UJIAN
HIDUP
1 Korintus 10:13 (Tgl 2 September
2022, Jumat)
Ujian
dalam kehidupan Tuhan berikan untuk membentuk karakter kita agar bisa seperti
karakter Kristus. Untuk mencapai karakter Kristus tidak cukup hanya dengan
sekolah Alkitab, ikut pendalaman Alkitab, rajin beribadah, tetapi kita harus
bisa menerima Firman itu sebagai kebenaran sejati. Ujian juga dimaksudkan agar
kita jangan meninggikan diri, sombong dan merasa hebat. Ujian tidak bermaksud
untuk menyalahkan orang lain, tetapi untuk menyatakan kemuliaanNya.
Contoh
kisah yang ditulis di Yohanes 9:1-3 , Saat Yesus menyembuhkan seorang buta yang
sejak lahir, murid-muridNya bertanya kepadaNya, “Rabi, siapakah yang berbuat
dosa, orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta ? Jawab Yesus
: “Bukan dia dan bukan orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah
harus dinyatakan didalam dia.”
Bagaimana
kita melihat dan menghargai ujian hidup ? Dikatakan di Ayub 23:10 , “Karena Ia
tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas. “
Ayub seorang laki-laki yang saleh dan jujur, ia takut akan Allah dan menjauhi
kejahatan , sempurna bukan ? Tetapi mengapa Tuhan mengizinkannya mengalami
ujian? Ia kehilangan semua anaknya, hartanya habis dalam sekejap, tubuhnya penuh
borok, isterinya mengutukinya. Meskipun demikian, Ayub tetap berkata, “Dengan
telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku kembali ke
dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil.”
Demikianlah
Ayub melihat dan menghargai ujian dari Tuhan. Bagaimana dengan kita ? Firman
Tuhan mengajarkan agar kita tidak menyerah karena “Allah setia dan karena itu
Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kita
dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat
menanggungnya (1 Korintus 10:13). (H)
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat
untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan
untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Timotius 3:16)”
Ujian tidak bermaksud untuk
menyalahkan orang lain, tetapi untuk menyatakan kemuliaanNya
Pantai Tanjung Siambang (Sebelum merantau ke Batam ) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar