Slmt pg bust kita semua..
😊😊
Efesus 6:16 (TB) dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,
Salam sehat
🙏🙏🙏
Matius 25:35-36 (TB) Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
https://alkitab.app/v/c830359ae281
*Panggilan dan Penginjilan*
*Pengantar*
Thanks bang Arison. Namun saya msh mencari jawaban atas pertanyaan abang ke beliau, "lalu apa yang menentukan pilihan"? (28/05/2020; 14:47)
Ini pertanyaan sisa yang dilontarkan oleh Salem Aristo Limbong, ST mengenai “Mana yang lebih duluan, menjawab kebutuhan sosial atau memberitakan Injil" setelah terjawab dengan tergantung situasi.
*Jawaban*
Panggilan. Panggilanlah yang meletakkan manusia dalam sejarah panjang karya Kerajaan Allah. Pada masanya ada Yusuf; menyelamatkan hidup satu bangsa, ada Musa; memimpin bangsa pilihan, ada Zerubabel; memimpin kembali dari pembuangan, ada Ezra dan lain yang mempersiapkan kedatangan Mesias. Nama mereka tidak tercatat dalam garis Mesias. Beda dengan Daud, Maria, Yakub, Ishak dan Set. Yakub ditulis sementara Yusuf yang menyelamatkan Yakub tidak, Set ditulis, padahal dalam 10 ayat dalam Kitab Suci tentang Set hanya menulis bahwa dia ada tanpa peran nyata. Tentu berbeda juga dengan pencatatan nama Yohanes, keduabelas rasul, Stefanus dan Paulus. Mereka yang terakhir bersentuhan langsung dengan Yesus sedang yang lain hanya melihat dengan iman (1). Siapa yang lebih beruntung?, siapa yang lebih besar?, siapa yang lebih dekat pada Mesias?, siapa yang lebih taat pada TUHAN? Mereka dipanggil tepat pada jamannya, tepat pada perannya, tepat pada karyanya dan tepat dalam rencana dan rancangan TUHAN.
Kita pun dipanggil tepat seperti mereka. Panggilan mereka menentukan pilihan mereka. Yusuf memilih untuk melanjutkan hidup bersama dunia yang tidak mengenal TUHAN, Musa memilih ikut dalam misi TUHAN demikian juga Daniel memilih menjabat di pemerintahan yang melawan TUHAN dan menghancurkan rumah TUHAN, sedang Yeremia memilih turut menderita penghukuman bersama rakyat dan pemerintah yang bebal dalam panggilan TUHAN. Memilih dalam panggilan demi peran dan misi TUHAN.
Salah satu kata kunci ketaatan adalah ketaatan pada Panggilan. Apa panggilan kita, guru?, pedagang?, petani/peternak?, enterpreuner?, ahli hukum?, politisi?, dokter?, perawat?, saya tidak sebutkan satu persatu. Atau seorang pendeta?, misionaris? atau sejenis? Pilihan tergantung ketaatan terhadap panggilan. Nah, bagaimana dengan pilihan dalam arti lebih minor dan praktis.
Di dalam matra kami orang medis ada dua dasar kami bergerak yang tidak sulit utuk menemukannya di dalam Kitab Suci. Setidaknya tidak sesulit melakukannya. Yaitu:
Pertama, Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity (Preamble to the Constitution of the World Health Organization entered into force on 7 April 1948). Sering kami menyebutkan bahwa sehat itu berarti syalom - holistik - lengkap. Hal ini sejajar dengan Mat 9:35-36 atau … memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." (Luk 4:19 ITB). Sering sekali orang menyebut ini injil sosial, ya bagi mereka yang lupa bahwa tahun rahmat Tuhan itu digenapi oleh Yesus sendiri saat beliau berkata "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." (Luk 4:21)
Kedua, "First do no harm" (patient safety - Hipocrates). Pesan sederhananya, yang penting jangan mencelakakan. Bisa dibaca, kalau nggak bisa menyembuhkan jangan mencelakakan. Mencelakakan bisa COMMISION - melakukan yang tidak benar dan OMISION - tidak melakukan yang benar. Bagian ini dapat kita lihat dari kisah orang Samaria yang baik hati. Menunaikan teladan menjadi "sesama manusia" satu bagian dari dua bagian yang sama dalam mencintai TUHAN (2)
Maka dalam matra ini kami diperintahkan untuk menyelamatkan nyawa manusia. Itu panggilan kami dan mencintai TUHAN Allah dengan segenap hati, kekuatan dan akal budi. Mari kita reka kisah ekstrim (sebenarnya sering ditemukan); Seorang pasien gawat darurat - triage 1 tiba di UGD membutuhkan tindakan resusitasi; penyelamatan jalan nafas, pernafasan dan aliran darah untuk menghentikan henti jantungnya. Saya tidak akan mempertimbangkan apapun yang harus saya lakukan dalam 5 menit yang sisa kecuali satu. Menyelamatkan nyawanya - bukan jiwanya (3) Dalam pelayanan di rumah sakit demikian juga, kami akan melayani mereka melepaskan dari rasa sakit, mencelikkan mata dan melepaskan mereka dari kelemahan badan. Kembali itu pilihan kami dalam panggilan kami.
Pertanyaan menggelitiknya adalah, apakah itu pemberitaan Injil kami? Ya. Hidup kami adalah Injil yang terbuka, hidup kami adalah hidup dalam Kristus (en Christo) sehingga sentuhan kami, anamnesa kami, diagnosa kami, terapi kami, senyum kami akan berbeda dengan yang tidak en Christo. Apakah mungkin mereka bisa mengenali kuasa yang ada pada kami atau mengenal Kristus melalui perbuatan kami? Yang menarik adalah Firaun-pun dapat mengenali Roh Allah dalam diri Yusuf.(4) Jadi bukan apakah mereka bisa melihat atau tidak tetapi apakah saya mencerminkan atau tidak. Apakah kami bebas dari kotbah (preaching disamping healing dan teaching)?(5) Bukankah dikatakan karena begitu besar kasih Allah akan dunia bukan satu-satunya praktek kasihnya memberikan AnakNya. Dia mengasihi berbagai-bagai cara dan puncaknya memberikan AnakNya. Itulah berita Injil. Kasih Allah, Kerajaan Allah.
Dalam perjalanan seorang tenaga medis ternyata Tuhan selalu beri waktu melakukan preacing dengan pasien, keluarga pasien dan sejawat. Entah sebagai tenaga medis maupun sebagai tenaga manajemen. Berbicara tentang pengharapan, penghiburan dan Kristus selalu menyenangkan dengan pasien karena menjadi bagian dari terapi. Orang di Keperawatan memahami betul apa arti komunikasi terapeutik holistik biopsikososialkultural. Mendapatkan pendekatan rohani adalah hak pasien dan memberikan adalah kewajiban tenaga medis. Kami manajemen melakukannya kepada pasien setiap minggu dalam ronde manajemen; mendengar keluhannya, menghiburkan dan mengajak berdoa jika mereka berkenan bagi yang berbeda agama. Berbagi pengalaman rohani dengan sejawat juga menjadi keseharian dalam pelayanan medik orang tenaga medis Kristen. Saat ini saya masih berdoa untuk seorang sejawat non-kristen agar menerima Yesus sebagai Tuhan. Setiap tahun tiga kali saya akan tanyakan padanya kapan ia akan menerima Yesus sebagai Tuhannya. Saya tidak tahu sampai kapan saya setia mendoakan dan mendekatinya, saya percaya Tuhan punya waktu sendiri entah melalui tangan saya, orang lain atau Tuhan sendiri. Di masa COVID ini saya sungguh terkejut, haru tetapi juga merasa kerdil karena menemukan WAG alumni angkatan saya punya waktu doa zoom bersama. Saya memilih tidak ingin menjadi pendakwa anak Tuhan, karena saya tidak melihat kegiatan mereka dan mereka bukan alumni KMK.(6)
*Penutup*
Saat saya menjabat Wadir, Direktur saya seorang bendahara pengajian wanita organisasi besar sekota. Setiap kali kami akan memutuskan penting keputusan rumah sakit maka saya selalu mengajak beliau untuk mengambil hari bertanya kepada Tuhan. Ini menarik beliau bertanya mengenai apa dan bagaimana mencari kehendak Tuhan. Pintu terbuka bagi saya berbicara imanku kepada direktur yang kukasihi ini. Dia tahu siapa yang kusembah, ku percaya, yang kujumpai setiap hari. Pada suatu acara naik haji/umroh yang beliau lakukan hampir setiap tahun, pada pertemuan sebelum berangkat ( beliau selalu menitipkan surat wasiatnya yang harus saya bacakan di depan keluarga jikalau tidak kembali dari tanah suci), beliau bertanya doa apa yang hendak kutitipkan untuk dibacakannya di tanah suci. " Bu, Ibu tahu saya sangat menyayangi Ibu, saya tidak titip doa. Saya titip tanya, tanyakan Tuhan Bu, apakan engkau mendapat kepastian tempat di surga?". Ya, saya menitipkannya karena saya menyayanginya seperti Kristus saya tahu menyayanginya. Di akhir hidupnya beliau terbaring di rumah sakit, saya sempatkan mengunjunginya di Yogyakarta. Penjaganya spontan berseru, "dr. TJ datang bu <disebut namanya> senyum, yang lain datang ibu diam terus" Ya, beliau tersenyum kepada saya, senyuman yang indah dan tenang dari seorang yang kukasihi. Saya tidak tahu apakah dia di dalam Tuhan atau tidak yang pasti aku rela dia pergi karena aku telah menyampaikan Kristus pada orang yang kukenal, kukasihi.
Kiranya memberi pencerahan dan pencerahan datang dari Roh Kudus
TJ Situmorang
Catatan
(1). 24 Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat tentang zaman ini.
25 Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam perjanjian yang telah diadakan Allah dengan nenek moyang kita, ketika Ia berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati. (Act 3:24-25 ITB)
(2). Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Luk 10:27 ITB)
(3). Saya gantikan soal nyawa dan hidup kekalnya.
(4). Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: "Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?" (Gen 41:38 ITB)
"Hidupku adalah kotbahku dan kotbahku adalah hidupku" menjadi quote dari banyak pendeta dan hamba Tuhan
(5). Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu. (Mat 4:23 ITB)
(6). ITB Revelation 12:10 Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita. (Rev 12:10 ITB)
😊😊
Efesus 6:16 (TB) dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,
Salam sehat
🙏🙏🙏
Matius 25:35-36 (TB) Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
https://alkitab.app/v/c830359ae281
*Panggilan dan Penginjilan*
*Pengantar*
Thanks bang Arison. Namun saya msh mencari jawaban atas pertanyaan abang ke beliau, "lalu apa yang menentukan pilihan"? (28/05/2020; 14:47)
Ini pertanyaan sisa yang dilontarkan oleh Salem Aristo Limbong, ST mengenai “Mana yang lebih duluan, menjawab kebutuhan sosial atau memberitakan Injil" setelah terjawab dengan tergantung situasi.
*Jawaban*
Panggilan. Panggilanlah yang meletakkan manusia dalam sejarah panjang karya Kerajaan Allah. Pada masanya ada Yusuf; menyelamatkan hidup satu bangsa, ada Musa; memimpin bangsa pilihan, ada Zerubabel; memimpin kembali dari pembuangan, ada Ezra dan lain yang mempersiapkan kedatangan Mesias. Nama mereka tidak tercatat dalam garis Mesias. Beda dengan Daud, Maria, Yakub, Ishak dan Set. Yakub ditulis sementara Yusuf yang menyelamatkan Yakub tidak, Set ditulis, padahal dalam 10 ayat dalam Kitab Suci tentang Set hanya menulis bahwa dia ada tanpa peran nyata. Tentu berbeda juga dengan pencatatan nama Yohanes, keduabelas rasul, Stefanus dan Paulus. Mereka yang terakhir bersentuhan langsung dengan Yesus sedang yang lain hanya melihat dengan iman (1). Siapa yang lebih beruntung?, siapa yang lebih besar?, siapa yang lebih dekat pada Mesias?, siapa yang lebih taat pada TUHAN? Mereka dipanggil tepat pada jamannya, tepat pada perannya, tepat pada karyanya dan tepat dalam rencana dan rancangan TUHAN.
Kita pun dipanggil tepat seperti mereka. Panggilan mereka menentukan pilihan mereka. Yusuf memilih untuk melanjutkan hidup bersama dunia yang tidak mengenal TUHAN, Musa memilih ikut dalam misi TUHAN demikian juga Daniel memilih menjabat di pemerintahan yang melawan TUHAN dan menghancurkan rumah TUHAN, sedang Yeremia memilih turut menderita penghukuman bersama rakyat dan pemerintah yang bebal dalam panggilan TUHAN. Memilih dalam panggilan demi peran dan misi TUHAN.
Salah satu kata kunci ketaatan adalah ketaatan pada Panggilan. Apa panggilan kita, guru?, pedagang?, petani/peternak?, enterpreuner?, ahli hukum?, politisi?, dokter?, perawat?, saya tidak sebutkan satu persatu. Atau seorang pendeta?, misionaris? atau sejenis? Pilihan tergantung ketaatan terhadap panggilan. Nah, bagaimana dengan pilihan dalam arti lebih minor dan praktis.
Di dalam matra kami orang medis ada dua dasar kami bergerak yang tidak sulit utuk menemukannya di dalam Kitab Suci. Setidaknya tidak sesulit melakukannya. Yaitu:
Pertama, Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity (Preamble to the Constitution of the World Health Organization entered into force on 7 April 1948). Sering kami menyebutkan bahwa sehat itu berarti syalom - holistik - lengkap. Hal ini sejajar dengan Mat 9:35-36 atau … memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." (Luk 4:19 ITB). Sering sekali orang menyebut ini injil sosial, ya bagi mereka yang lupa bahwa tahun rahmat Tuhan itu digenapi oleh Yesus sendiri saat beliau berkata "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." (Luk 4:21)
Kedua, "First do no harm" (patient safety - Hipocrates). Pesan sederhananya, yang penting jangan mencelakakan. Bisa dibaca, kalau nggak bisa menyembuhkan jangan mencelakakan. Mencelakakan bisa COMMISION - melakukan yang tidak benar dan OMISION - tidak melakukan yang benar. Bagian ini dapat kita lihat dari kisah orang Samaria yang baik hati. Menunaikan teladan menjadi "sesama manusia" satu bagian dari dua bagian yang sama dalam mencintai TUHAN (2)
Maka dalam matra ini kami diperintahkan untuk menyelamatkan nyawa manusia. Itu panggilan kami dan mencintai TUHAN Allah dengan segenap hati, kekuatan dan akal budi. Mari kita reka kisah ekstrim (sebenarnya sering ditemukan); Seorang pasien gawat darurat - triage 1 tiba di UGD membutuhkan tindakan resusitasi; penyelamatan jalan nafas, pernafasan dan aliran darah untuk menghentikan henti jantungnya. Saya tidak akan mempertimbangkan apapun yang harus saya lakukan dalam 5 menit yang sisa kecuali satu. Menyelamatkan nyawanya - bukan jiwanya (3) Dalam pelayanan di rumah sakit demikian juga, kami akan melayani mereka melepaskan dari rasa sakit, mencelikkan mata dan melepaskan mereka dari kelemahan badan. Kembali itu pilihan kami dalam panggilan kami.
Pertanyaan menggelitiknya adalah, apakah itu pemberitaan Injil kami? Ya. Hidup kami adalah Injil yang terbuka, hidup kami adalah hidup dalam Kristus (en Christo) sehingga sentuhan kami, anamnesa kami, diagnosa kami, terapi kami, senyum kami akan berbeda dengan yang tidak en Christo. Apakah mungkin mereka bisa mengenali kuasa yang ada pada kami atau mengenal Kristus melalui perbuatan kami? Yang menarik adalah Firaun-pun dapat mengenali Roh Allah dalam diri Yusuf.(4) Jadi bukan apakah mereka bisa melihat atau tidak tetapi apakah saya mencerminkan atau tidak. Apakah kami bebas dari kotbah (preaching disamping healing dan teaching)?(5) Bukankah dikatakan karena begitu besar kasih Allah akan dunia bukan satu-satunya praktek kasihnya memberikan AnakNya. Dia mengasihi berbagai-bagai cara dan puncaknya memberikan AnakNya. Itulah berita Injil. Kasih Allah, Kerajaan Allah.
