TEKNIK
PENEBANGAN KAYU
Penebangan merupakan langkah awal dari kegiatan
pemanenan kayu, meliputi tindakan yang diperlukan untuk memotong kayu dari
tunggaknya secara aman dan efisien (Suparto, 1979). Tujuan penebangan adalah
untuk mendapatkan bahan baku untuk keperluan industri perkayuan dalam jumlah
yang cukup danvberkualitas baik.
Pada
dasarnya kegiatan penebangan pohon terdiri dari 3 kegiatan, yaitu :
1. Persiapan
dan pembersihan tumbuhan bawah. Tujuannya adalah untuk mempermudah kegiatan
penebangan dan mencegah terjadinya kecelakaan selama kegiatan penebangan.
2. Penentuan
arah rebah.
3. Pembuatan
takik rebah dan takik balas.
Arah
rebah Pohon.
Sebelum penebangan dimulai perlu dilakukan penandaan
terhadap pohon yang akan ditebang dan pohon yang tidak boleh ditebang.
Penandaan ini harus dilakukan pada setiap pohon yang dimaksud dengan
menggunakan cat atau bahan lain yang tahan lama. Terdapat beberapa hal yang
penting yang perlu diperhatikan dalam menentukan arah rebah pohon, yaitu :
A. Kondisi
pohon : kondisi pohon yang dimaksud disini adalah posisi pohon (normal atau
miring): kesehatan pohon (gerowong atau terdapat cacat-cacat lain yang
mempengaruhi rebahnya pohon); bentuk tajuk dan keberadaan banir.
B. Kondisi
lapangan di sekitar pohon : kondisi lapangan ini meliputi keadaan vegetasi di
sekitar pohon yang akan ditebang, termasuk keadaan tumbuhan bawah, lereng,
rintangan (jenis-jenis pemanjat, tunggak dan batu-batuan).
C. Keadaan
cuaca pada saat penebangan. Apabila hujan turun dan angin kencang, maka semua
kegiatan harus dihentikan.
Keberhasilan penebangan sangat ditentukan oleh arah
rebah pohon. Arah rebah yang benar akan menghasilkan kayu sesuai dengan yang
diinginkan dan kecelakan kerja dapat dihindari serta kerusakan terhadap
lingkungan dapat ditekan, sedangkan apabila arah rebah yang ditentukan tidak
benar, maka kayu akan rusak dan kemungkinan terjadinya kecelakaan sangat besar
serta pohon yang rebah akan merusak lingkungan sekitarnya. Oleh karenanya dalam
nenentukan arah rebah pohon harus berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang
sudah ditetapkan. Bebererapa ketentuan arah rebah yang benar adalah sebagai
berikut :
·
Sedapat mungkin menghindari arah rebah
yang banyak dijumpai rintangan, seperti :
·
batu-batuan, tunggak, pohon roboh dan
parit.
·
Jika pohon terletak di lereng atau
tebing, maka arah rebah diarahkan ke puncak lereng. Diusahakan menuju tempat
yang tegakan tinggalnya relatif sedikit.
·
Arah rebah diupayakan disesuaikan dengan
arah penyaradan kayu atau ke arah yang
·
memudahkan penyaradan kayu.
·
Pada daerah yang datar, arah rebah pohon
disesuaikan dengan bentuk tajuk dan posisi pohon. Selain menentukan arah rebah
pohon, perlu juga ditentukan arah keselamatan bagi regu penebang. Apabila
sebatang pohon akan ditebang, luas daerah berbahaya diperkirakan 2 x tinggi
pohon yang bersangkutan (Gambar 2). Demi menjamin keselamatan penebang, maka
daerah yang aman berada pada sudut 450 di
kiri dan kanan garis lurus arah rebah pohon yang ditentukan.
Teknik
Penebangan
Selain
arah rebah pohon, faktor yang menentukan keberhasilan penebangan adalah pembuatan
takik rebah dan takik balas. Takik rebah dan takik balas ini yang akan menentukan
arah robohnya pohon. Tipe-tipe takik rebah yang dapat digunakan antara lain :
(1) tipe biasa, (2) tipe humbolt, (3) dan (4) tipe takik rebah yang digunakan
untuk pohon yang besar.
Tipe takik rebah nomor (1) merupakan takik rebah
yang umum digunakan pada kegiatan penebangan kayu rimba di hutan alam,
sedangkan tipe nomor (2) adalah tipe takik rebah yang umum digunakan pda
kegiatan tebang habis di hutan jati. Sebelum takik rebah dibuat, untuk
pohon-pohon yang mempunyai banir perlu dilakukan pemotongn (pengeprasan) banir,
yaitu memotong banir sehingga diameter pangkal mendekati diameter batang kayu.
Tujuan dari pengeprasan banir adalah untuk memudahkan pembuatan takik rebah dan
takik balas.
Pembuatan takik rebah dan takik balas dapat
dilakukan dengan menggunakan alatalat konvensional (gergai tangan, kapak) dan
peralatan mekanis (gergaji rantai) Secara umum urutan pembuatan takik rebah dan
takik balas adalah sebagai berikut : Membuat takik rebah. Takik rebah terdiri
dari 2 bagian utama, yaitu alas takik dan atap takik. Alas takik dibuat
terlebih dahulu dengan kedalaman berkisar antara 1/5 – 1/3 diameter pohon
(dbh).
Setelah pembuatan alas takik, selanjutnya membuat
atap takik dengan sudut 45 dari alas takik, hasilnya berupa potongan yang
disebut dengan mulut takik. Membuat takik balas. Tinggi takik balas
diperkirakan 1/10 diameter pohon dari garis perpanjang alas takik. Takik balas
dibuat dengan cara memotong pohon secara horizontal pada ketinggian di atas sampai
kayu engsel. Kayu engsel. Kayu engsel merupakan bagian kayu antara takik balas
dan takik rebah. Kayu ini lebarnya kurang lebih 1/10 diameter. Fungsi dari kayu
engsel adalah sebagai kemudi dalam mengarahkan rebahnya pohon. Cara pembuatan
takik rebah dengan menggunakan gergaji rantai untuk kayu yang berdiameter besar
berbeda dengan cara pembuatan takik rebah untuk kayu yang berdiameter kecil.
Pohon kecil yang dimaksud disini adalah diameter pohon lebih kecil dari panjang
bilah gergaji yang digunakan, sedangkan kayu besar adalah jika diameter pohon lebih
besar dari panjang bilah gergaji yang digunakan. Pada kegiatan penjarangan umumnya
penebangan dilakukan tanpa membuat takik rebah seperti di atas, tetapi cukup dengan
memotong pohon secara horisontal hingga pohon yang bersangkutan rebah. Pembuatan
takik rebah yang tidak benar akan mengakibatkan pohon tidak rebah ke arah yang
sudah ditentukan. Selain itu takik rebah yang terlalu dalam akan mengakibatkan kayu
rebah sebelum waktunya dan terjadi unusan, yaitu serat kayu yang terjulur di
atas tunggak sebagai akibat kesalahan dalam pembuatan takik rebah.
terima kasih infonyaa
BalasHapus