PENDAHULUAN
Kayu bersifat higroskopis,
artinya kayu memiliki daya tarik terhadap air, baik dalam bentuk uap maupun
cairan. Kemampuan kayu untuk mengisap atau mengeluarkan air tergantung pada
suhu dan kelembaban udara sekelilingnya. Sehingga banyaknya air dalam kayu
selalu berubah-ubah menurut keadaan udara atau atmosfer sekelilingnya. Semua
sifat fisik kayu sangat dipengaruhi oleh perubahan kadar air kayu. Oleh karena
itu dalam penggunaan kayu sebagai bahan baku bangunan, perabot dan lain
sebagainya perlu diketahui kandungan kadar air, letaknya air dalam kayu dan
bagaimana air itu bergerak di dalam kayu. Dengan sifat ini, maka kayu dapat
mengembang pada kondisi musim hujan atau pada kelembaban tinggi dan dapat
menyusut pada kondisi musim kemarau atau pada kelembaban rendah, bila kayu
tersebut belum dikeringkan pada saat penggunaan (Haygreen, 1993).
Hutan Tanaman |
Kadar air akhir dipertahankan dengan cara pengeringan. Sebagai Contoh:
1.
Jika tujuan pengeringan adalah untuk melindungi
kayu dari serangan jamur selama jangka waktu tertentu, nilai kadar air` sekitar 20%.
2.
Penggunaan diluar seperti jendela disarankan
dengan kadar air di antara 12%-15%
3.
Penggunaan didalam ruangan disarankan dengan
-
Nilai kadar air rendah;
-
kayu yang digunakan sebagai perabotan, lantai
atau panel interior yang digunakan kadar air dibawah 6%-8%
4.
Untuk kesetimbangan kadar air dengan temperatur
200-250C dengan nilai relatif 30%-40%.
Dengan melakukan pengeringan
kayu akan diperoleh keuntungan sebagai berikut :
- Menjamin
kestabilan dimensi kayu.
-
Menambah kekuatan kayu, makin rendah kadar air
kayu akan semakin kuat kayu tersebut.
- Membuat kayu menjadi ringan, hemat ongkos
angkut.
- Memudahkan
pengerjaan selanjutnya.
- Mencegah serangan jamur dan bubuk kayu.
(Walker, dkk, 1992).
Temperatur udara dan kelembaban relatif sangat menentukan keadaan iklim
dalam oven yang dapat mempengaruhi kadar air keseimbangan dalam kayu. Dengan
bantuan alat-alat oven, iklim udara dalam oven dapat diubah melalui pengaturan bola
basah dan temperatur bola kering sehingga nilai kelembaban udara relatif dalam
ruang akan berubah. Perubahan ini menyebabkan kayu akan menyesuaikan kondisi
kadar airnya dengan kondisi udara disekitar kayu (Budianto, 1996).
Kecepatan penguapan air dari
dalam kayu dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pada garis besarnya faktor-faktor
tersebut dapat dibedakan atas dua golongan yatun faktor dalam dan faktor luar.
Faktor luar terdiri dari;
1.
Suhu
, pada keadan dimana kelembapan relatif udara tetap maka makin tinggi suhu
makin cepat jalannya pengeringan.
2.
Kelembapan
udara, dalam keadaan suhu yang tetap maka makin rendah kelembapan udara makin
cepat jalannya pengeringan.
3.
Sirkulasi
udara, peredaran udara yang baik menyebabakan udara yang basah dan dingin yang mengandung uap air dialirkan dan diganti
dengan udara yang kering dan panas sehingga mempercepat jalannya pengeringan.
Faktor dalam terdiri dari;
- Jenis kayu , pada umumnya kayu daun
lebar lebih lambat kering daripada kayu daun jarum.
- Kadar air permulaan , makin basah
kayu pada saat permukaan
dikeringkan makin lama pengeringannya.
- Perbedaan kayu gubal dan kayu teras,
pada bagian kayu gubal lebih cepat
mengering daripada kayu teras.
Ketebalan kayu, dimana kayu yang tebal lebih lama
mengering daripada kayu yang tipis.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengeringan Dengan Tenaga Surya
Metode pengeringan dengan
tenaga surya adalah suatu variasi antara pengeringan udara dengan kiln yang
dilaksanakan dengan solar dryers dan solar kiln. Ada dua tipe dasar pengeringan ini yakni green
house dan pengumpulan sinar matahari. Energi dipindahkan menuju
kiln oleh udara atau dalam lintasan udara yang tertutup. Pengeringan ini
lebih cepat dari pada pengeringan udara dan lebih lambat daripada pengeringan
kiln (Tsoumis, 1991)
Pergerakan air di dalam kayu
terjadi dari daerah berkelembapan tinggi ke daerah yang berkelembapan lebih
rendah. Kayu akan mengering dan bagian luar ke dalam kayu. Dengan kata lain
permukaan kayu lebih cepat mengering daripada bagian dalamnya. Proses keluarnya
air dalam proses pengeringan disebut proses evaporasi. Evaporasi akan terjadi
bila kadar air di dalam kayu lebih besar dari kadar air keseimbangan (EMC).
Selama proses pengeringan kayu berlangsung, yang terlebih dahulu keluar adalah
air bebas yang terdapat dalam rongga sel. Setelah itu menyusul air yang terikat pada
dinding-dinding sel. Keadaan titik air bebas telah habis keluar, tetapi air
terikat masih dalam keadaan jenuh, dinamakan keadaan pada titik jenuh serat
(FSP=Fiber Saturation Point). Perubahan kadar air yang dialami kayu pada
keadaan di atas titik jenuh serat ini tidak mempengaruhi bentuk dan ukuran
kayu. Tetapi segala perubahan bentuk dan ukuran kayu. Oleh sebab itu
perubahan-perubahan kadar air di bawah titik jenuh serat ini sangat
mempengaruhi sifat-sifat fisik dan mekanik kayu (Dumanauw, 2003).
Ada beberapa tipe
pengering kayu menggunakan tenaga matahari tetapi pada dasarnya memiliki
prinsip sama yaitu mengumpulkan energi panas sehingga mencapai suhu tertentu
dan suhu ini digunakan untuk mengeluarkan air dari dalam kayu (Dumanauw, 2003).
Metode pengeringan dengan tenaga surya adalah suatu variasi antara
pengeringan udara dengan kiln yang dilaksanakan dengan solar dryers dan solar
kiln. Ada dua tipe dasar pengeringan ini yakni green house dan
pengumpulan sinar matahari. Energi dipindahkan
menuju kiln oleh udara atau dalam
lintasan udara yang tertutup. Pengeringan ini lebih cepat dari pada pengeringan
udara dan lebih lambat daripada pengeringan kiln.
Pengeringan dengan menggunakan sinar matahari
sebaiknya dilakukan di tempat yang udaranya kering dan suhunya lebih dari 100o Fahrenheit.
Pengeringan dengan metode ini memerlukan waktu 3-4 hari. Untuk kualitas yang
lebih baik, setelah pengeringan, panaskan bahan di oven dengan suhu 175o Fahrenheit
selama 10-15 menit untuk menghilangkan telur serangga dan kotoran lainnya
(Dumanauw, 2003).
Keuntungan pengeringan
menggunakan tenaga surya (matahari) adalah: Biaya peralatan pengeringan dengan
tenaga surya lebih rendah, khususnya tipe green house. Operasinya lebih mudah
daripada pengeringan dengan kiln. Kadar air kayu dapat direduksi dengan level
rendah (dibawah 7%). Metode ini sangat cocok pada daerah dengan temperatur
tinggi dan pada saat suhu rendah. Pengeringan tenaga surya dapat dikombinasikan
dengan kiln, penggeringan udara, dan pengeringan dehumudifikasi (Tsoumis,
1991).
Kelemahan tipe
pengering ini adalah kecepatan dan kapasitas pengeringan. Volume kayu dan
pengeringan sangat tergantung dengan keberadaan panas matahari. Untuk di negara
yang memiliki empat musim hal ini akan kurang menguntungkan tapi termasuk dalam
pengeringan yang paling murah dalam hal investasi awal (Budianto, 1996).
Pengeringan Dengan Kipas Angin
Selain
temperatur dan kelembaban udara relatif, sistem pengering kayu dipengaruhi
oleh sirkulasi udara. Fungsi udara dalam sistem pengering kayu. adalah:
1.
sebagai
konduktor (perantara) rambatan gelombang panas (konduktor panas ke kayu
sehingga air dalam kayu dipanasi dan terevaporasi keluar):
2.
pembawa uap air yang keluar dari permukaan kayu.
Kipas merupakan alat penggerak
utama sirkulasi udara, udara yang bergerak dapat ditekan masuk di antara
celah-celah tumpukan kayu. Kita dapat merencanakan kekuatan kipas-kipas
tambahan agar sirkulasi udara dapat menerobos masuk di sela-sela tumpukan kayu.
Ada dua macam kipas pada sistem pengeringan ini, yaitu:
-
Sistem kipas aksial (axial fans) biasanya kapasitas muatnya di atas
25 m3 - 250 m3
-
Sistem kipas radial (radial fans), kapasitas
muatnya di bawah 25 m3.
(Budianto, 1996).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar