AKIBAT SETENGAH HATI
Habakuk 10-11 , 8 Mei 2024
Dalam buku “Secangkir Sup Bagi Jiwa Anda”, Saya temukan dan adaptasikan sebuah ilustrasi yang menarik, Ada seorang Pendeta yang merintis pelayanan jauh di desa terpelosok dengan penduduk mayoritas sebagai petani dan peternak. Dalam pelayanan yang dilakukan ia kerap bukan hanya berkotbah melainkan juga diminta mendoakan kebutuhan atau permasalahan jemaat.
Pada suatu kali ada seorang jemaat yang sehabis mendengar kotbah Pendeta ini tentang kuasa Yesus menyembuhkan orang sakit lumpuh, maka si jemaat ini meminta tolong agar sang Pendeta ini mau datang kerumahnya yang jauh masuk di pelosok desa.
Dalam perjuangannya melewati medan yang berat, sampailah Pendeta ini di rumah keluarga tersebut. Dan ia bertanya, “Apa yang saya bisa bantu doakan.” Sang Bapak Kepala keluarga ini kemudian menarik Pendeta ini ke belakang ke area kandang yang bau, kotor, dan berkata, “Pak Pendeta, tolong doakan sapi saya sakit parah dan hampir mati.” Saya percaya seperti kotbah tadi tentang Tuhan Yesus yang suka menyembuhkan yang sakit.
Si Pendeta ini merasa jengkel, karena perjalanan jauh, perjuangan yang ada ternyata hanya diminta mendoakan sapi yang sakit, kotor dan bau. Dalam kejengkelannya ia menumpangkan tangan dan berdoa dengan suara keras... “Pi..pi.. sapi, kalau mau mati, matilah, mau hidup..hiduplah, Amin !
Setelah beberapa hari kemudian, datanglah bapak ini kerumah Sang Pendeta ini membawa berbagai buah-buahan sebagai tanda terima kasih karena ternyata sapinya kemudian sembuh. Ternyata Pendeta ini sedang sakit, istirahat di kamar dan merasa enggan bertemu si Bapak ini. Dengan perlahan-lahan si bapak ini berjalan masuk ke kamar Sang Pendeta. Bapak ini mencoba mengingat dan meniru cara pak Pendeta saat mendoakan di rumahnya. Jadi ia menumpangkan tangan di tangan pak Pendeta, dan berseru dengan suara yang keras, “Pak pendeta..Pak pendeta, kalau mau mati, matilah, kalau mau hidup, hiduplah, Amin ! Kontan sang Pendeta melompat, terbangun dengan rasa yang sangat malu.
Ilustrasi tadi menggambarkan betapa kita kerap kali melayani tidak dengan segenap hati, terutama jika kita harus melayani pada hal yang tidak kita minati, tidak populer atau ada tantangan yang sulit. Tanpa sadar apa yang kita lakukan ini kemudian ditiru oleh orang lain.
Refleksinya bagi kita, Yesus yang mulia dengan segenap hati mengasihi, melayani, memelihara bahkan mau mati bagi kita, maukah kita juga tetap segenap hati mengerjakan kehendakNya ? (HA)
Questions :
1. Apakah Anda sudah terlibat dalam pelayanan dengan sebuah komunitas/bersama tim ? Apa yang sudah Anda perbuat ? Diskusikan !
2. Mengapa pelayanan kita harus sepadan nilainya dengan yang Kristus kerjakan ?
Values :
Setiap warga Kerajaan hidupnya seharusnya melayani Raja di bumi ini, dengan mengaplikasikannya kepada sesama.
“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hambaNya (Kolose 3:23-24)”
Sesuatu yang dari hati pasti akan sampai ke hati.
Yuk Menanam Bibit Cabai, GBU |
Ilustrasi diatas menggambarkan betapa kita kerap kali melayani tidak dengan segenap hati, terutama jika kita harus melayani pada hal yang tidak kita minati, tidak populer atau ada tantangan yang sulit.
BalasHapusHave a nice day !
BalasHapus