TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Pengertian Tanah
Tanah sebagai media
pertumbuhan memberikan pengaruh bagi kelangsungan hidup baik bagi tumbuhan
maupun hewan terutama bagi hewan yang hidup di dalam atau permukaan tanah.
Tanah adalah suatu substrat bagi organisme yang di dalamnya berisi berbagai
komponen diantaranya adalah komponen biotis yaitu mikroorganisme serta komponen
abiotikyaitu substansi organik yang berupa materri tumbuhan dan hewan yang telah mati, akar-akar tanaman dan tanah
itu sendiri. Kelembaban, suhu udara,
kesaraan tanah, kehidupan jasad renik dan fauna tanahsangat berpengaruh dalam
menunjang kehidupan tanaman dan kesuburan tanah. Komponen di dalam tanah telah
diketahui dapat memberikan sumbangan terhadapproses aliran energi dari ekosistem setempat karena kelompok hewan
ini mampu melakukan penghancuran terhadap meteri tumbuhan dan hewan yang telah
mati. Bahan oraganik tanah yang berada dalam proses pelapukan akan menjadi
bahan nutrisi jasad renik dan fauna tanah, sebagai akibatnya bahan ini akan
berubah terus dan tidak mantap serta harus selalu diperbaharui melalui
penambahan sisa tumbuhan atau hewan yang telah mati (Des.W.1995).
2.2
Simbiosis Mikrobia - Fauna Tanah
Banyak mikrobia yang telah diketahui dapat hidup
secara bersimbiosi dengan fauna(hewan) tanah yang berada dalam fase larva,
seperti Coleopptera, Diptera dan Hymenoptera. Hubungan ini khususnyayang
bersifat permanen, umumnya terbentuk
bersama dengan fauna penghuni humus yang kurang mampu merombak sampah
dedaunan yang terdapat di permukaan tanah. Hubungan ini dapat terjadi sebagian
akibat kurangnya nutrisi dalam humus yang tersedia bagi fauna, sedangkan
mikrobia simbiosisnya mampu mensintesis hara esensial yang tidak tersedia dalam
tanah. Sebagai contoh, konsekuensi adanya hubungan ini, apabila khamir
dikeluarkan dari usus atau sel usus sejenis kumbang, maka fauna akan tumbuh
merana hingga vitamin B dan sterol khamir
ditambahkan ke dalam ransum makanannya. Beberapa bakteri usus mempunyai
kemampuan untuk mencerna selulosa dan khitin , dan hasil perombakannya dapat
digunakan oleh fauna inangnya. Adanya mikrobia usus yang memiliki enzim yang
lebih potensial daripada fauna inangnya sudah diketahui lama, tetapi karena
sebagian besar fauna ini berukuran mikro (Kemas, A , 2005).
2.3 Makrofauna dan Populasi Hewan Tanah
Bagian terbesar dari populasi hewan tanah adalah serangga.
Kevan (1965) menyatakan bahwa artropoda yang paling menonjol adalah kelompok
Arachnida dan colembola, yang juga cukup penting adalah kaki seribu
(Diplopoda), rayap(Isoptera), larva diptera , kumbang dan larvanya(Coleptera)
dan semut (hymenoptera). Sebagian besar dari kelompok hewan ini selain semut
rayap dan kumbang hidup di atas permukaan sampah atau celah-celah di dalam
tanah, atau didalam saluran yang disebabkan oleh akar tumbuhan, cacing tanah
dan hewan penggali lainnya. Kebiasaan makan dari kelompok hewan artropoda ini
sangat bervariasi, biasanya memakan bahan tumbuhan atau hewan yang telah mati.
Bentuk artropoda penting karena mempunyai aktivitas dalam pengangkutan materi
dari permukaan tanah ke dalam tanah atau pembentukan humus dan dalam perbaikan
struktur tanah walaupun tidak sebesar sumbangan yang diberikan oleh cacing
tanah (Notohadiprawiro, 1998).
Makrofauna tanah lebih menyukai keadaan lembab dan masam lemah sampai
netral. Makrofauna mempunyai peran yang
sangat beragam di dalam habitatnya. Pada ekosistem binaan, keberadaannya dapat
menguntungkan dan merugikan bagi sistem
budidaya. Dinamika populasi makrofauna
tanah tergantung pada faktor lingkungan
yang mendukungnya, baik berupa sumber makanan, kompetitor, predator
maupun kedaan lingkungan fisika kimianya. Bahan organik tanaman merupakan
sumber energi
Sarang
rayap Anoplotermes paciticus yang terdapat di dalam tanah dapat dilubangi oleh akar - akar tanaman.
Akar - akar tanaman tersebut dimakan oleh rayap, tetapi tidak menyebabkan
tanaman tersebut mati karena sebagian besar akar yang tidak dimakan oleh rayap
dapat menyerap bahan-bahan organik yang terdapat di dalam sarang rayap
(Herawati.2007).
Koloni
rayap yang sangat besar misalnya Macrotermes, di dalam habitat savana dapat
memindahkan lebih dari satu ton vegetasi setiap tahun. Oleh karena itu koloni
Macrotermes mampu membuat sarang dan
menciptakan kondisi permukaan tanah yang sangat berbeda. Sarang rayap
Macrotermes dapat mencapai ketinggian lebih dari 10 meter dan berdiri dengan
sangat kokoh dan tidak mudah hancur oleh hujan atau hempasan angin . Sementara
itu di daerah gurun vegetasi dapat bertahan di atas permukaan tanah jika tidak
ada serangan sayap.Heterotermes aureus di gurun arizona dapat mengkomsumsi kayu
seberat 78,9 kilogram per hektar per tahun. Serangan rayap banyak delakukan
pada pohon mati setelah hujan turun. Hodotermes di daerah gurun Afrika Selatan
berperanan penting dalam proses siklus nutrien tanah. Di daerah tersebut,
pertumbuhan sangat didukung oleh adanya rayap karena rayap membawa aira ke
daerah tumbuh tumbuhan sehingga ketersediaan air bagi pertumbuhan tanaman
menjadi lebih baik (Herawati.2007).
Peledakan
hama serangga satu dari interasi terbesar yang menakjuban antara tingkat tropik
pada bioma ini adalah dampak yang disebabkan oleh larva Budworn spruce
pada pohon-pohon yang dominan dan tentu saja juga ekosistem secara keseluruhan.
Berkurangnya kekuatan pohon-pohon yang tua membuat pohon-pohon tersebut mudah
terserang penyakit dan diversitas hutan tua yang rendah mempercepat penyebaran
di seluruh hutan. Dalam keadaan yang lembab, teristemewa pada bioma waktu musim
panas yang dingin terjadi ,keberhasilan hidup larva menurun. Taksiran kepadatan
populasi organisme berdasarkan contoh adalah dengan cara menghitung jumlah
organisme yang diteliti dalam satuan unit contoh. Dari seluruh habitatnya
diambil sebesar ukuran tertentu dan organisme yang terdapat dalam contoh
tadilah yang dihitung habitatnya itu merupakan suatu daerah yang luas maka
diambillah seluas tertentu dari daerah
itu dihitunglah organisme yang terdapat di dalamnya. Satuan kepadatan
populasi yang didapat dengan cara ini dinyatakan dalam jumlah per satuan
luas contoh( ekor per luas daerah
contoh). Untuk suatu studi yang lebih serius, diperlukan studi pendahuluan yang
lebih khusus pula mengenai bagaimana desain rancangan pencuplikannya. Aspek-
aspek ini sangat tergantung dari tujuan penelitian dari spesies organisme yang
diteliti, jadi tidak ada metode pencuplikan berlaku secara umum atau universal
(McNaaughton,1990).
Di dalam tanah terdapat sekelompok organisme yang saling mempengaruhi dan
merupakan suatu ekosistem yang saling mempengaruhi yang terdiri dari mineral,
air, udara, bahan-bahan organik dan sejumlah organisme besar dan kecil semuanya
terikat dalam hubungan komunitas yang kompleks. Tanah sebagai media pertumbuhan
memberikan pengaruh bagi kelangsungan hidup baik bagi tumbuhan maupun hewan,
terutama buat hewan-hewan yang hidup di dalam atau di permukaan tanah.
Kelembaban, suhu udara, kesaraan tanah, kehidupan jasad renik dan fauna tanah
sangat berpengaruh dalam menunjang kehidupan tanaman dan kesuburan. Tanah
adalah suatu substrat bagi organisme yang di dalamnya berisi berbagai komponen
diantaranya adalah komponen biotis yaitu mikroorganisme dan makroorganisme
serta komponen abiotik yaitu substansi organik yang berupa materi tumbuhan dan
hewan yang telah mati,akar-akar tanaman dan tanah itu sendiri (Des W. 1995).
2.4 Komponen Hewan Tanah
Komponen biotis di dalam tanah telah diketahui dapat memberikan sumbangan
terhadap proses aliran energi dari ekosistem setempat ,karena kelompo hewan ini
mampu melakukan penghancuran terhadap materi tumbuhan dan hewan yang telah
mati. Bahan organik tanah yang berada dalam proses pelapukan akan menjadi bahan
nutrisi jasad renik dan fauna tanah,sebagai akibatnya bahan ini akan berubah
terus dan mantap serta harus haruselallu
diperbaharui melalui penambahan sisa tumbuhan atau hewan yanhg telah mati. (Des.W.1995).
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil dan Pembahasan
4.1.1
Data
Hasil pengamatan Pit Fall Trap 12 jam pertama
(Malam-pagi)
No.
|
Spesies
|
Famili
|
P L
O T
|
jlh
|
||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
|
||||
1
|
Bufo sp
|
Bufonidae
|
-
|
-
|
-
|
1
|
-
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
3
|
|
2.
|
Camponatus
pennsylvanicus
|
Formicidae
|
-
|
2
|
-
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
2
|
6
|
Hasil pengamatan Pit Fall Trap 12 jam kedua
(pagi-sore)
No.
|
Spesies
|
Famili
|
P L
O T
|
jlh
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
|
|||
1
|
Bufo sp
|
Bufonidae
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
2
|
2
|
Camponatus
Pennsylvanicus
|
Formicidae
|
2
|
1
|
-
|
2
|
-
|
-
|
-
|
1
|
2
|
2
|
-
|
-
|
10
|
3
|
Allonemobius sp
|
Gryllidae
|
-
|
-
|
-
|
1
|
-
|
-
|
1
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
4.2 Pembahasan
Di dalam tanah terdapat sekelompok organisme yang saling mempengaruhi dan
merupakan suatu ekosistem yang saling mempengaruhi yang terdiri dari mineral,
air, udara, bahan-bahan organik dan sejumlah organisme besar dan kecil semuanya
terikat dalam hubungan komunitas yang kompleks. Tanah sebagai media pertumbuhan
memberikan pengaruh bagi kelangsungan hidup baik bagi tumbuhan maupun hewan,
terutama buat hewan-hewan yang hidup di dalam atau di permukaan tanah.
Kelembaban, suhu udara, kesaraan tanah, kehidupan jasad renik dan fauna tanah
sangat berpengaruh dalam menunjang kehidupan tanaman dan kesuburan.
Dari praktikum yang kami lakukan
kami memperoleh hasil bahwa pada sebidang area yang kami teliti terdapat hewan
tanah antara lain Bufo sp, Camponatus Pennsylvanicus
dan , Allonemobius sp yang
terjatuh dalam perangkap botol. Botol tersebut berisikan campuran antara
formalin 4% dan detergen. Dalam praktikum pit fall trap ini, formalin berfungsi
untuk mengawetkan setiap hewan tanah yang terjatuh dan terjebak dalam perangkap
botol jebak sedangkan detergen berfungsi
untuk mengurangi tekanan permukaan cairan atau yang kita kenal juga dengan nama
viskositas cairan sehingga hewan – hewan
kecil seperti serangga jatuh dalam perangkap.
Dari pengamatan yang dilakukan pada percobaan Pit
Fall Trap dengan dua kali pengamatan maka diketahui hewan yang masuk jebakan
(berhasil dijebak) adalah kelompok semut dari famili Formicidae yaitu Camponatus
Pennsylvanicus ekor dan pada
pengamatan kedua (sore) diperoleh 10 ekor, jadi totalnya 16 ekor.
Ditemukan juga Allonemobius
sp kelompok laba-laba kecil dari famili
Gryllidae sebanyak tiga ekor hanya pada pengamatan pertama. Disamping dari
kelompok Artropoda ada juga kelompok kodok juga yaitu Bufo sp famili Bufonidae
didapat 3 ekor pada pengamatan pertama
dan 2 ekor pada perlakuan kedua. Totalnya ada 5 ekor. Semut Camponatus
Pennsylvanicus adalah semut hitam
yang besar yang menggali serentetan lorong-lorong yang saling berhubungan di
dalam kayu untuk sarangnya (Donald
J.B,1989)
BAB
5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.1 Kesimpulan
a. Populasi hewan tanah (serangga) di tanah dapat diketahui melalui percobaan Pit Fall Trap yang akan menjebak hewan tersebut melalui suatu perangkap berupa lubang. Ditaksir ada populasi semut (Camponatus Pennsylvanicus ) sebanyak 16 ekor, populasi cengkerik (Allonemobius sp ) sebanyak tiga ekor, dan populasi kodok (Bufo sp) sebanyak 3 ekor.
b. Komposisi dan struktur hewan yang aktif di dalam tanah sangat bervariasi mulai dari hewan kecil (mikrofauna) sampai yang ukuran besar (makrofauna).
5.1.2
Saran
a.
Pada
praktikum selanjutnya sebaiknya dalam penentuan lokasi diusahakan di tempat
yang datar , tidak tergenang air dan tidak ditumbuhi oleh akar tanaman yang
keras dan sulit digali
b.
Sebaiknya setiap prosedur dijalankan dengan baik agar
hasil yang dicapai terwujud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar