PA Pribadi
Pendahuluan
Banyak orang kristen jaman sekarang kurang memiliki pemahaman yang dalam mengenai Allah dan kebenarannya sehingga sering membuat orang kristen kurang memiliki hidup yang mendalam dan menyeluruh. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya muncul kekristenan yang dangkal dan kurang berdampak.
Pelayanan Mahasiswa juga lebih kurang mengalami hal yang sama. Kurang menunjukkan kekristenan yang dalam dan cenderung menunjukkan kekristenan yang dangkal. Hal ini salah satunya dapat kita lihat dengan makin menurunnya kesukaan orang untuk ber-PA. Mahasiswa lebih menyukai hal-hal yang instan dan cenderung mendapatkan dari orang lain. Kecenderungan ini jika tidak segera ditanggulangi maka yang terjadi adalah pelayanan mahasiswa menghasilkan mahasiswa dan alumni yang dangkal dan tidak mandiri. Hal itulah maka kita perlu memiliki kerinduan dan kemauan yang kuat untuk mendalami dan menggali kebenaran firman Tuhan.
Pengertian
George Washington (1732-1799), Presiden pertama Amerika Serikat pernah berkata "It is impossible to rightly govern the world without God and the Bible." Bagi George Alkitab sangat penting dan menjadi penuntun dia dalam memimpin Amerika. Membaca Alkitab penting tetapi yang lebih penting adalah mendalami dan menggali Alkitab. Karena hanya membaca saja belum cukup untuk memahami dengan dalam mengenai Allah dan kebenaran-Nya.
Pendalaman atau penggalian Alkitab yang sering kita kenal dengan PA adalah suatu usaha untuk menggali setiap kata dan kalimat yang ada pada bagian alkitab yang sedang dibaca untuk mengetahui konteks dan kedalaman maknanya. Dalam menggali yang dilakukan adalah kita mengobservasi, mengintepretasi dan mengaplikasikannya. Sering disebut dengan istilah OIA. Melalui kegiatan tersebutlah maka kita akan memiliki pengenalan yang lebih mendalam.
Pendalaman dan penggalian Alkitab ini bukan dilakukan secara bersama atau berkelompok tetapi secara pribadi. Karena jika dilakukan secara bersama maka itu sama dengan PA kelompok seperti yang dilakukan dalam kelompok kecil. Hal ini lebih menekankan tentang pendalaman dan penggalian kita secara pribadi.
Pentingnya PA
Yeremia 9:23-24 Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.
Filipi 3:10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
Seorang mahasiswa x saya tanya apakah dia tahu siapakah mahasiswa yang sedang duduk di bawah pohon? Dia langsung mengatakan tahu. Kemudian menyebutkan nama orang tersebut. tetapi ketika saya tanya hal yang mendetail mengenai mahasiswa tersebut maka mahasiswa x tidak tahu. Dari peristiwa ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa seseorang bisa mengetahui orang lain tetapi belum tentu bisa mengenal dan memahaminya. Mengenal dan memahami butuh penggalian dan pendalaman yang lebih lama. Begitu juga ketika kita berbicara mengenai PA, tidak cukup kita hanya membaca tetapi perlu menggalinya dengan lebih dalam.
Perbedaan kondisi dan latar dalam kejadian maupun peristiwa yang terjadi dalam Alkitab sangat berbeda dengan kondisi kita sekarang. Dengan melakukan PA kita bisa melihat konteks sejarah dan latarnya yang kemudian kita kontekskan dengan jaman kita. Dengan membaca saja hal ini tidak mungkin bisa dilakukan, sehingga PA menjadi sangat penting agar kita tidak salah mengintepretasikannya.
Mengapa harus secara pribadi?
“Give me a fish, I eat for a day. Teach me how to fish, I eat for a lifetime.” Pernyataan ini menggambarkan bagaimana PA sangat penting dilakukan secara pribadi. AKK harus dilatih atau diajarkan untuk bisa memancing demi mendapatkan ikan, bukan hanya diberikan ikan. Karena pastinya kita berharap AKK yang dihasilkan menjadi mandiri. Maukah kita menjadi bayi dan kanak-kanak terus?
Pertumbuhan rohani memiliki kemiripan dengan pertumbuhan manusia secara jasmani. Paulus dalam 1 Petrus 2:2 berkata “Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan”. Hal ini sangat jelas menggambarkan bahwa pertumbuhan rohani awal seperti bayi yang baru lahir. Tetapi yang menjadi pertanyaan bagi kita adalah apakah mungkin orang yang telah dibina 2 dan 3 tahun masih seperti bayi? Paulus sangat tegas mengatakan hal ini dalam 1 Korintus 13:11 “Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.”
Ada saatnya kita disuap ada saatnya kita harus bisa mencari makan sendiri. Karena dengan begitu kita mengalami pertumbuhan dan bisa survive jika kelompok kita macet. Bukan hanya itu, tetapi kita juga akhirnya tidak lagi bergantung kepada PKK dan bahkan bisa lebih kritis dan dalam memahami kebenaran Allah. Apakah kita mau jadi anak-anak terus? Atau sudah besar tetapi perilakunya seperti kanak-kanak?
Syarat utama
Dalam sebuah makalah tentang menggali Alkitab Erick Sudharma menuliskan setidaknya ada empat tuntutan dasar bagi setiap orang Kristen yang ingin berhasil dalam menggali dan menafsirkan isi Alkitab. Saya menyebutnya 4 K. Kebutuhan, kerinduan, ketekunan, dan ketaatan.
Maksudnya, menyadari kebutuhan mutlaknya akan firman Allah (Mat 4:4). Selanjutnya, memelihara kerinduan terhadap firman Allah (Mat 5:6; 1 Ptr 2:2). Lalu, memiliki ketekunan dalam mempelajarinya (Ams 2:4-5; 1 Tim 4:13). Dan akhirnya, mempersembahkan ketaatan kepadanya (Yoh 8:31-32). Tanpa keempat hal inilah sering sekali kita tidak rutin dan konsisten dalam melakukan PA dan bahkan menjadikannya hal yng membosankan. Marilah kita memiliki keempat syarat diatas agar kita memiliki kehidupan PA yang baik.
Sulitkah melakukannya?
Ada beberapa orang yang mungkin tidak melakukan PA karena hal itu merupakan hal yang sangat sulit dan berat. Mereka bahkan belum bisa melakukannya secara induktif namun memakai bahan PA yang sudah tersedia. Bahkan takutnya ada berkembang fenomena bahwa PA pribadi itu hanyalah menjadi bagian seorang Calon Pemimpin Kelompok Kecil (CPKK) dan Pemimpin Kelompok Kecil (PKK), pengurus dan AKK tidak diharuskan melakukan PA pribadi. Saya pikir hal itu salah besar. Siapapun kita harus bisa ber-PA pribadi meskipun mungkin kualitas kedalamannya bisa saja berbeda.
Melakukan PA tidaklah sesulit yang kita pikirkan. Mungkin diawal melakukannya hal itu memang sulit tetapi ketika kita sudah berlatih dan melakukannya pastilah kita bisa dan bahkan “ketagihan”. Sama seperti kita belajar naik sepeda, awalnya mengerikan dan menakutkan bahkan jika kita terjatuh dan terluka ketika melakukannya. Tetapi ketika kita sudah bisa maka yang ada adalah “ketagihan”.
Erick Sudharma juga mengatakan bahwa Allah sendiri yang akan mengaruniakan pengertian tersebut kepadanya. Alkitab berkata, “… Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu” (2 Tim 2:7b). “Segala sesuatu” di sini secara khusus adalah apa yang Rasul Paulus katakan dalam surat 2 Timotius, tetapi secara lebih luas, dalam konteks kanonis, adalah seluruh bagian Alkitab – firman Allah yang tertulis.
OIA
Observasi adalah menyelidiki dengan seksama fakta-fakta apa yang terdapat didalam bagian firman Tuhan. Dalam hal ini kita mengajukan pertanyaan What, Who, Why, When, Where, dan How. Observasi harus dilakukan dengan prinsip:
Kata Kalimat Alinea Perikop Pasal Kitab PL/PB Alkitab
Setiap penyelidikan teks tidak boleh lepas dari konteksnya sehingga fakta yang didapat tidak bertentangan dengan ayat atau pasal sesudah maupun sebelum. Contoh : 1 Taw 21:1;2 Sam 24:1 dan Yak 1:13
Untuk lebih dalam lagi maka kita memerlukan alat bantu sehingga kita dapat menyelidiki kondisi nyata ketika kejadian maupun pada saat peristiwa tersebut dituliskan, antara lain :
1. Alkitab dalam terjemahan lain. Contoh NIV, KJV, Bibel, dlsb.
2. Buku Pengantar PL dan PB.
3. Konkordansi
4. Kamus Alkitab
5. Ensiklopedi Alkitab
6. Peta Alkitab
Hal ini akan membuat kita mengerti latar belakang kitab, peristiwa, penulis, dan makna simbol dan illustrasi pada saat itu. Karena kesulitan di dalam ber-PA adalah masalah konteks sejarah dan sastranya. Untuk itu kita harus berlatih peka dan kritis terhadap kata dan gaya bahasa yang digunakan, seperti kata yang diulang-ulang, tanda baca, jenis kata, waktu, setting, dan jenis kalimat.
Contoh : Mat 5: 28-29 1 Raj 22:19-23
Bil 22:28-30 Ams 31:29
2 Taw 16:9
Untuk menjawab pertanyaan kedua kita harus mengadakan INTERPRETASI, yaitu mengerti dan menggambarkan apa yang ingin disampaikan oleh penulis melalui firman tersebut.dalam tahap ini kita berusaha untuk menafsirkan apa yang ingin disampaikan oleh Alkitab. Kita tidak boleh menafsirkannya secara bebas bahkan spekulatif, tetapi biarkan Alkitab yang mengartikan sendiri dan jangan terpaku dengan hasil tafsiran orang bahkan kesepakatan gereja maupun lembaga lain.
Untuk itu di dalam interpretasi dibutuhkan perenungan yang mendalam dan bahkan kepekaan mengenai apa yang sebenarnya dikatakan oleh Alkitab dan jangan memaksakan sesuatu yang tidak dikatakan oleh Alkitab. Karena hal itu akan menyebabkan kita salah menafsir dan bahkan bisa saja sesat. Untuk itu jangan pernah berusaha untuk mengartikan Alkitab dengan pengertian yang dibuat-buat supaya kelihatan “keren” atau “mantap” pemahaman kita.
Dalam memahami Alkitab juga sangat butuh kerendahan hati dan juga kepekaan memahami doktrin dengan tepat dan benar. Karena sering sekali pemahaman kita dipengaruhi oleh konsep dunia yang akhirnya mempengaruhi interpretasi kita. Alkitab yang kita gunakan (LAI) tidak selamanya juga memiliki proses translate yang tepat secara keseluruhan. Untuk itu kita perlu Alkitab dengan bahasa lain (min.NIV) untuk melihat apakah sebenarnya yang dimaksudkan oleh kalimat itu. Contoh : I Yoh 3:9.
Inti dari intepretasi adalah kita menghubungkan hasil dari observasi yang telah kita dapatkan dan mencari apa pesan yang terkandung di dalam firman Tuhan tersebut. Tidak selamanya interpretasi setiap orang sama namun yang terpenting adalah interpretasi kita masih dalam konteks yang benar dan tidak menyeleweng dengan ajaran kekristenan.
Dan untuk menjawab pertanyaan ketiga kita harus mengadakan APLIKASI. Tujuan utama dalam PA adalah tidak hanya untuk mengajar kita, namun mengubah (to transform) kita (Roma 12:2). Yakobus memberitahu kita, "Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar saja" (Yakobus 1:22).
Untuk itu kita perlu membuat penerapan atau langkah konkrit yang ingin kita lakukan sebagai bentuk bahwa kita sudah ditegur oleh firman Tuhan. Usahakan aplikasi yang ditentukan adalah bentuk tindak nyata dan ada proyek-proyek yang akan dikerjakan secara langsung. Tidak harus langkah-langkah besar namun langkah-langkah yang realistis dan sanggup untuk kita kerjakan dalam jangka waktu relative singkat.
Penutup
Marilah kita memiliki kehidupan PA yang lebih baik untuk menjadikan kita orang kristen yang mendalam dan dewasa, mampu untuk menggali Alkitab secara pribadi dan mandiri secara rohani. Mari lakukan bukan lagi krena tugas dari PKK maupun pengurus tetapi karena kehausan dan kerinduan akan mengenal Allah semakin dekat dan intim.
Cara pandang dan cara kita mengambil keputusan didalam hidup kita tergantung sejauh dan sedalam apa kita mengerti dan memahami firman Tuhan. Jadilah mahasiswa dan alumni yang takut akan Tuhan dan menjadi berkat dimana saja yang didasari oleh firman Tuhan yang mendalam. Soli deo gloria
"The Bible is no mere book, but a Living Creature, with a power that conquers all that oppose it."Napoleon Bonaparte (1769-1821), Emperor of the French
Dari berbagai sumber.
By : Palti Hutabarat 2010
Untuk itu kita perlu membuat penerapan atau langkah konkrit yang ingin kita lakukan sebagai bentuk bahwa kita sudah ditegur oleh firman Tuhan.
BalasHapusTidak selamanya interpretasi setiap orang sama namun yang terpenting adalah interpretasi kita masih dalam konteks yang benar dan tidak menyeleweng dengan ajaran kekristenan.
BalasHapus