TELINGA
BERDENGING, AWAS OTITIS!
Radang telinga dapat disebabkan
oleh bakteri maupun virus yang mengendap di rongga telinga bagian luar, tengah
serta dalam. Bisa juga diakibatkan oleh infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
Kalau tiba-tiba telinga Anda berdenging atau malah kehilangan pendengaran,
kemungkinan itu tanda radang telinga. Jangan ragu minta bantuan dokter.
Selain berdenging, radang telinga
juga sering ditandai timbulnya rasa nyeri, telinga terasa penuh, atau mendadak
tuli. Kalau sudah demikian mesti hati-hati, bisa jadi itu otitis telinga tengah
serta otitis eksternal atau radang telinga luar. Peradangan pada telinga tengah
seringkali dimulai ketika infeksi yang menyebabkan sakit tenggorokan dan
selesma atau gangguan pernapasan lainnya yang menyebar ke telinga tengah. Ini
dapat disebabkan virus atau bakteri yang menjadi akut atau kronis.
Otitis media akut biasanya timbul
dengan cepat dan berdurasi pendek. Otitis media akut biasanya berhubung dengan
akumulasi cairan di telinga tengah. Otitis media kronis (OMK), yaitu peradangan
telinga tengah yang gigih, secara khas bisa diderita selama sebulan. Berbeda
dengan infeksi telinga akut (otitis media akut) yang biasa berlangsung beberapa
minggu.
Setelah infeksi akut, cairan mungkin
tertinggal di belakang gendang telinga (tympanic membrane) yang mengendap
sampai tiga bulan sebelum menghilang. OMK mungkin berkembang setelah periode waktu berkepanjangan dengan cairan
atau dengan cairan atau tekanan negatif
di belakang gendang telinga. OMK dapat menyebabkan kerusakan yang terus-menerus
pada telinga tengah dari gendang telinga. OMK sering kali dimulai tanpa nyeri
dan demam. Tekanan telinga atau telinga yang meletus dapat menjadi gigih untuk
berbulan-bulan. Adakalanya kehilangan pendengaran tidak kentara disebabkan oleh
otitis media kronis.
Radang telinga tengah atau otitis
media akut (OMA) biasanya disertai demam dan telinga terasa penuh. Jika
berlangsung dalam waktu lama, hingga menahun, akan berubah menjadi otitis media
supuratif kronis (OMSK), yaitu radang kronis telinga tengah dengan adanya
lubang (perforasi) pada gendang telinga (membran timpani). Cairan (sekret) dari
telinga (otorea) lebih dari dua bulan, baik terus-menerus atau hilang timbul.
Adanya tekanan dari cairan yang terkumpul di gendang telinga akan menimbulkan
demam tinggi, mual-mual, muntah, sakit kepala dan selera makin menurun atau
hilang. Keluarnya cairan kental dan menandai robeknya gendang telinga akibat
tekanan cairan yang demikian kuat. Namun, bila peradangan tersebut tidak disertai
infeksi, bisa saja gangguan telinga ini hampir tanpa gejala. Gejalanya juga
bisa berupa perasaan telinga seperti dipenuhi sesuatu. Bila ada infeksi, yang
biasanya berasal dari infeksi saluran napas bagian atas, gejala yang muncul mirip flu.
Radang telinga luar umumnya
disebabkan infeksi bakteri atau jamur. Bisa juga noninfeksi, misalnya karena
iritasi, eksim di telinga, kecelakaan, atau trauma. Sementara radang telinga
bagian dalam seringkali karena penjalaran atau komplikasi dari radang telinga
bagian tengah. Infeksi di telinga tengah bisa menyebabkan rusaknya struktur
telinga tengah dan lama-kelamaan akan menimbulkan komplikasi. Si penderita bisa
mengalami pusing berputar dan infeksinya menyebar hingga ke otak.
Untuk mendeteksi radang telinga
dapat dilakukan dengan cara anamnesis, yaitu melihat gendang telinga dengan
otoskop. Tes menggunakan garputala dan audiometri juga bisa digunakan. Alat ini
berfungsi untuk mengetes ketajaman pendengaran, OAE (oto akustik emation dan
BERA ( brea respons audiometri).
Pemberian obat tetes pencuci telinga H2O2 takaran 3 persen selama 2-3 hari, sesuai dengan
kebutuhan si penderita, disertai antibiotika. Bila sekret berkurang tetapi
belum kering, berikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan
kartikosteroid, antara 10-14 hari. Bila dengan pengobatan konservatif sekret
tidak kering, kemungkinan sudah menjadi mastoidis, sehingga dianjurkan operasi.
Pada tipe maligna, pengobatan yang tepat adalah operasi. Penderita OMSK tidak
boleh berenang agar kondisi tidak bertambah parah. Hindari mengorek telinga
radang.
Berikut
kiat memelihara kesehatan telinga:
v Menjaga pola
hidup sehat agar daya tahan tubuh tetap prima.
v Mencegah
infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dengan mengonsumsi makanan bergizi.
v Membiasakan
mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar.
v Menjaga
kebersihan udara dengan ventilasi yang cukup.
v Menghindari
asap rokok.
v Meninggalkan
kebiasaan membersihkan telinga dengan benda berujung keras seperti kapas
bertangkai (cotton buds). Cotton buds malah mendorong kotoran masuk lebih dalam
ke telinga dan bisa melukai gendang telinga sehingga menyebabkan radang.
v Cukup
bersihkan bagian muara telinga dan daun telinga. Kotoran telinga pada dasarnya
dapat keluar sendiri dengan bantuan bulu-bulu halus secara alami tumbuh di
dalam telinga. Jika kotoran mengeras dan tak dapat keluar, sebaiknya minta
bantuan dokter spesialis telinga hidung tenggorok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar