PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kayu merupakan bahan dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Pemanfaatanya telah begitu luas dalam berbagai fungsi penyokong kehidupan, antara lain: sebagai peralatan rumah tangga (furniture, perkakas, dsb.), perumahan dan gedung, kesenian dan olah raga, sarana transportasi (darat, laut dan udara), dsb. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan peradaban manusia, maka kebutuhan kayupun semakin tinggi. Bahkan cenderung terjadi ketidak-seimbangan antara kebutuhan kayu dengan ketersediaan kayu dari hutan.
Secara umum pemanfaatan dan pengolahan kayu di Indonesia masih belum efisien, terbukti dengan masih banyaknya limbah yang dihasilkan dan belum termanfaatkan dengan baik sejak penebangan pohon dari hutan, selama pengolahan kayu, dan dalam penggunaannya yang pendek umur pakainya. Peran faktor perusak kayu hayati sangat besar dalam terjadinya inefisiensi pengolahan dan pemanfaatan kayu ini. Ragam dan jumlah faktor perusak hayati ini sangat tinggi di Indonesia yang berada di daerah tropis.
Salah satu hewan perusak kayu adalah rayap. Kelangsungan hidup kelompok rayap tergantung pada keberadaan raja dan ratu rayap yang melakukan tugas perkembangbiakan. Ratu rayap membesar sejak pembuahan pertama. Panjangnya dapat mencapai 3,5 inci (9 sentimeter), dan terlihat layaknya sebuah mesin perkembangbiakan. Ia tidak dapat bergerak dengan mudah. Karena ia tidak dapat melakukan apa pun kecuali bertelur, ada petugas khusus yang hanya bertugas merawatnya dengan memberi makan dan membersihkannya. Ia bertelur sebanyak tiga puluh ribu telur per hari, yang berarti hampir sepuluh juta telur sepanjang hidupnya.
Gambaran Umum Rayap
Rayap merupakan makhluk kecil menyerupai semut yang hidup dalam kelompok (koloni) yang ramai. Mereka membangun sarang menakjubkan yang menjulang tinggi di atas permukaan tanah, sehingga merupakan sebuah keajaiban tersendiri dalam gaya bangunannya. Yang lebih mengejutkan lagi adalah para pembuat bangunan tinggi megah itu adalah rayap pekerja, yang benar-benar buta.
Bentuk bangunan sarang rayap menunjukkan sistem yang rumitnya luar biasa. Ada satuan-satuan prajurit khusus dalam kelompok rayap yang bertanggung jawab dalam hal pertahanan. Rayap prajurit juga dilengkapi dengan persenjataan berat yang mengagumkan. Jika beberapa rayap bertugas sebagai prajurit perang, yang lain menjadi rayap patroli, sedang lainnya lagi menjadi “pasukan khusus berani mati”. Dari penjagaan ratu yang mengerami telur hingga pembangunan terowongan dan dinding-dinding atau memanen jamur yang mereka semaikan, setiap tugas di dalam sarang rayap tergantung pada ketangguhan prajurit dalam bertahan.
Kelangsungan hidup kelompok tergantung pada keberadaan raja dan ratu rayap yang melakukan tugas perkembangbiakan. Ratu rayap membesar sejak pembuahan pertama. Panjangnya dapat mencapai 3,5 inci (9 sentimeter), dan terlihat layaknya sebuah mesin perkembangbiakan. Ia tidak dapat bergerak dengan mudah. Karena ia tidak dapat melakukan apa pun kecuali bertelur, ada petugas khusus yang hanya bertugas merawatnya dengan memberi makan dan membersihkannya. Ia bertelur sebanyak tiga puluh ribu telur per hari, yang berarti hampir sepuluh juta telur sepanjang hidupnya.
Pembagian Koloni Rayap
1. Ratu
Ratu rayap dapat hidup sampai dengan 20 tahun, bahkan lebih. Dan selama hidupnya ratu hanya bertelur dan tetap berada di inti sarang dan tidak keluar sampai akhir hayatnya. Hanya ada satu ratu di setiap koloni rayap. Ukuran ratu Macrotermes sp dewasa dapat sebesar jempol pria dewasa bahkan lebih.
Meskipun belum dapat dibuktikan secara ilmiah, ratu rayap dipercaya dapat menentukan masa depan nimfa entah itu akan menjadi pekerja, laron atau prajurit dengan menggunakan frekuensi suara tertentu yang di kirimkan kepada nimfa.
Gambar : Ratu Rayap yang memiliki Abdomen paling besar |
2. Raja
Berbeda dengan raja semut yang segera mati setelah tak lama menghasilkan keturunan dengan ratu semut, raja rayap menemani sang ratu rayap seumur hidupnya. Ukuran raja rayap pada umumnya hanya 1/10 dari ukuran ratu rayap.
Ukuran raja rayap hanya bertambah sedikit setelah menemani sang ratu. Dalam satu koloni hanya ada satu ratu dan raja.
Gambar : Raja rayap dan ratu rayap |
3. Nimfa
Nimfa merupakan bayi rayap yang akan menjadi pekerja, laron atau prajurit sesuai dengan kebutuhan koloni rayap. Sang ratu sendiri yang akan menentukan kebutuhan koloni.
Gambar : Nimfa (semut putih) |
4. Rayap Pekerja
Rayap pekerja dapat berjumlah hingga 85% dari sebuah koloni. Kelangsungan hidup sebuah koloni rayap tergantung dari rayap pekerja karena hanya merekalah yang dapat mengkonsumsi kayu dan membagikannya kepada seluruh anggota koloni rayap yang lain. Dengan kata lain merekalah yang menyuapi makanan kepada seluruh anggota koloni yang lain (ratu, raja, prajurit, nimfa dan telur).
Mereka adalah pencari sumber makanan yang gigih, dan dipercaya jangkauan mereka dapat mencapai sejauh 50 meter bahkan lebih dari sarang. Mereka juga berfungsi membersihkan wajah (grooming) seluruh anggota koloni.
Sebagai tulang punggung koloni rayap, maka kesuksesan sebuah teknologi penanganan rayap sangat tergantung kepada pengendalian/pemusnahan rayap pekerja ini. Apabila hal ini gagal dilakukan oleh sebuah teknologi pemusnahan rayap maka dapat dikatakan teknologi tersebut gagal dalam menangani serangan koloni rayap.
Gambar : Rayap Pekerja |
5. Rayap Prajurit
Rayap prajurit berjumlah sampai dengan 15% dari seluruh anggota koloni. Mereka mempunyai bentuk rahang khusus untuk bertempur dan menjaga diri mereka. Rayap prajurit memiliki kepala yang sangat keras dan tidak akan hancur apabila ia mati. Rayap prajurit menjaga dan menemani rayap pekerja di sekitar sumber makanan untuk berjaga dari serangan predator (semut) maupun koloni rayap lain.
Rayap prajurit akan membunyikan alarm kepada koloni apabila timbul ancaman atau bahaya bagi koloni, entah itu adanya bau kimia, gangguan hewan / manusia maupun serangan dari predator dan koloni rayap lain dengan cara membenturkan kepalanya di terowongan tanah mereka dan alarm ini akan menyebabkan rayap pekerja dan prajurit untuk berpencar dan bersembunyi di tempat yang mereka anggap aman (misal retakan tembok) dan akan bekerja kembali setelah bau kimia / keadaan dianggap aman.
Berpencarnya anggota koloni akan menyebabkan terbentuknya satelit koloni (koloni yang terputus dari sarang), namun tetap memiliki potensi merusak bangunan.
Gambar : Rayap Prajurit |
6. Laron
Sama halnya seperti semut, koloi rayap juga memiliki laron namun berbeda bentuk. laron diterbangkan oleh koloni rayap 2 kali dalam setahun dalam keadaan udara yang agak hangat dan angin yang tidak terlalu kencang. Hal dilakukan untuk meningkatkan harapan hidup laron terhadap gangguan alam.
Laron akan mencari pasangannya dibawah sinar lampu. Setelah mereka menemukan pasangannya, maka mereka akan memutuskan sayap mereka dan akan berjalan beriringan mencari celah di tanah atau di bangunan
Gambar : Laron |
Dengan demikian, dapat dilakukan pengukuran rayap dilakukan dengan menggunakan mikroskop elektrik yang perbesarannya 10x untuk panjang semua ukuran badan rayap. Setelah itu, dilihat tabel kriteria pengidentifikasian rayap dari masing-masing rayap yang diukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar