H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Kamis, 03 November 2016

Klasifikasi Tanaman Belimbing



BUAH BELIMBING
(Averrhoa carambola L.)

 Varietas: Belimbing Demak, Sembiring, Paris, Dewi, dll.
Belimbing
Iklim:Curah hujan tinggi atau daerah musim kemarau dengan perawatan baik.
Daerah: 0 - 500 m dpl.
Tanah: Tanah bertekstur ringan hingga berat, sedikit berpasir, berdrainase baik, dan agak asam, pH 5,0 - 6,0.
Perbanyakan : Penyambungan
Untuk mendapatkan bibit yang sama seperti induknya sekarang, bibit belimbing diperbanyak dengan penyambungan. Sebagai batang atasnya diambil dari pohon yang sudah diketahui produktifitas dan mutu
buahnya tinggi. Rata-rata bibit yang berumur satu tahun sudah dapat mulai berbuah tetapi sebaiknya bibit yang sudah kuat pohonnya yaitu setelah 2 - 3 tahun yang boleh untuk berbuah.

Penanaman :Jarak tanam untuk belimbing adalah 6 x 6 m.
Lubang tanam dibuat 80 x 80 x 100 cm beberapa minggu sebelum penanaman. Biasanya dilakukan pada musim kemarau. Sebagai campuran untuk tanah, tempat penanaman dapat dipakai pupuk kandang sebanyak ± 0,3 m3.
Lubang tanam yang sudah diberi pupuk dasar dan sudah diangin-anginkan beberapa hari siap untuk ditanami. Dengan bibit yang baik dan cara penanaman yang tepat, kita akan mendapatkan tanaman  belimbing yang mampu memberikan hasil secara optimal.
Bersamaan dengan itu, bibit yang berumur 6 - 12 bulan, bisa ditanam di lubang ini. Karena bibit ini umumya diperlihara dalam kantung plastik, maka sebelum ditanam buka dulu pot plastiknya secara hati-hati. Maksudnya, agar akar bibit tidak terganggu dan tanah yang menutup akar tidak berantakan. Posisi bibit persis di tengah lubang dan dikubur sebatas pangkal batang. Usahakan batas penanaman ini sejajar dengan permukaan tanah di sekitarnya, untuk mencegah menggenangnya air bila suatu saat hujan besar. Terakhir, tanah dipadatkan sedikit sambil disiram. Untuk mengurangi penguapan air, tanah dapat ditutup dengan jerami atau rumput kering. Peneduh juga sebaiknya dipasang supaya bibit yang baru tidak mati kena sengatan panas matahari.
Pemupukan:Dosis pupuk per pohon menurut umur tanaman
Umur tanaman (th) Pupuk kandang (m3/th) NPK 15:15:15 (gr)
0 - 1 0,3 50 (tiap 3 bulan)
1 - 2 0,3 100 (tiap 3 bulan)
2 - 3 0,4 150 (tiap 3 bulan)
>3 0,05 50 (tiap 6 bulan)

Setelah memasuki masa produksi, formulasi pupuk dapat diganti dengan pupuk yang berkadar P dan K lebih tinggi dari N karena unsur inilah yang banyak dipakai tanaman untuk pembentukan buah, misalnya formulasi pupuk 10-20-20. Frekuensi pemupukan bagi tanaman yang telah berproduksi adalah 2 kali setahun yaitu pertama pada awal musim hujan dan yang kedua pada akhir musim hujan atau saat memasuki musim kemarau.

Pemeliharaan:
Untuk mendapatkan buah belimbing yang bagus, penampilannya mulus, dan rasanya manis, tanaman butuh perawatan yang memadai. Perawatan tanaman dimulai sejak bibit ditanam hingga tanaman tidak berproduksi lagi. Perawatan itu meliputi penyiraman, pemupukan, pemangkasan, dan penjarangan buah.

Penyiraman
Tanaman belimbing banyak membutuhkan air sepanjang hidupnya. Di daerah yang sepanjang tahun mendapatkan hujan, tentu air tidak manjadi masalah. Namun di daerah yang memiliki/mengalami musim kering, kebutuhan tanaman akan air perlu mendapat perhatian. Penyiraman dapat dilakukan dengan cara disiram sampai daerah sekitar tajuk tanaman basah. Meskipun selalu butuh air, tanaman ini kurang menyukai air tergenang. Oleh sebab itu tempat tumbuh tanaman harus diberi sarana drainase yang baik. Bila ada kelebihan air, segera dialirkan ke luar kebun agar tidak menggenang.

Pemberian mulsa
Untuk mempertahankan kelembaban dan untuk mengurangi penguapan air tanah yang berlebihan, sebaiknya tanah diberi penutup. Pada umumnya areal belimbing ditanami dengan rumput Taiwan sebagai mulsa. Rumput yang diberikan tidak banyak dan ditanam bersamaan dengan penanaman bibit. Seiring dengan pertumbuhan tanaman, rumput itupun berkembang. Selanjutnya rumput dibiakkan sampai memenuhi areal penanaman belimbing, kecuali di sekitar tajuk. Rumput-rumput lain (selain rumput yang ditanam) yang dapat mengganggu atau merugikan tanaman dapat dimatikan dengan manual atau herbisida selektif.

Pemangkasan dan pembuatan para-para.
1. Tujuan pemangkasan
Tujuan pemangkasan adalah untuk membentuk tajuk tanaman, meremajakan tanaman berumur tua, membuang cabang atau ranting yang tumbuhnya tidak beraturan, mendorong produksi buah, dan untuk memudahkan panen. Memangkas tanaman biasanya dengan menggunakan gergaji untuk cabang besar, gunting dahan untuk ranting.

2. Cara pemangkasan
Dilakukan dengan irisan miring ke atas. Dengan tujuan agar air siraman maupun air hujan, langsung meluncur ke bawah. Dengan begitu akan cepat kering, walaupun sempat terguyur. Luka pangkasan yang lebar sebaiknya jangan dibiarkan begitu saja, tapi sebaiknya dilumuri dengan bahan pelindung seperti parafin, cat minyak, atau ter, sehingga luka akan terhindar dari serangan bakteri. Terutama berlaku untuk cabang atau dahan berukuran besar.
Dengan memangkas cabang-cabang bawah, diharapkan tanaman tumbuh ke atas. Setelah tanaman mencapai ketinggian 175 cm, pemangkasan dihentikan dan cabang-cabang dibiarkan tumbuh semestinya.  Pada saat itu dibuat para-para/ajir yang menopang cabang-cabang tanaman. Tujuan pembuatan para/ajir ini agar cabang dan ranting tidak melengkung ke bawah. Para-para/ajir ini akan terasa manfaatnya bila tanaman sudah berbuah. Cabang/ranting akan tersangga cukup kuat dan tidak akan melengkung atau patah meski tanaman sarat dengan buah. Agar kuat, para-para/ajir dibuat dari kayu ulin atau pipa besi. Setelah para-para/ajir dibuat, pemangkasan dapat dilanjutkan yaitu memangkas cabang-cabang yang tumbuh di bawah atau ke arah bawah para-para/ajir. Sedangkan cabang-cabang yang berada di atas para-para/ajir dibiarkan tumbuh.

Agar buah berukuran besar dan mulus
Umur 1 tahun, tanaman belimbing sudah mulai berproduksi. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, pembuahan perlu ditunda. Maksudnya, buah pertama sebaiknya dibuang semua, tidak ada buah yang dibiarkan menjadi besar. Maksudnya agar tanaman tumbuh kuat dulu, baru pada tahun kedua buah dipelihara dan dibesarkan. Buah pertama yang dibiarkan membesar, sering kurang baik bagi tanaman. Tanaman akan menjadi lemah dan mudah terserang hama/penyakit. Dengan ditundanya pembuahan tanaman akan tumbuh kuat, dan tahun-tahun selanjutnya tanaman mampu menghasilkan buah-buah yang bagus. Agar buah berukuran besar, maka perlu penjarangan. Bila dibiarkan begitu saja, buah tidak bisa berkembang secara optimal. Karena distribusi makanan diperuntukkan bagi banyak buah, dan buah tidak leluasa berkembang karena berdesakan. Penjarangan dimaksudkan agar buah lebih leluasa berkembang dan distribusi makanan hanya untuk buah yang dipelihara. 

Dengan demikian buah akan menjadi besar. Buah yang dipelihara adalah buah yang sehat, tidak cacat, dan tumbuh pada cabang-cabang besar. Sedangkan buah yang tumbuh pada ranting-ranting kecil, yang cacat atau sakit, dibuang semua. Dalam penjarangan ini diusahakan tidak ada buah yang menggerombol atau berdempetan. Satu pohon diperkirakan hanya ada 100 buah belimbing yang dipelihara sampai besar. Dengan demikian, buah benar-benar tumbuh maksimal pada cabang yang kokoh sehingga buah tidak mudah rontok, atau cabang patah. Penjarangan dilakukan saat buah sebesar 2,5 - 5 cm atau 5 - 10 hari setelah bunga bermekaran.

Untuk mendapatkan buah belimbing yang mulus pada saat panen nanti, maka buah harus dibungkus. Selain untuk menghindari hama/penyakit, khususnya hama lalat buah, pembungkusan dapat membuat buah tampak lebih bersih dan menarik. Kapan mulai melaksanakan pembungkusan buah di pohon? Segera setelah penjarangan, buah harus sudah dibungkus. 

Pembungkusan buah di pohon hendaknya dilakukan dengan hati-hati agar buah itu tidak lepas dari tangkainya. Sebagai pembungkusnya dapat digunakan kertas koran. Caranya, ambil selembar kertas koran selebar 1/4 halaman, lalu digulung. Besarnya lubang gulungan itu diperkirakan mampu memuat buah belimbing yang berkembang maksimal. Caranya bisa menggunakan bantuan botol atau gelas yang digulungkan pada kertas koran itu. 

Setelah gulungan terbentuk, gelas/botolnya dapat ditarik keluar. Setelah itu, dengan hati-hati buah muda di pohon dibungkus dengan gulungan koran tadi. Bagian pangkal (tangkai buah) maupun ujungnya dapat dijepit dengan staples. Buah dibungkus satu per satu, sampai buah di pohon terbungkus semua.

Pengendalian Hama:
Tanaman belimbing dapat terserang hama atau penyakit yang mengganggu pertumbuhan tanaman. Pengendlaian hama dan penyakit harus dilakukan sedini mungkin agar kerugian yang lebih besar dapat dihindarkan.

Hama
Hama yang sering menyerang tanaman belimbing adalah tungau. Hama yang berukuran kecil ini biasanya bersembunyi di permukaan daun bagian bawah. Tungau ini mengisap cairan tanaman dan meninggalkan bekas titik-titik halus berwarna kecoklatan pada permukaan bawah daun. Serangan berat dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Hama tungau hanya dapat diberantas dengan pestisida sistemik atau kontak yang banyak tersedia. Selain itu, buah-buah muda umumnya peka terhadap serangan lalat buah. Buah yang sudah terlanjur dihinggapi lalat buah, tidak akan dapat diselamatkan, artinya kualitas buah akan menurun. Satu-satunya jalan adalah mencegah serangan hama tersebut. Untuk mencegah lalat buah, maka buah perlu dibungkus sejak masih pentil. Sebagai tindakan pencegahan terhadap serangan hama-hama yang merugikan, 2 minggu sekali tanaman disemprot pestisida, yang takarannya disesuaikan dengan dosis yang tertera pada kemasannya.

Penyakit
Kadang kala belimbing diserang cendawan jelaga yaitu pada musim hujan dan udara lembab. Tandanya dapat terlihat jelas sebagai lapisan hitam di atas permukaan daunnya. Untuk pencegahan dapat dilakukan penyemprotan dengan bubuk sulfur atau bordeaux.

Pemanenan
Pada waktu pemetikan perlu dilakukan dengan hati-hati agar buah tidak luka atau memar, karena hal ini akan mempengaruhi mutu belimbing.
Oleh karena itu sebaiknya buah dipungut hati-hati, dengan memisahkan buah yang kena penyakit dan buah yang sehat. Jangan dipetik terlalu matang bila akan dikirim ke tempat jauh, dan buah yang sudah dipetik hendaknya ditampung dalam wadah yang sebelumnya sudah dialasi dengan kain bekas atau bahan lain seperti jerami.
Pemetikan buah dilakukan kira-kira 60 - 65 hari setelah bunga mekar, buah berwarna kuning muda atau hijau kekuningan (kira-kira 25% kuning dan 75% hijau). Pemetikan dilakukan pagi hari ketika suhu udara tidak begitu panas. Agar buah tidak rusak, pemetikan hendaknya dilakukan dengan hati-hati. Buah yang masih terbungkus koran ditarik dengan tangan, kemudian dimasukkan ke dalam keranjang atau wadah lain yang telah disediakan. Pengumpulan buah dari kebun sebaiknya dilakukan di tempat teduh, terlindung dari sinar matahari, agar buah terjaga kesegarannya.

Perlakuan buah setelah panen
Buah diangkut dari kebun dan diletakkan di tempat yang teduh. Kemudian buah dilepaskan dari bungkusnya. Buah-buah yang cacat dipisahkan dari buah yang baik. Klasifikasi mutu buah biasanya ditentukan oleh penampilan (kemulusan buah) dan besarnya. Belimbing ini digolongkan dalam 3 kualitas, yaitu kualitas A, B, dan C.Kualitas A adalah buah yang berukuran besar, 1 kg hanya berisi 4 buah. Kualitas B, per kilogramnya berisi 6 buah, sedangkan kualitas C 8 - 9 buah.

Selain itu, buah belimbing juga diklasifikasikan berdasarkan warnanya. Indeks warna 1, buah berwarna hijau penuh. Indeks warna 2, buah berwarna hijau kekuningan (warna kuning kurang dari 25%). Indeks warna 3, buah yang memiliki warna kuning 26 - 55 %. Indeks warna 4, buah yang memiliki warna kuning 76 - 100%. Yang terakhir, indeks warna 5, sepenuhnya berwarna orange. Pemisahan berdasarkan warna ini biasanya untuk tujuan ekspor. Buah yang memiliki indeks warna 1 tidak layak untuk dijual karena rasanya masih asam dan kelat. Buah berindeks warna 2 dan 3 adalah buah belimbing yang cocok untuk ekspor karena masih bisa tahan lama dan rasanyapun enak. Sedangkan buah yang memiliki indeks warna 4 dan 5, tidak sesuai untuk ekspor, meskipun rasanya manis, karena tidak tahan lama. 

Bila untuk keperluan ekspor, buah dipilih yang bersih, mulus, keras, dan pejal. Agar buah tetap terjaga mutunya sampai di pasar, yaitu warnanya tidak berubah, tidak busuk atau rusak, dan buah tetap pejal, perlu penanganan tersendiri. Setelah dipilih, buah dilap dengan kain halus untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada buah. Kemudian setiap buah dibungkus dengan film regang (plastik PVC tipis, setebal 0,14 mm) yang berukuran 30 x 30 cm.

Buah yang telah dibungkus kemudian disusun dalam kotak/kardus yang telah dilapisi spon. Buah disusun dengan pangkal buah di bawah (berdiri), dan setaip kardus hanya berisi 18 - 24 buah. Selanjutnya dus-dus berisi buah belimbing itu disimpan sementara di ruangan dingin (kira-kira 50ºC), sebelum diangkut untuk diekspor. Dengan sistem pembungkusan dan penyimpanan di ruangan dingin ini mutu buah akan terjaga dan dapat tahan sampai 3 minggu. Buah yang akan dipasarkan ke tempat jauh, sebaiknya dikemas rapi dalam kotak khusus agar buah sampai di tempat tujuan dengan utuh. Kotak alias peti ini biasanya dibuat dari kayu. Ukuran peti yang terbaik 60 x 28 x 28 cm. Dinding peti jangan ditutup rapat tapi diberi lubang yang jaraknya lebih kecil dari ukuran buah belimbing.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar