H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Sabtu, 10 Maret 2012

Sifat Fisis Kayu


SUSUT KAYU


Susut kayu pada panjang dalam hal ini merupakan bidang longitudinal memiliki angka atau persentase susut yang sangat kecil, karena dalam peringkat kembang susut pada arah longitudinal berkisar antara 0,1%-0,2%, dan dikarenakan pada bagian ini aliran air dan udara melalui pori tidak seperti radial melalui jari-jari atau tangensial yang melalui noktah.
Pada percobaan kami ada dimensi yang mengembang, terutama pada kondisi kipas angin hal ini mungkin disebabkan kondisi mekanik kipas yang tidak selalu senantiasa berputar. Dan pada proses pengovenan mungkin diakibatkan retakan dimensi dan pengaturan suhu yang tidak selalu konstan yang diakibatkan pemekaian banyak data kegiatan.
Kadar air yang kami dapat merupakan perhitungan dari langkah pengeringan sehingga ada yang didapat kadar air sama dengan nol. Hal ini bukan berarti kayu tersebut tidak mempunyai kandungan air, namun penyusutannya tidak ada dan relatif stabil. Pengembangan pada kayu dapat terjadi akibat jaringan ultrastruktur pada kayu mengalami penambahan dimensi, sedangkan penyusutan terjadi akibat jaringan ultrastruktur kayu yang mengalami pengurangan dimensi. Hal ini sesuai dengan literatur Dumanauw (1993) yang menyatakan bahwa penambahan air atau zat cair lain pada zat dinding sel akan menyebabkan jaringan mokrofibril mengembang, keadaan ini berlangsung sampai titik jenuh serat tercapai. Dalam proses ini dikatakan bahwa kayu mengembang atau memuai.
Penambahan air seterusnya pada kayu tidak akan mempengaruhi perubahan volume dinding sel sebab air yang ditambahkan di atas titik jenuh serat akan ditampung dalam rongga sel. Sebaliknya jika air dalam kayu dengan kadar air maksimum dikurangi, maka pengurangan air pertama-tama akan terjadi pada air bebas dalam rongga sel sampai mencapai titik jenuh serat. Pengurangan air selanjutnya di bawah titik jenuh serat akan menyebabkan dinding sel kayu itu menyusut atau mengerut. Dalam hal ini dikatakan kayu itu mengalami penyusutan atau pengerutan. Perubahan dimensi dinyatakan dalam persen dari dimensi maksimum kayu itu. Dimensi maksimum adalah dimensi sebelum ada penyusutan. Maka pengembangan dan penyusutan umumnya dinyatakan dalam persen dari volume atau ukuran kayu dalam keadaan basah atau diatas titik jenuh serat.
Penyusutan (%) = perubahan dimensi terhadap dimensi maksimum x 100%
                                                  dimensi maksimum

Penyusutan (%) = dimensi awal – dimensi akhir x 100%
                                          dimensi awal

Arah merupakan faktor yang sangat menentukan besarnya kembang susut suatu kayu. Hal ini sesuai dengan literatur Budianto (2000) yang menyatakan bahwa kembang susut kayu mempunyai arah tertentu karena adanya perbedaan struktur pori-pori kayu atau trakeida pada kayu berdaun jarum. Pada umumnya, terdapat 3 arah penyusutan utama pada kayu, yaitu tangensial, radial, dan longitudinal (aksial). tangensial merupakan arah penyusutan searah dengan arah lingkaran tahun. Besar penyusutan pada arah ini adalah 4,3%-14% atau rata-rata 10%. radial merupakan arah penyusutan searah dengan jari-jari kayu atau memotong tegak lurus lingkaran tahun. penyusutan pada arah ini berkisar antara 2,1%-8,5% atau rata-rata 5 %. longitudinal (aksial) merupakan arah peyusutan searah dengan panjang kayu atau serat batang kayu. Penyusutan arah ini berkisar antara 0,1%-0,3% atau biasa diperhitungkan 0,3%.
Meminimalisir kadar air hingga stabil merupakan langkah ampuh mengatasi penyusutan pada kayu. Jumlah kadar air biasanya serupa dengan besarnya penyusutan dan banyaknya air yang dikeluarkan dari dalam kayu. Berarti kayu yang memiliki kayu dengan kerapatan tinggi mempunyai kadar air yang rendah dan sebaliknya juka kayu memiliki kerapatan rendah maka kandungan air dalam kayu tinggi. Hal ini sesuai dengan literature Haygreen dan Bowyer (1996) yang menyatakan bahwa variasi dalam penyusutan contoh-contoh uji yang berbeda dari spesies yang sama dibawah kondisi yang sama terutama akibat dari tiga faktor: Ukuran dan bentuk potongan. Ini mempengaruhi orientasi serat dalam potongan dan keseragaman kandungan air di seluruh tebalnya. Kerapatan contoh uji. Semakin tinggi kerapatan contoh uji, semakin banyak kecenderungannya untuk menyusut.
Laju pengeringan contoh uji. Kondisi pengeringan yang cepat, tegangan internal terjadi karena perbedaan penyusutan. Hal ini sering mengakibatkan penyusutan akibat yang lebih kecil daripada kalau tidak terjadi hal tersebut. Besarnya penyusutan umumnya sebanding dengan banyaknya air yang dikeluarkan dari dinding sel. Hal ini berarti bahwa spesies dengan kerapatan tinggi haruslah menyusut lebih banyak per persen perubahan kandungan air daripada spesies dengan berat jenis rendah. Hubungan antara penyusutan dan kandungan air pada dasarnya adalah linier. Dalam praktek yang aktual, penyusutan sautu papan dapat berlangsung sebelum kandungan air rata-rata jatuh.
Rongga sel dan dinding sel



Tidak ada komentar:

Posting Komentar