PERINTAH UNTUK BERBUAH
Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah.
Roma 7:4 (TB)
Kita telah mati bagi Hukum Taurat melalui penebusan Yesus Kristus, supaya kita menjadi milikNya yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, sehingga kita dapat hidup berbuah bagi Allah.
Waktu kita masih hidup dalam kedagingan kita, hawa nafsu dosa yang dipengaruhi oleh Hukum Taurat bekerja dalam diri kita agar kita berbuah bagi maut.
Setelah kita dibebaskan dari Hukum Taurat, kita juga telah mati bagi hukum itu, supaya kita dapat melayani dengan kehidupan yang baru yaitu pelayanan di dalam Roh Allah.
Kita yang berdosa mendapat pembenaran oleh Allah melalui iman kita kepadaNya melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib, dan kewajiban kita selanjutnya adalah berbuah bagi Allah.
Terkadang kita lupa diri tentang status kita sebagai yang telah diselamatkan. Lupa bahwa anugerah keselamatan itu bukan untuk 'difoya-foyakan memuaskan keinginan kita sendiri.
Allah adalah Maha Kasih namun Allah adalah juga Maha Adil. Dia telah membenarkan kita dengan anugerahNya namun Dia juga menghendaki kita menghargai dan menghidupi anugerahNya itu melalui hidup kita yang berkenan bagiNya.
Anugerah keselamatan yang Tuhan berikan adalah dasar perintah bagi kita untuk hidup berbuah bagi Allah. Tidak bisa tidak. Mau tidak mau kita harus melakukan perintah itu.
Karena ranting yang tidak berbuah pada akhirnya akan dipatahkan. Pohon yang tidak berbuah pada akhirnya akan ditebang, cepat atau lambat.
Semoga Allah pemilik dan pemelihara hidup kita memampukan kita agar sungguh-sungguh meninggalkan dosa dan kehidupan kita yang lama, selalu rindu datang padaNya melalui doa-doa kita kepadaNya dan merenungkan firmanNya setiap hari.
Supaya hidup kita dapat menghasilkan buah yang manis melalui pelayanan-pelayanan kita bagiNya di dalam setiap hal yang Dia percayakan bagi kita.
#erbs180520
Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah.
Roma 7:4 (TB)
Kita telah mati bagi Hukum Taurat melalui penebusan Yesus Kristus, supaya kita menjadi milikNya yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, sehingga kita dapat hidup berbuah bagi Allah.
Waktu kita masih hidup dalam kedagingan kita, hawa nafsu dosa yang dipengaruhi oleh Hukum Taurat bekerja dalam diri kita agar kita berbuah bagi maut.
Setelah kita dibebaskan dari Hukum Taurat, kita juga telah mati bagi hukum itu, supaya kita dapat melayani dengan kehidupan yang baru yaitu pelayanan di dalam Roh Allah.
Kita yang berdosa mendapat pembenaran oleh Allah melalui iman kita kepadaNya melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib, dan kewajiban kita selanjutnya adalah berbuah bagi Allah.
Terkadang kita lupa diri tentang status kita sebagai yang telah diselamatkan. Lupa bahwa anugerah keselamatan itu bukan untuk 'difoya-foyakan memuaskan keinginan kita sendiri.
Allah adalah Maha Kasih namun Allah adalah juga Maha Adil. Dia telah membenarkan kita dengan anugerahNya namun Dia juga menghendaki kita menghargai dan menghidupi anugerahNya itu melalui hidup kita yang berkenan bagiNya.
Anugerah keselamatan yang Tuhan berikan adalah dasar perintah bagi kita untuk hidup berbuah bagi Allah. Tidak bisa tidak. Mau tidak mau kita harus melakukan perintah itu.
Karena ranting yang tidak berbuah pada akhirnya akan dipatahkan. Pohon yang tidak berbuah pada akhirnya akan ditebang, cepat atau lambat.
Semoga Allah pemilik dan pemelihara hidup kita memampukan kita agar sungguh-sungguh meninggalkan dosa dan kehidupan kita yang lama, selalu rindu datang padaNya melalui doa-doa kita kepadaNya dan merenungkan firmanNya setiap hari.
Supaya hidup kita dapat menghasilkan buah yang manis melalui pelayanan-pelayanan kita bagiNya di dalam setiap hal yang Dia percayakan bagi kita.
#erbs180520
Tidak ada komentar:
Posting Komentar