YESUS SANG PEMBEBAS
1 Raja-Raja 8 , 11 Juni 2024
Sebagai orang Kristen kita tahu, secara doktrin Yesus disalibkan mati dan bangkit sebagai Juru Selamat yang menebus dosa umat manusia. Namun tahukah Anda bahwa pengharapan para murid tidaklah demikian. Walaupun Yesus telah menceritakan tujuan hidupNya dan bukan hanya satu kali, namun tetap saja “kesadaran para murid” yang merupakan harapan para murid tidak bisa menerima kenyataan Yesus disalibkan.
Kalimat “padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel”, membuktikan bahwa para murid tidak memahami “mengapa Yesus mengambil jalan salib sebagai jalan untuk membebaskan”. Bukankah Yesus berkuasa untuk melakukan mujizat ? Bukankah Yesus mampu menghilang di tengah keramaian saat terdesak ? Dan mampu berjalan di atas air ? Jadi Yesus pasti bisa membebaskan dirinya dan pasti menjadi pemimpin pembebas yang secara fisik bisa membebaskan dirinya dan pasti menjadi pemimpin pembebas yang secara fisik bisa membebaskan umat Israel dari penjajahan Romawi. Inilah pemahaman dan harapan mereka, Yesus sebagai Mesias Sang Juru Selamat.
Kematian Yesus di kayu salib dan kebangkitanNya, susah dipahami dengan logika yang telah menjadi pemahaman baku bahwa “kemenangan adalah penaklukan”. Benarkah Yesus adalah Sang Mesias yang dinubuatkan seperti kalimat ini ?
“Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang (Lukas 4:18-19)”
Bukankah nubuat yang dikutib dari Kitab nabi Yesaya ini berbicara pembebasan dari ketertindasan secara fisik ? Bukankah kita sebagai orang Kristen saat ini juga tidak bisa menyadari bahwa Yesus bukan membebaskan kita dari ketertindasan secara fisik, tetapi “ketertindasan secara rohani” ? Ketertindasan akibat dosa Adam, yaitu berharap berkemenangan dengan menaklukkan. Jika harapan kita sama dengan para murid maka hati kita juga buta terhadap jalan salib.
Jalan salib adalah rela berkorban, inilah jalan kemenangan yang sesungguhnya. Inilah tahun rahmat Tuhan, Yesus ingin membebaskan para murid dari “haus kekuasaan” kepada sebuah pemahaman dengan hati yang baru, bahwa mereka menjadi merdeka dan terbebas dari penjara kemarahan dan balas dendam, kepada kesadaran baru bahwa hidup merekalah yang harus menjadi korban. Bukankah mereka telah diajar oleh Sang Guru untuk menjadi pemimpin yang berkorban dan melayani ?
Setelah kebangkitan dan turunnya Roh Kudus para murid tercerahkan, mereka menjadi orang merdeka, dan tak menyisakan hidup mereka untuk kepentingan diri sendiri. Hidup mereka dihabiskan untuk berkorban bagi orang lain. Semoga sebagai orang Kristen, kita tercerahkan ! (DD)
Questions :
1. Mengapa Yesus mengambil jalan salib untuk membebaskan ?
2. Apa yang sebenarnya yang sedang Yesus bebaskan ?
Values :
Kebebasan yang diperjuangkan oleh Sang Raja adalah mengembalikan kemampuan manusia untuk berjalan di dalam kebenaran.
“Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkanNya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi (Lukas 24:20-21)”
Pemimpin yang belum mempraktekkan kepemimpinan yang melayani sesungguhnya ia belum memahami “jalan salib” yang dilakukan oleh Sang Guru.
Kemarin pas di gereja bincen kepri |
Have a nice day !
BalasHapus