TERTUTUP BAGIMU, TERBUKA BAGIKU
(Chapter-4)
….Mi, Saya lupa jalan pulang ke rumah dan ngak tahu dimana ini sekarang. Saya mau pingsan, tapi saya bisa dirampok jika parkir disini, jalan lagi sepi dan sudah mulai gelap. Saya coba jalan pelan pelan dulu ya, sambil ingat ingat saya dimana…..tolong doakan saya ya Mi (Mora)
Kejadian diatas di pertengahan Mei 2008 adalah “puncak stress” yang saya alami setelah hilangnya mobil Kijang Innova E Plus 2008 (harga sekitar 173 juta) yang dilarikan customer kami yang menyewa mobil tersebut untuk 1 tahun (long term) pada 18 April 2008, ketika saya bekerja di salah satu perusahaan rental nasional terbesar.
Dokumen dokumen pendukung perusahaan untuk proses penyewaan kendaraan telah memenuhi persyaratan bahkan dokumennya lengkap dengan rekening keuangan perusahaan yang ‘sangat bagus”, sehingga banyak perusahaan lain yang tidak sembarang jadi korban. Kami ketahui setelah sales kami mengantar invoice penagihan dan menemukan kantor customer sudah kosong dan beberapa perusahaan ( ada 11 perusaahaan besar + perusahaan lainnya) melakukan hal yang sama seperti kami.
Setelah kami pastikan, bahwa Customer sudah lari, maka saya melaporkan ke Direksi kejadian tersebut. Saya sudah duga sebelumnya, pasti saya “dihabisi dengan kata kata”. Saya diminta melaporkan kejadian ke polisi tanpa surat kuasa dari perusahaan dan polisi akhirnya mau menerima laporan penggelapan setelah saya beri pengertian bahwa saya yang tanda tangan kontrak. Seperti biasa proses pelaporan ke polisi tidak akan menolong untuk mengembalikan mobil. Dalam satu minggu, semua pihak yang terlibat dalam proses kontrak dan pengeluaran mobil diperiksa oleh perusahaan melalui kepala cabang (Kacab) dibawah saya. Bahkan Kacab tersebut mengatai saya bodoh dihadapan anak anak padahal saya atasannya.
Satu bulan tidak ada perkembangan kasus dari kepolisian bahkan mau menyita BPKB mobil untuk diblokir. Melihat perusahaan cara menangani kami kurang tepat, maka saya tarik laporan dari polisi menghindari masalah lain yang timbul jika BPKB disita. Dalam 1 bulan itu juga berbagai macam cara penekanan dari Direksi dan Kacab saya supaya saya bertanggung jawab mengganti mobil tersebut. Stress berat saya alami dalam bulan itu. Hampir tiap jam saya ke kamar mandi buang air besar seperti diare. Bahkan hampir pingsan dan pernah lupa jalan pulang kerumah. Pada bulan kedua, Saya sudah pasrah akan kejadian itu, hampir setiap saat saya berdoa: “Tuhan kuatkan aku dan biarlah persoalan ini selesai”. Beberapa karyawaan yang ikut dalam proses kontrak dan pengeluaran mobil “ditekan” perusahaan untuk bertanggung jawab. Mereka nangis nangis jumpai saya dan mencoba menyalahin saya juga. Pada bulan kedua, saya merasakan kedekatan yang dalam dengan Tuhan karena saya selalu berdoa ketika stress berat mulai menguasai diri saya. Tanpa saya rencanakan, maka banyak waktu waktu saya gunakan berdoa untuk membuat saya lebih tenang bekerja. Saya juga mengajak seluruh karyawan pada setiap meeting mingguan untuk berdoa. Saya sampaikan, siapapun tidak ada yang mampu menolong kita dalam persoalan ini kecuali Tuhan. Pada bulan kedua tersebut, saya diminta managemen supaya mengkondisikan mobil tersebut seperti “hilang normal”. Saya menolak “perintah” tersebut dan sudah pasti saya habis dimarahi dan diminta membuat surat pernyataan.
Saya membuat surat pernyataan dengan isi garis besarnya sebagai berikut:
1. Saya bukan menolak perintah Managemen tapi harga kejujuran saya melebihi dari harga mobil yang hilang (Rp 173 juta)
2. Saya akan mengganti mobil tersebut jika ada keputusan pengadilan yang mewajibkan saya untuk menggantinya.
3. Supaya managemen memberikan saya waktu untuk dapat “mengembalikan” mobil tersebut.
Saya lebih tenang setelah surat itu diterima oleh perusahaan. Saya yakin mobil itu akan kembali. Saya dan karyawan terus berdoa pada setiap meeting mingguan dan banyak waktu waktu yang saya pakai untuk berdoa.
Dalam saat teduh pagi dari satu pasal 1 Samuel 15 dan penekanan pada ayat 18 dan 19:
(18)TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka.
(19) Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN
Melalui Perikop ini, Tuhan berbicara kepada saya bahwa ketaatan kepada Firman Tuhan akan menjadi jawaban pergumulan dan inilah membuat saya tegas menolak perintah managemen untuk mengkondisikan mobil seperti hilang normal.
Masuk bulan Agustus 2008, belum ada info keberadaan mobil yang hilang.
Pada doa pagi 7 Agustus 2008 pukul 06.00 pagi : Masih bertanya kepada Tuhan: apalagi yang akan diperbuat, sepertinya Tuhan diam saja melihat masalah ini dan diakhir doa, saya mohon biarlah kehendak Tuhan yang jadi.
Pada pukul 09.00 : Pak Bambang (usaha jual beli mobil di Pekanbaru) menelepon saya telah membeli mobil di Jakarta dimana chasis & engine sama dengan mobil yang hilang & telah dicheck pemilik asli adalah perusahaan kami. Beliau mengatakan bahwa ia gelisah/gerah tidurnya beberapa malam mengingat mobil itu biarpun mobil itu sudah dipanjar orang untukdibeli, sehingga ia penasaran mengecek faktur mobil tersebut ke Dealer.
Singkat cerita pada18 – 20 Sep 2008, Saya ke Jakarta untuk membuat kesaksian tentang mobil yg telah diserahkan Pak Bambang bersama pengacaranya ke Polsek Metropolitan Menteng dan secara dokumen mobil (BPKB) maka kami berhak mengambil mobil tersebut....
Pada masa-masa pergumulan tersebut, saya juga dikuatkan Firman Tuhan melalui Mazmur 1.
Kiranya Tuhan dimuliakan, Puji Tuhan, dan Tuhan memberkati kita semua
Palembang, 26 Mei 2020
Apri Sianturi,
FT-USU Teknik Elektro Angkatan1989
(Chapter-4)
….Mi, Saya lupa jalan pulang ke rumah dan ngak tahu dimana ini sekarang. Saya mau pingsan, tapi saya bisa dirampok jika parkir disini, jalan lagi sepi dan sudah mulai gelap. Saya coba jalan pelan pelan dulu ya, sambil ingat ingat saya dimana…..tolong doakan saya ya Mi (Mora)
Kejadian diatas di pertengahan Mei 2008 adalah “puncak stress” yang saya alami setelah hilangnya mobil Kijang Innova E Plus 2008 (harga sekitar 173 juta) yang dilarikan customer kami yang menyewa mobil tersebut untuk 1 tahun (long term) pada 18 April 2008, ketika saya bekerja di salah satu perusahaan rental nasional terbesar.
Dokumen dokumen pendukung perusahaan untuk proses penyewaan kendaraan telah memenuhi persyaratan bahkan dokumennya lengkap dengan rekening keuangan perusahaan yang ‘sangat bagus”, sehingga banyak perusahaan lain yang tidak sembarang jadi korban. Kami ketahui setelah sales kami mengantar invoice penagihan dan menemukan kantor customer sudah kosong dan beberapa perusahaan ( ada 11 perusaahaan besar + perusahaan lainnya) melakukan hal yang sama seperti kami.
Setelah kami pastikan, bahwa Customer sudah lari, maka saya melaporkan ke Direksi kejadian tersebut. Saya sudah duga sebelumnya, pasti saya “dihabisi dengan kata kata”. Saya diminta melaporkan kejadian ke polisi tanpa surat kuasa dari perusahaan dan polisi akhirnya mau menerima laporan penggelapan setelah saya beri pengertian bahwa saya yang tanda tangan kontrak. Seperti biasa proses pelaporan ke polisi tidak akan menolong untuk mengembalikan mobil. Dalam satu minggu, semua pihak yang terlibat dalam proses kontrak dan pengeluaran mobil diperiksa oleh perusahaan melalui kepala cabang (Kacab) dibawah saya. Bahkan Kacab tersebut mengatai saya bodoh dihadapan anak anak padahal saya atasannya.
Satu bulan tidak ada perkembangan kasus dari kepolisian bahkan mau menyita BPKB mobil untuk diblokir. Melihat perusahaan cara menangani kami kurang tepat, maka saya tarik laporan dari polisi menghindari masalah lain yang timbul jika BPKB disita. Dalam 1 bulan itu juga berbagai macam cara penekanan dari Direksi dan Kacab saya supaya saya bertanggung jawab mengganti mobil tersebut. Stress berat saya alami dalam bulan itu. Hampir tiap jam saya ke kamar mandi buang air besar seperti diare. Bahkan hampir pingsan dan pernah lupa jalan pulang kerumah. Pada bulan kedua, Saya sudah pasrah akan kejadian itu, hampir setiap saat saya berdoa: “Tuhan kuatkan aku dan biarlah persoalan ini selesai”. Beberapa karyawaan yang ikut dalam proses kontrak dan pengeluaran mobil “ditekan” perusahaan untuk bertanggung jawab. Mereka nangis nangis jumpai saya dan mencoba menyalahin saya juga. Pada bulan kedua, saya merasakan kedekatan yang dalam dengan Tuhan karena saya selalu berdoa ketika stress berat mulai menguasai diri saya. Tanpa saya rencanakan, maka banyak waktu waktu saya gunakan berdoa untuk membuat saya lebih tenang bekerja. Saya juga mengajak seluruh karyawan pada setiap meeting mingguan untuk berdoa. Saya sampaikan, siapapun tidak ada yang mampu menolong kita dalam persoalan ini kecuali Tuhan. Pada bulan kedua tersebut, saya diminta managemen supaya mengkondisikan mobil tersebut seperti “hilang normal”. Saya menolak “perintah” tersebut dan sudah pasti saya habis dimarahi dan diminta membuat surat pernyataan.
Saya membuat surat pernyataan dengan isi garis besarnya sebagai berikut:
1. Saya bukan menolak perintah Managemen tapi harga kejujuran saya melebihi dari harga mobil yang hilang (Rp 173 juta)
2. Saya akan mengganti mobil tersebut jika ada keputusan pengadilan yang mewajibkan saya untuk menggantinya.
3. Supaya managemen memberikan saya waktu untuk dapat “mengembalikan” mobil tersebut.
Saya lebih tenang setelah surat itu diterima oleh perusahaan. Saya yakin mobil itu akan kembali. Saya dan karyawan terus berdoa pada setiap meeting mingguan dan banyak waktu waktu yang saya pakai untuk berdoa.
Dalam saat teduh pagi dari satu pasal 1 Samuel 15 dan penekanan pada ayat 18 dan 19:
(18)TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka.
(19) Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN
Melalui Perikop ini, Tuhan berbicara kepada saya bahwa ketaatan kepada Firman Tuhan akan menjadi jawaban pergumulan dan inilah membuat saya tegas menolak perintah managemen untuk mengkondisikan mobil seperti hilang normal.
Masuk bulan Agustus 2008, belum ada info keberadaan mobil yang hilang.
Pada doa pagi 7 Agustus 2008 pukul 06.00 pagi : Masih bertanya kepada Tuhan: apalagi yang akan diperbuat, sepertinya Tuhan diam saja melihat masalah ini dan diakhir doa, saya mohon biarlah kehendak Tuhan yang jadi.
Pada pukul 09.00 : Pak Bambang (usaha jual beli mobil di Pekanbaru) menelepon saya telah membeli mobil di Jakarta dimana chasis & engine sama dengan mobil yang hilang & telah dicheck pemilik asli adalah perusahaan kami. Beliau mengatakan bahwa ia gelisah/gerah tidurnya beberapa malam mengingat mobil itu biarpun mobil itu sudah dipanjar orang untukdibeli, sehingga ia penasaran mengecek faktur mobil tersebut ke Dealer.
Singkat cerita pada18 – 20 Sep 2008, Saya ke Jakarta untuk membuat kesaksian tentang mobil yg telah diserahkan Pak Bambang bersama pengacaranya ke Polsek Metropolitan Menteng dan secara dokumen mobil (BPKB) maka kami berhak mengambil mobil tersebut....
Pada masa-masa pergumulan tersebut, saya juga dikuatkan Firman Tuhan melalui Mazmur 1.
Kiranya Tuhan dimuliakan, Puji Tuhan, dan Tuhan memberkati kita semua
Palembang, 26 Mei 2020
Apri Sianturi,
FT-USU Teknik Elektro Angkatan1989
Tidak ada komentar:
Posting Komentar