Dalam perjalanan seorang tenaga medis ternyata Tuhan selalu beri waktu melakukan preacing dengan pasien, keluarga pasien dan sejawat. Entah sebagai tenaga medis maupun sebagai tenaga manajemen. Berbicara tentang pengharapan, penghiburan dan Kristus selalu menyenangkan dengan pasien karena menjadi bagian dari terapi. Orang di Keperawatan memahami betul apa arti komunikasi terapeutik holistik biopsikososialkultural. Mendapatkan pendekatan rohani adalah hak pasien dan memberikan adalah kewajiban tenaga medis. Kami manajemen melakukannya kepada pasien setiap minggu dalam ronde manajemen; mendengar keluhannya, menghiburkan dan mengajak berdoa jika mereka berkenan bagi yang berbeda agama. Berbagi pengalaman rohani dengan sejawat juga menjadi keseharian dalam pelayanan medik orang tenaga medis Kristen. Saat ini saya masih berdoa untuk seorang sejawat non-kristen agar menerima Yesus sebagai Tuhan. Setiap tahun tiga kali saya akan tanyakan padanya kapan ia akan menerima Yesus sebagai Tuhannya. Saya tidak tahu sampai kapan saya setia mendoakan dan mendekatinya, saya percaya Tuhan punya waktu sendiri entah melalui tangan saya, orang lain atau Tuhan sendiri. Di masa COVID ini saya sungguh terkejut, haru tetapi juga merasa kerdil karena menemukan WAG alumni angkatan saya punya waktu doa zoom bersama. Saya memilih tidak ingin menjadi pendakwa anak Tuhan, karena saya tidak melihat kegiatan mereka dan mereka bukan alumni KMK.(6)
*Penutup*
Saat saya menjabat Wadir, Direktur saya seorang bendahara pengajian wanita organisasi besar sekota. Setiap kali kami akan memutuskan penting keputusan rumah sakit maka saya selalu mengajak beliau untuk mengambil hari bertanya kepada Tuhan. Ini menarik beliau bertanya mengenai apa dan bagaimana mencari kehendak Tuhan. Pintu terbuka bagi saya berbicara imanku kepada direktur yang kukasihi ini. Dia tahu siapa yang kusembah, ku percaya, yang kujumpai setiap hari. Pada suatu acara naik haji/umroh yang beliau lakukan hampir setiap tahun, pada pertemuan sebelum berangkat ( beliau selalu menitipkan surat wasiatnya yang harus saya bacakan di depan keluarga jikalau tidak kembali dari tanah suci), beliau bertanya doa apa yang hendak kutitipkan untuk dibacakannya di tanah suci. " Bu, Ibu tahu saya sangat menyayangi Ibu, saya tidak titip doa. Saya titip tanya, tanyakan Tuhan Bu, apakan engkau mendapat kepastian tempat di surga?". Ya, saya menitipkannya karena saya menyayanginya seperti Kristus saya tahu menyayanginya. Di akhir hidupnya beliau terbaring di rumah sakit, saya sempatkan mengunjunginya di Yogyakarta. Penjaganya spontan berseru, "dr. TJ datang bu <disebut namanya> senyum, yang lain datang ibu diam terus" Ya, beliau tersenyum kepada saya, senyuman yang indah dan tenang dari seorang yang kukasihi. Saya tidak tahu apakah dia di dalam Tuhan atau tidak yang pasti aku rela dia pergi karena aku telah menyampaikan Kristus pada orang yang kukenal, kukasihi.
Kiranya memberi pencerahan dan pencerahan datang dari Roh Kudus
TJ Situmorang
Catatan
(1). 24 Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat tentang zaman ini.
25 Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam perjanjian yang telah diadakan Allah dengan nenek moyang kita, ketika Ia berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati. (Act 3:24-25 ITB)
(2). Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Luk 10:27 ITB)
(3). Saya gantikan soal nyawa dan hidup kekalnya.
(4). Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: "Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?" (Gen 41:38 ITB)
"Hidupku adalah kotbahku dan kotbahku adalah hidupku" menjadi quote dari banyak pendeta dan hamba Tuhan
(5). Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu. (Mat 4:23 ITB)
(6). ITB Revelation 12:10 Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita. (Rev 12:10 ITB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar