MENGHADAPI ZONA NYAMAN
Takut menghadapi dunia
persaingan yang makin ketat dan adanya perasaan tidak mau mengalami kesusahan
menjadi contoh penyebab banyak orang malas keluar dari zona nyaman yang telah
mereka miliki.
Menurut konsultan
Experd, comfort zone atau zona nyaman merupakan situasi ketika Anda sudah
nyaman dengan suatu keadaan. Target yang Anda terima tidak menantang diri untuk
melakukan sesuatu yang lebih daripada saat ini.
Seseorang yang sudah
berada dalam posisi nyaman biasanya cenderung menikmati yang sudah ada dan
tidak mendorong dirinya untuk meraih hal yang lebih baik lagi serta merasa puas
dengan keadaan saat ini.
Jika hal tersebut
dibiarkan, kemampuan diri anda dalam mengambangkan potensi dan kesempatan baru
yang seharusnya dapat dimiliki tidak akan pernah terjadi. Padahal, sebagai
manusia, sejatinya kita perlu menguji limitasi atau batasan sehingga seluruh
kemampuan yang dimiliki dapat teraktualisasikan dengan maksimal.
Namun, sebenarnya, apa
inti dari keluar zona nyaman ? setiap individu punya pemahaman dan cara
masing-masing seperti yang dialami oleh CEO The Body Shop Indonesia Suzy
Hutomo, seperti dilansir dari More Indonesia edisi Mei 2014. Baginya, tinggal
terlalu lama di suatu zona nyaman sangat menggelisahkan. Oleh karena itu, ia
berusaha melepaskan diri dari zona nyaman menjadi karyawan dengan menjadi
pengusaha.
Masih dari edisi yang
sama, CEO tumble Tots Indonesia
Novita Tandry juga mengikuti kata hatinya. Mengalami penolakan berkali-kali
sebelum menjadi Master Franchise Tumble Tots Indonesia serta Leap and Bounds
Indonesia tak mematahkan semangat Novita berbisnis di usia muda, 22 tahun.
Selang 20 tahun kemudian, jerih payahnya membuahkan hasil. Tuumble Tots Indonesia
kini memiliki 50 cabang lebih yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kedua sosok di atas
menghadapi hal yang asing dan tidak nyaman, tetapi mereka terus konsisten
berusaha sehingga akhirnya menggapai hal yang dicita-citakan. Jadi, sebenarnya
yang dimaksud dengan keluar atau menghadapi diri dalam zona nyaman adalah terus
menggali kemampuan dan tidak mudah berpuas diri dengan pencapaian yang sudah
ada saat ini.
Sumber : Koran Kompas
Edisi Rabu, 4 Juni 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar