Jakarta, Oktober 2020
No : 23/ PHC/ Pts-Jkt/ DivisiAlumni/ X /20
Hal : Surat Penggembalaan III
Kepada Ytk.
Seluruh Alumni
di tempat
*BERJUANG BERSAMA MELAWAN PENYESATAN*
_“1Tim.4:1 Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan”._
Saudara-saudaraku alumni di mana pun Anda berada, dalam tiga tahun terakhir ini saya makin menyadari kebenaran Firman Tuhan tersebut di atas. Itulah sebabnya, bagi rekan-rekan alumni mungkin mengamati saya cukup sibuk di media social, juga mengadakan berbagai Webinar, talkshow, untuk mengoreksi, meluruskan berbagai pengajaran miring. Bahkan sejak bulan Mei yang lalu, atas desakan rekan-rekan, saya telah membuat akun YouTube sendiri (#Mangapul Sagala). Saya bersyukur untuk respon semua alumni dan rekan-rekan staf yang telah memperkenalkan akun itu kepada banyak orang. Mohon terus kerja-sama rekan-rekan untuk menikmati pengajaran-pengajaran pada video tersebut, juga menyebarkannya. Itu penting, khususnya di tengah ribuan pengkhotbah yang muncul, tanpa ada seleksi, dengan pengajaran salah, tidak sesuai Alkitab. Salah satunya, pengajaran yang menolak ajaran mendasar Tritunggal, ada juga mengadakan debat di mana salah satu pembicara mengatakan bahwa Yudas pasti masuk sorga!
*_Pengajaran sesat itu adalah Fakta._*
Dari kutipan Firman Tuhan di atas, sangat jelas bahwa pengajaran sesat itu adalah fakta, bukan dongeng, atau sekadar kekuatiran pikiran manusia. Sangat disayangkan, jika ada saudara-saudara kita alumni yang tidak menyadari hal ini. Padahal baik Perjanjian Lama, juga Perjanjian Baru, penuh dengan peringatan akan adanya pengajar sesat dengan ajarannya yang mengacaukan jemaat. Melalui nabi Yeremia Allah menegur nabi-nabi yang membiarkan umat hilang dan terserak (Yer.23:1). Demikian juga, melalui nabi Yehezkiel Allah menyerukan: "Hai anak manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu? (Yehezkiel 34:2). Jika kita beralih ke Perjanjian Baru, dalam khutbah akhir zaman, Tuhan Yesus berulang kali dalam pasal yang sama memperingatkan bahaya penyesatan. "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu” (Mark.13:5. Lihat juga ayat .9, 23, 33. Catatan, dalam Alkitab terjemahan LAI kata “waspada” diterjemahkan dari kata “blepete”. Tapi kata yang sama diterjemahkan LAI dengan dua cara berbeda: “waspada” dan “hati-hati”). Hal yang sama kita temukan dalam tulisan rasul-rasul, baik rasul Yohanes (1Yoh:1), Petrus (2Pet.3:17) dan Yakobus (Yak.5).
Bagaimana sikap kita?
Pada bacaan tersebut di atas, rasul Paulus bukan hanya mengingatkan anak rohaninya, Timotius akan fakta penyesatan. Tetapi pada saat yang sama, dia juga mendorong melakukan sesuatu yang sangat konkrit.
*Pertama, selalu mengingatkan (6).*
Rasul Paulus menulis, “Dengan selalu mengingatkan hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik”. Jadi tidak boleh mendiamkan adanya pengajaran yang menyimpang. Terlebih lagi, tidak boleh menghalangi orang yang melakukan perintah tersebut. Sangat disayangkan, itulah yang terjadi dalam satu Kamp Tahunan Alumni Perkantas. Pada waktu yang lalu, seorang pembicara dengan jelas mengoreksi pengajaran seseorang, di mana pengajaran itu telah disebarkan di banyak media social. Hal itu dilakukan agar para alumni yang hadir sadar dan waspada. Apa yang terjadi? Ada satu alumnus yang malah mengeluh dan protes dengan alasan, “Itu menghakimi”.
*Kedua, menjauh dari segala macam pengaruh negative (7).*
Sementara kita berusaha untuk meluruskan pengajaran dan perilaku menyimpang, salah, semua alumni harus berjaga-jaga agar sendirinya jangan tersesat.
*Ketiga, melatih dan membangun ibadah (8).*
Dengan kondisi yang negative tsb di atas, baik kesesatan dalam ajaran, juga perilaku, maka tekad untuk membangun kerohanian yang baik semakin dituntut. Itulah sebabnya, sekalipun pada masa pandemic ini, kita tidak mau kehilangan kesempatan untuk bertumbuh. Berbagai upaya kita lakukan. Bukan saja melalui GCLC virtual, tetapi juga ibadah bersifat lokal, regional, nasional dan global. Syukur, ibadah alumni global yang diadakan 1 x sebulan diresponi dengan sangat baik. Karena itu, alumnus di berbagai kota di Indonesia dapat bersekutu dengan alumni yang tersebar di manca-negara.
Akhirnya, rasul Paulus menyerukan agar bertindak konkrit: “memberitakan dan mengajarkan semuanya itu” (11).
Apa yang dimaksud dengan “semua itu”? Itu berhubungan dengan semua kebenaran yang telah diterima oleh Timotius selama ini. Hal yang sama harus dilakukan oleh semua alumni. Bukankah Perkantas telah memiliki komitmen yang baik, yaitu mengadakan pembinaan berkesinambungan sejak dini, yaitu sejak siswa (PSK) dan dilanjutkan dengan mahasiswa (PMK)? Maka sangat wajar, dan saatnya semua alumni bertindak menjadi alat Tuhan. Akan sangat luar biasa hasil dan dampaknya apabila ribuan, bahkan puluhan ribu alumni yang selama ini dibina, dan telah menyebar ke seluruh Indonesia bahkan dunia dapat bekerja-sama dan bekerja-keras untuk melawan penyesatan yang sedang terjadi. Jika demikian, semakin banyak umat yang diselamatkan.
Sungguh bersyukur mendengar kesaksian dari beberapa alumni Jakarta dan daerah bagaimana mereka berhasil menolong alumni lain dari kesesatan yang tidak disadarinya. Baik kesesatan dalam pengajaran (seperti ajaran Kristologi dan Tritunggal), praktik beriman (terlibat okultisme), dan perilaku sehari-hari (masalah suami-istri dan mendidik anak). Sangat bersyukur juga menyaksikan bahwa beberapa alumni kita telah menjadi rekan saya, baik sebagai moderator atau sebagai pembicaa untuk melawan pengajaran - pengajaran miring. Hal itu dilakukan melalui Zoom meeting untuk public. Lebih lagi, ada juga yang terlibat dalam pelayanan mimbar khotbah, Bahkan ada beberapa alumni binaan PMK yang Tuhan panggil menjadi pelayan full time serta pendeta. Ratusan staf Perkantas yang tersebar di Indonesia merupakan bukti kebenaran ini. Mari terus kita tingkatkan kerja-sama kita melawan semua penyesatan di Indonesia.
Mari berjuang untuk kekekalan, sebagaimana tema KTA XV yang akan datang. Apakah Anda sudah mendaftar? Bergabung segera dengan 500-an yang telah mendaftar ke panitia. Soli Deo gloria.-
Teriring Salam dan Doa
*Pdt. Dr. Ir. Mangapul Sagala*
*_Koordinator Divisi Alumni Perkantas Jakarta_*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar