk kasih dan penghormatan yang membawa berkat bagi keluarga.
Pelajaran dari kisah ini:
*Tunduk kepada suami adalah perintah Tuhan dan membawa damai dalam rumah tangga.*
*Seorang isteri yang bijaksana membangun rumah tangganya,* tetapi yang suka melawan dapat merusaknya.
*Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya sendiri.*
✍️ *Amsal 14:1*
Ketika seorang isteri berubah, suami juga akan semakin mengasihi dan menghargainya.
*Anak-anak akan meniru apa yang mereka lihat dalam hubungan orang tua mereka.*
*"Keluarga yang harmonis dimulai dari seorang isteri yang bijak dan seorang suami yang penuh kasih."*
*Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya?Ia lebih berharga dari pada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya. Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya.*
*Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia: Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua. Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.*
🙏 *Amsal 31:10-30*
❤️ *KELUARGAKU SORGAKU*