KONTROL PERKATAAN KITA
2 Raja-Raja 4 , 23 Juni 2024
Terkadang untuk menghilangkan kejenuhan, kita mengajak rekan, sahabat atau teman-teman kita untuk kumpul-kumpul. Itu sebabnya banyak tempat-tempat kuliner yang menawarkan tempat yang nyaman untuk bersantai dan berbincang-bincang. Saat kita mengobrol dengan teman-teman, ingatlah untuk menjaga “lidah” kita dari perkataan yang tidak benar, bombastis, hiperbola atau bahkan menipu orang lain. Kita harus menjaga lidah kita sehingga setiap perkataan yang diucapkan lahir dari kerendahan hati. Ucapan kita tidak menyombongkan diri dan menentang Tuhan. Dengan perkataan yang congkak, kita menempatkan diri kita sebagai musuh Allah. Tertulis di Yakobus 4:6b “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”
Salah satu peristiwa yang mengingatkan kita untuk tidak berkata sombong yaitu kisah tentang tenggelamnya kapal Titanic 110 tahun yang lalu. Tanggal 15 April 1912, kapal laut Inggris RMS Titanic tenggelam di Samudera Atlantik Utara. Kapal Titanic merupakan kapal laut terbesar dan termewah pada zamannya. Kapal itu diagungkan oleh orang-orang. Mereka merasa kapal tersebut adalah yang terhebat sehingga tak mungkin ada kekurangan dan bahkan dengan berani menantang Tuhan. “Kapal ini tidak akan dapat tenggelam, bahkan oleh Tuhan sekalipun,” kata Thomas Andrew, sang perancang kapal. Kita tahu pada akhirnya kapal Titanic tenggelam menabrak gunung es.
Peristiwa lainnya, pemimpin Dubai, Sheikh Mohammad bin Rashid al-Maktoum, memiliki visi dan rencana masa depan yang luar biasa untuk kota Dubai. Tahun 2013, dia berkata, “Kemustahilan tidak ada dalam kamus Uni Emirat Arab.” Baginya segala sesuatu mungkin untuk dilakukan. Dia berencana menjadikan kota Dubai paling modern serta bebas dari banjir dengan sistem infrastruktur dan drainase yang dapat mengatasi hujan yang sangat lebat. Namun tanggal 16 April 2024 yang lalu, banjir melanda Dubai yang disebabkan hujan yang terjadi selama 24 jam yang diestimasi setara dengan hujan selama 2 tahun. Kota Dubai lumpuh karena banjir besar. Manusia boleh berencana tapi Tuhan yang menentukan.
Kita perlu menyadari bahwa kekuasaan Tuhan diatas segala rencana manusia. Kejadian 11:4, “Juga kata mereka : “Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.” Kisah menara Babel ini menunjukkan kepada kita betapa Tuhan berkuasa meruntuhkan menara Babel yang diusahakan manusia untuk mencari nama dan bukan untuk kemuliaan Tuhan.
Marilah kita menjaga perkataan kita dari kesombongan dan ambisi pribadi ataupun golongan. Pakailah mulut kita untuk mengatakan hal-hal yang baik dan berkenan kepada Tuhan. Hendaknya perkataan kita adalah kata-kata yang bijaksana, berhikmat, memuliakan dan mengakui kekuasaan/kedaulatan Tuhan. Bawalah setiap rencana kita kepada Tuhan dan biarlah kehendak Tuhan yang terjadi dalam hidup kita. (RJ)
Questions :
1. Apakah perkataan kita bersumber dari hati yang bersih ? Renungkan !
2. Bagaimana agar perkataan kita selalu menyenangkan hati Tuhan ? Diskusikan !
Values :
Hati yang bersih mengeluarkan perkataan yang baik.
“Didalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya berakal budi (Amsal 10:19-TB)”
Perkataan kita adalah bukti kondisi hati kita.
“Didalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya berakal budi (Amsal 10:19-TB)”
BalasHapusSemangat beraktivitas !
BalasHapus