PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gambar 1. Kayu gubal dan Kayu teras
Kayu teras (heartwood) merupakan bagian kayu gelondongan yang terletak pada bagian inti kayu. Bagian ini berwarna lebih gelap dibandingkan kayu gubal (sapwood) yang terletak pada bagian lebih luar diameter kayu gelondongan (sebelum kulit kayu). Bagian ini merupakan yang terbaik pada sebuah kayu, karena kayu teras memiliki kekerasan yang lebih baik daripada kayu gubal. Pada umumnya kayu teras memiliki serat dan pori-pori lebih padat. Bagian ini sebenarnya adalah serat yang “mati”. Tentunya pula karena umur kayu teras lebih tua daripada kayu gubal. Hal ini membuat papan kayu teras memiliki kemungkinan menyusut lebih kecil. Secara mekanik lebih kuat. Rata-rata sekitar 65%-75% dari radius kayu gelondongan merupakan kayu teras. Kayu gubal sangat tidak direkomendasikan untuk diproses menjadi furniture untuk konstruksi karena nilai kekuatannya yang sangat lemah (Frick, 1983).
Kayu gubal (sapwood) berada pada lapisan luar, berwarna lebih terang dan lebih mudah menyusut, sedang heartwood (kayu teras) adalah bagian kayu utama yang dibutuhkan. Kayu teras berwarna gelap dan lebih berat. Proporsinya juga paling besar (m3). Pohon memiliki lingkaran tahun (annual ring) yang merupakan garis-garis yang melingkar pada pohon yang menunjukkan umur pohon. Lingkaran terbentuk setiap tahun berdasarkan musim dimana pohon itu tumbuh. Dengan demikian lapisan yang terbentuk di waktu musim semi memiliki ketebalan lebih karena pohon tumbuh lebih cepat ketika musim ini dengan adanya proses pengolahan makanan untuk pohon yang lebih banyak disebut dengan lapisan autumn growth (Martoyosutan, 2009).
Air memiliki peranan dan pengaruh besar terhadap kayu, walaupun kekerasan kayu dan umur kayujuga yang akan memberikan hasil berbeda pada setiap jenis kayu. Sebagaimana kayu bisa berubah bentuk karena besar kecilnya kandungan air. Air terletak di dua bagian besar pori-pori kayu sebagai berikut :
1. Free water (air tidak terikat), terletak di dealam pori-pori kayu. Pori-pori kayu adalah seperti pipa-pipa yang tersusun searah. Free water ini sangat mudah menguap. Free water pada beberapa jenis kayu lunak bisa menguap melalui proses air drying.
2. Bound water (air terikat), mengandung lebih banyak selulosa dan kimia lain, terletak diantara pori-pori, sekaligus memperkuat ikatan antar pori. Apabila bound water ini menguap, maka kayu akan mengalami penyusutan
(Djoko, 1992).
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui persentase kayu gubal dan kayu teras pada sebuah log (potongan bulat batang pohon kayu).
TINJAUAN PUSTAKA
Pohon-pohon dapat dibedakan atas dua golongan besar, yaitu: jenis-jenis kayu dari golongan kayu daun lebar dan jenis-jenis kayu dari golongan kayu daun jarum. Kayu adalah bahan yang didapatkan dari tumbuh-tumbuhan dalam alam. Tumbuh-tumbuhan ini sebagai sesuatu yang hidup, dipengaruhi oleh kondisi di tempat ia hidup. Pengaruh ini memberikan sifat / keadaan yang berbeda-beda dari tiap jenis kayu yang tumbuh di berbagai tempat dengan kondisi yang berlainan pula. Perbedaan tercermin pada pola dan ukuran serat, pori-pori, zat pengisi kayu, berat jenis, kekerasan kayu dan sebagainya (Azwaruddin, 2008).
Kulit, yaitu bagian yang terluar. Kulit bertugas sebagai pelindung bagain yang lebih dalam pada kayu. Pengaruh-pengaruh tersebut misalnya iklim, serangga-serangga dan jamur atau secara mekanis. Akan tetapi kulit juga bertugas sebagai saluran cairan / bahan makanan dari akar di dalam tanah, ke daun di pucuk-pucuk pohon (Anwar, 2007).
Kambium yaitu jaringan yang berupa lapisan tipis dan bening, yang melingkari pohon. Tugas kambium ke arah luar membentuk kulit yang baru dan ke dalam membentuk kayu yang baru. Kayu gubal adalah bagian kayu yang terdiri dari sel-sel yang masih hidup, masih berfungsi. Oleh karena itu tugas kayu gubal ini adalah menyalurkan bahan makanan dari daun ke bagian-bagian pohon yang lain (Sulistyo, 2007).
Kayu teras adalah bagian yang terdiri dari sel-sel yang sudah tua atau mati. Kayu teras ini asalnya dari kayu gubal yang makin tua dan mati, sehingga tidak berfungsi lagi. Kayu teras ini hanya sebagai pengokoh tumbuhnya pohon saja. Kayu teras lebih awet dan pada umumnya warna kayu lebih tua daripada kayu gubalnya. Hati merupakan bagian kayu yang di pusat. Hati ini asalnya dari kayu awal, yaitu kayu yang pertama-tama dibentuk oleh kambium dan bersifat rapuh (Tjitrosomo, 1994).
Serat, arah dan ukuran serat ini pada tiap jenis kayu berbeda-beda. Ada kayu yang berserat lurus, ada yang terpilin, berpadu, berombak, yang ukuran seratnya kecil, sedang atau besar. Serat ini sebetulnya susunan sel-sel kayu yang bentuknya seperti gelendong dan panjang-panjang. Ukuran relatif sel-sel kayu disebut tekstur. Pori-pori, sebetulnya pori-pori menjadi sel-sel pembuluh kayu yang terpotong, sehingga memberi kesan lobang yang kecil (pori-pori). Ukuran besarnya pori-pori ini juga untuk tiap-tiap jenis kayu berbeda-beda (Azwaruddin, 2008).
Jari-jari kayu, sebenarnya jaringan kayu yang dibentuk dengan susunan sel secara radial, artinya dari luar menuju ke pusat. Jaringan ini disebut jaringan radial. Lingkaran tumbuh, kondisi pertumbuhan pohon ditentukan oleh lingkungan tumbuh, yaiti iklim. Di daerah-daerah yang mempunyai perbedaan musim yang jelas, pengaruh iklim terhadap pembentukan lingkaran tumbuh lebih jelas daripada di negara-negara di daerah tropika (Djoko, 1992).
Kayu mempunyai sifat spesifik yang tidak bisa ditiru oleh bahan-bahan lain. Kayu merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang lain. Kayu merupakan sumber kekayaan alam yang tidak akan habis-habisnya, apabila dikelola / diusahakan dengan cara-cara yang baik. Untuk menggunakan kayu sebagai bahan, baik untuk perabot maupun untuk bangunan, harus banyak diperhitungkan faktor penyusutan. Penyusutan kayu sebagai proses fisis, ditentukan oleh banyaknya air yang dikandung oleh kayu. Banyaknya air yang dikandung oleh kayu ini disebut kadar air kayu (Frick, 1983).
METODE PRAKTIKUM
Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain :
1. Plastik transparansi, sebagai media agar penampang kayu yang akan digambar terlihat.
2. Kertas milimeter, sebagai media untuk menghitung luasan penampang kayu yang digambar.
3. Pena OHP, sebagai alat untuk menggambarkan bagian penampang kayu di atas plastik transparansi.
4. Kalkulator, sebagai alat untuk menghitung persentase kayu gubal dan kayu teras yang diketahui dari luasan penampangnya.
5. Alat tulis, sebagai alat untuk mencatat data perhitungan yang diperoleh.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah log kayu (potongan bulat pohon) dari berbagai jenis pohon kehutanan sebanyak 15 batang yang mempunyai luasan dan persentase kayu gubal dan kayu teras yang berbeda-beda, sebagai objek yang akan digambar dan diketahui persentase kayu gubal dan kayu terasnya.
Prosedur Praktikum
1. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Diamati penampang melintang pada tiap jenis sample yang akan digambar (bagian sisi atas dan bawahnya).
3. Diletakkan plastik transparansi di atas salah satu penampang log yang akan digambar bentuk penampang atas dan bawahnya.
4. Digambar bagian setelah kulit kayu (kulit kayu tidak ikut digambar) dan kayu teras (bagian yang lebih gelap) dengan menggunakan pena OHP.
5. Dilapisi dengan kertas milimeter, plastik transparansi yang telah digambari dan dihitung dengan baik luasannya.
6. Dihitung persentase kayu gubal dan kayu teras dari luasan penampang kayu yang didapat dengan menggunakan rumus :
% Kayu Gubal = 100 % - % Kayu Teras
7. Dicatat data yang diperoleh dengan menggunakan tabel :
Keterangan :
LKK = Luas Kayu Keseluruhan
LKT = Luas Kayu Teras
LKG = Luas Kayu Gubal
% KT = Persentase Kayu Teras
% KG = Persentase Kayu Gubal
A = Penampang melintang log bagian ATAS
B = Penampang melintang log bagian BAWAH
R = RATA-RATA luasan penampang melintang log
Tidak ada komentar:
Posting Komentar