H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Sabtu, 05 Oktober 2024

Poor Before God

 *POOR BEFORE GOD*

[Miskin Dihadapan ALLAH]


*Matius 5: 3,* _"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan ALLAH, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga"._


Untuk kata _μακαριοι_  diterjemahkan sebagai berbahagia, yang berarti bahagia, karena TUHAN nampaknya menyiratkan dengan kata tersebut, bukan hanya bahwa sikap yang direkomendasikan di sini adalah jalan menuju kebahagiaan di masa depan, tetapi juga bahwa sikap itu langsung memberikan kebahagiaan yang paling sejati dan paling mulia. Dimana kebahagiaan merupakan tujuan utama yang ingin dicapai oleh para filsuf paling bijak untuk membimbing para pendengar mereka, dan sebagaimana kebahagiaan adalah tujuan bersama kita, dan suatu objek yang terus-menerus didorong oleh naluri bawaan kita untuk mengejarnya. Dimana TUHAN datang ke dunia yang tujuan utamanya dunia adalah untuk membuat umat manusia bahagia dengan menjadikan mereka kudus, dengan bijaksana dan penuh kasih memulai lembaga ilahi-Nya, yang merupakan seni kebahagiaan yang lengkap. Dengan menunjukkan hubungan yang diperlukan yang dimilikinya dengan kekudusan, dan mendorongnya ke arah yang terakhir dengan motif yang diambil di awal. Maka dalam melakukan hal ini kita dapat memperhatikan kerendahan hati-Nya yang penuh kasih, Dia seolah-olah mengesampingkan otoritas tertingginya sebagai pembuat undang-undang, agar Dia dapat lebih baik berperan sebagai sahabat dan Juruselamat kita. Alih-alih dengan menggunakan gaya bahasa yang luhur dalam perintah-perintah positif.  Namun tampaknya lebih mungkin bahwa yang dimaksudkan adalah orang yang benar-benar rendah hati, atau mereka yang menyadari kemiskinan rohani mereka, ketidaktahuan dan keberdosaan mereka, kesalahan, kebejatan, dan kelemahan mereka, kerapuhan dan kefanaan mereka. 


Maka oleh karena itu, apa pun situasi lahiriah dalam kehidupan, betapa pun makmur dan agungnya, berpikir rendah tentang diri mereka sendiri, dan tidak menginginkan pujian manusia, atau menginginkan hal-hal yang tinggi di dunia, tetapi puas dengan kondisi yang diijinkan TUHAN kepada mereka, betapa pun rendah dan miskinnya. Mereka ini bahagia, karena kerendahan hati mereka membuat mereka mudah diajar, tunduk, pasrah, sabar, puas, dan ceria dalam segala hal; dan itu memungkinkan mereka untuk menerima kemakmuran atau kesulitan, kesehatan atau penyakit, kemudahan atau penderitaan, hidup atau mati, dengan pikiran yang sama.  Jadi apa pun yang diberikan, selain dari pembakaran kekal yang dilihat telah diterima, lalu dianggap sebagai anugerah atau kebaikan. Seseorang bahagia, karena memiliki kerajaan Surga — Kerajaan batiniah, kebenaran, kedamaian, dan sukacita dalam Roh Kudus, serta kerajaan kekal, jika bertahan sampai akhir. Pengetahuan yang dimiliki tentang diri sendiri, dan kerendahan hati di hadapan ALLAH, mempersiapkannya untuk menerima KRISTUS, untuk tinggal dan berkuasa di dalam hati, dan semua berkat Injil lainnya; berkat kasih karunia dan kemuliaan. Dan siapapun yang di dalamnya ALLAH bersemayam di sini, dan akan bersemayam bersama-Nya di akhirat.


Pada sisi lainnya kalimat ini yang merupakan kalimat pembukaan dalam Kotbah TUHAN YESUS di Bukit.  Walaupun seolah ini menjadi sesuatu yang kontradiksi bagi seseorang, misalanya bila diperhatikan baik-baik bagaimana keadaan miskin dapat dikategorikan berbahagia ? Umumnya yang diketahui bahwa _miskin_ adalah ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok, sandang, pangan, papan. Atau berpakaian apa adanya, susah untuk dapat makan, apalagi dapat peningkatan gizi tidak ada tuh, tidak bisa sekolah, karena biaya pendidikan tidak murah adanya, tidak mampu periksa kesehatan, pastinya kondisi kesehatannya akan pas-pasan, atau terganggu. Hal itulah anggapan mengenai _miskin._  Lalu bagaimana dapat berbahagia dalam terkondisi demikian itu ? Seolah orang yang seperti itulah, dinilai dihadapan ALLAH, justru sebagai yang diperkenan ALLAH (bukan teologi kemiskinan vs kemakmuran). Miskin adalah orang yang merasa tidak mampu melakukan apapun, selain berharap pertolongan kepada TUHAN. Bahkan untuk meneruskan hidupnya, sangat membutuhkan uluran tangan TUHAN, atau lewat orang lain karena TUHAN.  Jadi orang yang seperti itu dihadapan ALLAH BAPA berbahagia !*  Oleh sebab ALLAH BAPA yang akan mengulurkan tangan-NYA mendapatkan orang yang miskin dihadapan-NYA. Dia yang akan menggendong, menopang seseorang, ketika orang tersebut sudah tidak berdaya, tidak mampu menjalani hidup ini ! Kita penting rendah hati dan mau berkata seperti Rasul Paulus berkata, _"Segala perkara dapat ku tanggung didalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku"._ Selamat berjuang dan tetaplah berkarya, serta nyatakan tekad dan semangat dalam hidup ! Dalam suatu pernyataan dinyatakan, _Miskin di hadapan ALLAH dapat diartikan sebagai sadar akan kebutuhan rohani. Orang yang miskin di hadapan ALLAH adalah orang yang bergantung pada ALLAH dan rendah hati"._


*SEMANGAT PAGI & TETAP SEMANGAT*







2 komentar:

  1. Roma 9:15 (TB) Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.

    BalasHapus
  2. Selamat berjuang dan tetaplah berkarya, serta nyatakan tekad dan semangat dalam hidup !

    BalasHapus